Pada kebiasaan orang Sunda kabuyutan (katakanlah orang sunda yang masih memegang tradisi Kasundaannya dengan kuat) Kujang itu tidak sembarang dipajang atau ditampilkan. Mereka punya keris, tombak dll. Tapi kujang tidak mereka tunjukan sembarangan, biasanya mereka bungkus dengan kain putih dan disimpan ditempat istimewa seperti di bawah bantal misalnya layak sesuatu barang yang sangat berharga.
Ada 40an jenis kujang lebih yang ada dan masing-masing menyimpan keunikannya tersendiri, kujang tidak sembarang digunakan, ditunjukan, bahkan tidak diperkenankan untuk dipegang orang lain selain pemiliknya.
Penggunaannya pun hanya digunakan pada acara ritual-ritual tertentu seperti acara ritual pemotongan padi pertama, ngabukbak leuweung (membuka hutan) dll.
Dari sekian banyak keterangan tentang kujang saya ditunjukan dua jenis kujang dari banyak jenis kujang yang ada yaitu kujang Ciung dan Kujang Jago dan dari sekian banyak filosofi yang menyangkut dalam benak dan perhatian saya adalah Mata Kujang (Lubang yang terdapat pada kujang).
Kujang, semua memiliki lubang yang menarik dari semua kujang tidak ada yang berlubang 8. Lubang terbanyak adalah 9, walaupun ada kujang berlubang delapan dinamakan sebagai Kujang Buta.
Berikut adalah penjelasannya:
Kujang direpresentasikan pada pembentukan janin manusia pada perut ibunya mulai dari satu bulan dan seterusnya, usia 8 bulan janin dianggap muda kembali (prematur) mangkanya di Sunda tidak ada kujang berlubang delapan (kujang buta) sedangkan kujang bermata 9 adalah simbol manusia ideal mengingat manusia pada umumnya dikandung selama 9 bulan.