Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Tonggeret" Gerbang Kenangan

17 April 2024   08:49 Diperbarui: 30 April 2024   12:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Oleh Bruce Marlin - Own work CC. BY. SA 2.5


Sebagaimana diungkap pada tulisan sebelumnya, momen pulang kampung adalah momen emosional yang menjadikan setiap sudut, aroma, pandangan, pendengaran dan indera pada umumnya memiliki daya tarik emosional bagi banyak orang, terutama bagi yang memiliki kenangan atau hubungan emosional dengan lingkungan di mana semua itu biasa dirasakan sebelumnya.

Salah satu objek yang sangat menyentuh emosional saya adalah suara "Tonggeret". Lalu apa, mengapa, dimana, kapan, oleh siapa, dan bagaimana. Inilah sedikit fakta tentang "Tonggeret:

What (Apa): Tongeret adalah sejenis serangga yang menghasilkan suara khas kala senja menjelang malam. Berbeda dengan serangga "Turaes" yang bersuara sembarang waktu dengan suara konstan, "Tonggeret" hanya mengeluarkan suara pada sore hari menjelang malam dengan suara variasi membentuk sebuah frekuensi (naik turun).

Why (Mengapa): Tongeret mengeluarkan suara untuk berbagai tujuan, termasuk komunikasi dengan anggota spesies lain, pencarian pasangan untuk berkembang biak, atau menandai wilayah keberadaannya.

Where (Di mana): Tongeret biasanya ditemukan di lingkungan dengan vegetasi yang lebat, seperti hutan, ladang, atau daerah pertanian. Mereka cenderung berada di daerah yang gelap dan tenang.

When (Kapan): Tongeret aktif pada senja menjelang malam dan berhenti bersuara setelah malam benar-benar tiba. Suaranya paling sering terdengar pada saat-saat ketika langit mulai memerah menjelang matahari terbenam.

Who (Siapa):Khusus bagi saya mendengar suara "Tongeret" adalah momen spesial yang membangkitkan emosional membuka memori masa lalu disaat keseharian bersama orang tua sepulang dari ladang melewati hutan dan perkebunan penduduk kala langit memerah saat sore menjelang malam.

How (Bagaimana): Tongeret menghasilkan suara melalui gesekan atau getaran di sayapnya, yang menghasilkan melodi unik. Suara ini sering kali dianggap memiliki daya tarik artistik dan kadang-kadang menjadi latar belakang yang menenangkan di lingkungan alam.

Meskipun fisiknya sulit terlihat di antara rerimbunan dedaunan dan lebatnya pohon yang gelap kala malam menerkam, namun keberadaannya terwujud melalui suara menyerupai frekuensi stabil naik turun yang merayap di tengah senja.

Dalam keheningan senja, suara Tongeret melangit, menyelinap masuk ke dalam telinga membuka nostalgia yang menyayat hati. Di tengah-tengah ladang yang sunyi, suara itu membangkitkan memori yang terkubur dalam, membuka kenangan masa lalu yang mulai memudar dalam bayang-bayang waktu.

Bagi saya, suara "Tonggeret" adalah pintu gerbang menuju kenangan yang penuh cinta dan kebersamaan dengan orang tua yang kini telah meninggalkan kita. Setiap getaran melodi yang lembut adalah perekam waktu, menawarkan kesempatan untuk merenungkan hubungan yang berharga yang telah saya bagi bersama mereka.

Ketika saya mendengar Tongeret di kampung halaman, saya teringat pada kenangan indah masa lalu yang menyapa dengan kelembutan. Suara itu adalah pelipur lara, membangkitkan nostalgia yang manis dengan kehadiran orang tua yang tidak pernah benar-benar pergi. Dalam alunan melodi yang tak terucapkan, saya merasakan sentuhan hangat mereka, mendengar kata-kata lembut mereka, dan melihat senyum penuh kasih yang terukir di wajah mereka.

Namun, di balik kilau kenangan yang indah, ada juga kesedihan yang dalam. Suara Tongeret mengingatkan saya akan kehilangan yang tak tergantikan, membangkitkan rasa sakit yang terpendam dalam lubuk hati. Tetapi melalui kesedihan itu, saya menemukan kedamaian. Dalam setiap getaran suara, saya menemukan kekuatan untuk menerima kenyataan, untuk mengingat kenangan dengan tulus, dan bersyukur atas setiap momen yang kami bagi bersama.

Saat saya berjalan melalui lorong memori yang ditemani oleh suara "Tonggeret", saya merasakan proses relaksasi yang berlangsung. Setiap bunyi adalah terapi, setiap frekuensinya adalah pelukan yang hangat dari masa lalu. Dari setiap napas yang saya hela, saya lepaskan beban kesedihan digantikan kebahagiaan yang memenuhi hati.

Di bawah langit senja yang dilukis warna keemasan, saya mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta, melalui suara "Toggeret" pengiring setia dalam perjalanan ini. Melalui suaranya yang unik, saya telah menemukan kedamaian dalam kenangan, kedamaian dalam kehilangan, dan kekuatan dalam kelemahan. Dan meskipun masa lalu mungkin terkubur dalam debu waktu, suara "Tonggeret" akan selalu menjadi pengingat akan cinta yang abadi dan kenangan yang tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun