Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tanpa VAR Sepak Bola Jadi Lebih Berseni?

9 Mei 2024   23:16 Diperbarui: 10 Mei 2024   08:39 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil akhir dua kali empat puluh lima menit pertandingan play-off Olimpiade Paris 2024 Indonesia vs. Guinea dimenangkan Guinea dengan skor 1-0 melalui gol titik putih pinalti yang dieksekusi dengan baik oleh Ilaix Moriba tepat pada menit ke-28 babak pertama.

Keputusan wasit yang kembali menunjuk titik putih untuk Guinea pada babak ke-2 pun menuai protes keras dari STY sehingga Pelatih Indonesia U23 ini harus diganjar kartu merah. Meski tendangan pinalti kali ini bisa digagalkan penjaga gawang Ernando Ari dengan menepisnya, skor bertahan sampai akhir pertandingan peluit panjang wasit babak ke-2 berakhir.

Permainan berjalan cukup imbang dan menghadirkan ketegangan yang mengadrenalinkan, terlepas dari apapun keputusan wasit begitulah seharusnya sepak bola. Kecerdikan pemain dalam mengelabui wasit, mengulur waktu, memberikan tekanan, termasuk sedikit memprovokasi lawan adalah seninya bermain bola yang membuat permainan menjadi lebih mengasyikan.

Jadi secara pribadi saya lebih suka keputusan wasit yang absolut dibanding harus menunggu analisa VAR (Video Assistant Referee). Tanpa VAR (Video Assistant Referee) permainan menjadi lebih berseni.

Tapi sebentar masih ada lagi hehe...

Pendapat saya tentang preferensi terhadap keputusan wasit yang absolut tanpa keterlibatan VAR menyoroti dua aspek penting dalam sepak bola yaitu kesenian dalam permainan dan keadilan. Memahami kedua perspektif ini penting untuk menghargai tingkat kesulitan dalam pengelolaan permainan.

Dari segi kesenian permainan, saya menggarisbawahi aspek-aspek yang membuat sepak bola menjadi mengasyikkan seperti kecerdikan pemain, strategi, ketegangan, dan momen-momen menentukan. Tanpa keterlibatan VAR, permainan mungkin menjadi lebih dinamis dan imajinatif karena keputusan wasit menjadi lebih mutlak dan tidak dapat disengketakan. Ini dapat meningkatkan drama dan tensi dalam permainan, memberikan pengalaman yang lebih otentik bagi pemain dan penonton.

Baca juga: Guinea 133 Miliar

Namun, di sisi lain, keterlibatan VAR bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan akurasi dalam pengambilan keputusan. Sistem ini diciptakan untuk mengurangi kesalahan yang signifikan dan memastikan bahwa hasil pertandingan didasarkan pada fakta dan bukti yang jelas. Dengan adanya VAR, ada potensi untuk menghindari ketidakadilan dan kontroversi yang mungkin muncul akibat keputusan wasit yang keliru.

Keberadaan atau ketiadaan VAR memiliki dampak yang kompleks dan konteksnya bergantung pada banyak faktor, termasuk aturan dan interpretasi lokal, standar wasit, dan kepercayaan yang diberikan kepada teknologi dalam permainan. Beberapa orang lebih suka pengambilan keputusan yang cepat dan absolut, sementara yang lain mungkin lebih mengutamakan akurasi dan keadilan.

Penting untuk mengakui bahwa tidak ada sistem yang sempurna, dan tantangannya adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara aspek kesenian dan keadilan dalam permainan. Dalam hal ini, opini saya memberikan pandangan tentang nilai-nilai estetika dalam sepak bola, tetapi juga penting untuk mempertimbangkan upaya untuk meningkatkan keadilan dan pentingnya sportivitas permainan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun