Pendahuluan
Perubahan mekanisme K-Reward yang mulai diberlakukan bulan Juli ini oleh Kompasiana terus terang merubah pola menulis saya sebagai debutan untuk mendapatkan perhatian Admin, dan pembaca atau Kompasianer yang lain.
Awalnya K-Reward yang hanya mempertimbangkan views dari setiap tulisan Pilihan atau Artikel Utama. Kini mulai menerapkan sistem poin untuk masing-masing tulisan yang menyandang Pilihan, bahkan Artikel Utama mendapat poin lebih besar yang nantinya akan dikonversikan menjadi nilai final meski tetap masih melibatkan jumlah views.
Hal ini terus terang memberikan nafas baru bagi saya untuk mengambil sisi Pilihan atau Artikel Utama untuk membidik K-Reward, sejauh mana pengaruhnya terhadap posisi saya sebagai debutan di rengrengan penerima K-Reward. Karena kalau sebatas mengandalkan views kondisi saya boleh dikatakan jauh panggang dari apinya.
Tidak menutup mata faktor penghargaan K-Reward, infinite , KG Media dan semacamnya merupakan daya tarik tertentu. Bagi saya bukan masalah besar kecil nominalnya melainkan lebih ke pengakuan karena sebagai makhluk sosial kita memang butuh pengakuan dari orang lain.
Lebih Tertarik pada Konten Video
Sebagai kreator yang rajin membuat video saya sudah merasakan sensasinya, dengan mendapatkan beberapa video saya yang tayang di KG Media dan nominalnya sudah masuk saldo GoPay saya. Puji syukur alhamdulillah disitu saya merasa dapat pengakuan yang membuat melambungkan asa karena mampu mengimbangi kawan-kawan yang lain.
Dari pengalaman selama ini banyak tulisan (bukan video) yang berhasil jadi Pilihan bahkan beberapa nyangkut jadi Artikel Utama tapi tidak mampu mendongkrak posisi saya sebagai penerima K-Reward. Hal ini tentunya disebabkan karena jumlah views tadi, mengingat tulisan saya belum banyak mendapat pehatian pembaca.
Karena kondisi tersebut saya lebih suka membuat konten video meski kesannya agak dipaksakan, bidikan saya yang penting lulus sebagai artikel video syukur-syukur bisa menjadi  Pilihan atau Artikel Utama karena beberapa alasan diantaranya:
1. Views
Meski sepertinya viewer di konten video, kurang atau bahkan tidak berpengaruh pada K-Reward. Tapi disitu saya mendapat kepuasan dengan angka views yang selalu di atas artkel bukan video, walaupun views di Kompasiana tidak sebanding sengan viewer di YouTube sebagai platform sematannya.
sebagai contoh views saya untuk konten berjudul Masjid Al Jabbar Kebanggaan Baru Jawa Barat adalah 901 views:
Sedangkan di channel Youtubenya hanya mendapat 31 views:
Hal ini menunjukan tidak semua viewer di Kompasiana menonton video saya atau ada hal lain yang belum saya fahami.
2. Kesempatan tayang di KG media
Untuk video yang di upload di akun pribadi YouTube dan mendapat Video Pilihan atau Video Utama berkesempatan untuk tayang di KG Media, hal ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri. Lagi-lagi dalam hal ini bukan masalah nominal melainkan pengakuan yang dirasakan sebagai sebuah kepuasan.
3. Terakhir untuk konten video memang sudah menjadi passion saya alias hobi meski sekedar pembuat video otodidak dan amatiran.
Kesimpulan
Dengan adanya mekanisme baru pada sistim K-Reward di atas kini saya mencoba menulis sebanyak-banyaknya untuk mendapat Artikel Pilihan dan Minimal 1 Artikel Utama.
Berbagai kategori saya coba termasuk kesehatan, puisi, diary, sosbud, hobby, dan lain-lainnya, kini target saya adalah mendapat Artikel Pilihan dan Artikel Utama meski dengan resiko minim views.
Sedangkan untuk konten video masih tetap saya jalani karena memang disitu passion saya berada. Mungkin sedikit masukan bagi Admin Kompasiana untuk menjadikan laman dan menu konten video menjadi lebih smooth karena selama ini banyak keluhan kendala untuk membukanya dari para pembaca.
Sekian semoga Admin berkenan menjadikan tulisan ini sebagai Artikel Utama atau Artikel Pilihan kalaupun tidak saya akan terus mencoba hehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H