Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Realita Bersepeda di Sekitar Kita

15 Mei 2024   03:48 Diperbarui: 16 Mei 2024   01:31 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan saya tentang siswa-siswi kami yang menggunakan sepeda kesekolah meningkat ternyata telah menjadi artikel Headline. 

Hal di atas karena siswa kami yang menggunakan sepeda tinggal relatif dekat dengan sekolah, apalagi sekarang semakin marak kehadiran sepeda listrik yang tidak perlu dikayuh untuk menggunakannya sehingga tren sepeda listrik dominan digunakan oleh siswi untuk menuju sekolah.

Tren bersepeda yang sempat ramai pada masa pandemi secara umum kemudian mengalami penurunan karena beberapa alasan. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini antara lain:

1. Kembalinya Aktivitas Normal: Saat pandemi, banyak orang mencari alternatif untuk berolahraga dan transportasi yang aman dari risiko penularan virus. 

Setelah situasi pandemi mereda dan kehidupan mulai kembali normal, banyak orang kembali ke rutinitas lama seperti menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum.

2. Waktu dan Kesibukan: Dengan kembalinya kegiatan seperti bekerja di kantor, sekolah, dan aktivitas sosial lainnya, banyak orang merasa tidak lagi memiliki waktu luang yang cukup untuk bersepeda.

3. Kurangnya Infrastruktur: Salah satu masalah utama yang menghambat keberlanjutan tren bersepeda adalah kurangnya infrastruktur yang memadai. Jalur sepeda yang aman, parkir sepeda, dan fasilitas penunjang lainnya sering kali kurang tersedia atau kurang terawat.

Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kenyamanan masyarakat, khususnya pengguna sepeda.(Dok. Pemprov DKI Jakarta)
Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kenyamanan masyarakat, khususnya pengguna sepeda.(Dok. Pemprov DKI Jakarta)
4. Kondisi Cuaca dan Lingkungan: Di beberapa tempat, cuaca yang ekstrem, polusi udara, atau kondisi jalan yang tidak memadai dapat mengurangi minat masyarakat untuk bersepeda.

Perbedaan bersepeda antara dulu dan sekarang juga terlihat pada beberapa aspek:

- Dulu: Pada masa pandemi, bersepeda menjadi salah satu pilihan utama untuk olahraga dan transportasi yang aman. Banyak orang bersepeda untuk menghindari kerumunan dan menjaga kesehatan fisik serta mental. 

- Sekarang: Dengan banyaknya alternatif transportasi yang kembali digunakan dan berbagai kesibukan yang semakin padat, frekuensi bersepeda menurun. Selain itu, tanpa dukungan infrastruktur yang baik, kenyamanan dan keamanan bersepeda berkurang.

Untuk mempertahankan tren bersepeda sebagai budaya yang peduli kesehatan dan lingkungan, beberapa langkah dapat diambil:

1. Pembangunan Infrastruktur: Pemerintah dan pihak terkait harus berinvestasi dalam membangun dan merawat jalur sepeda yang aman, parkir sepeda yang cukup, serta fasilitas penunjang lainnya. Infrastruktur yang baik akan mendorong lebih banyak orang untuk bersepeda.

Jalur sepeda di Singapura(Dok. Indi Soemardjan)via kompas.com
Jalur sepeda di Singapura(Dok. Indi Soemardjan)via kompas.com

Tempat parkir sepeda Copenhagen, Denmark.(KOMPAS.COM/ANA SHOFIANA SYATIRI)
Tempat parkir sepeda Copenhagen, Denmark.(KOMPAS.COM/ANA SHOFIANA SYATIRI)

2. Kampanye dan Edukasi: Kampanye kesadaran mengenai manfaat bersepeda bagi kesehatan dan lingkungan perlu ditingkatkan. Edukasi tentang keselamatan bersepeda juga penting agar pengendara sepeda merasa aman di jalan.

3. Program Insentif: Memberikan insentif bagi masyarakat yang rutin bersepeda, seperti program bike-to-work, subsidi untuk pembelian sepeda, atau penghargaan bagi perusahaan yang mendukung karyawan bersepeda.

4. Regulasi dan Kebijakan: Kebijakan yang mendukung penggunaan sepeda sebagai alat transportasi harus diterapkan, seperti pembatasan penggunaan kendaraan bermotor di area tertentu, pengaturan parkir sepeda, dan integrasi sepeda dengan transportasi umum.

5. Komunitas dan Event: Mendorong terbentuknya komunitas bersepeda dan mengadakan event bersepeda secara rutin dapat meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat dalam bersepeda.

Dengan langkah-langkah tersebut, tren bersepeda dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan, menjadikannya bagian integral dari budaya masyarakat yang peduli akan kesehatan dan lingkungan yang berkelanjutan.

Lalu bagaimana kondisi ideal buat mewujudkan hal di atas sudah terwujudkah di negara kita? Jawabannya jangankan jalur sepeda, trotoar pejalan kaki saja banyak diserobot pesepeda motor bahkan dijadikan jongko pedagang kaki lima, itulah realitanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun