Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Puasa Usia Senja

27 Maret 2024   06:17 Diperbarui: 28 Maret 2024   11:53 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokumen pribadi bersama Pikalabs

Di usia yang hampir genap setengah abad, saya sudah diharuskan minum obat secara rutin oleh dokter. Tapi itu bukan masalah untuk menjalankan ibadah puasa, apa saja triknya mari kita simak:

Saya yang diharuskan minum obat dua kali sehari disarankan dokter untuk meminumnya saat buka dan sahur, tepatnya obat pagi diminum setelah makan sahur dan obat malam diminum setelah berbuka puasa.

Kesehatan saya pun menjadi relatif stabil, terutama penyakit Maag saya tidak lagi terasa. Mungkin ini karena pola makan yang teratur saat berbuka puasa dan makan sahur, ditambah kebiasaan ngemil dibulan puasa kala sebelum tidur yang dilakukan disela ngotak-ngatik komputer berselancar di dunia maya.

Menahan lapar dengan niat berpuasa dan menahan lapar karena hal lain adalah berbeda menurut pengalaman saya, bagaimana bisa? Begini alasannya:

Menahan lapar saat berpuasa kita memang sudah komitmen untuk tidak membatalkan puasa membuat lambung kita berhenti beraktifitas, lain halnya ketika kita menahan lapar karena menunda makan karena kesibukan itu artinya lambung kita masih diberikan kesempatan untuk bekerja, sehingga perut kosong saat tidak berpuasa memicu penyakit Maag kambuh. 

Benar apa tidak asumsi saya ini mungkin para ahli bisa menjawabnya, tapi itulah yang saya rasakan. Jadi kesimpulannya niat kita yang kuat untuk berpuasa membantu penyembuhan penyakit Maag kita, dengan dibantu pola makan yang teratur saat berbuka dan sahur tadi.

Baca juga: Baju Baru Lebaran

Selanjutnya masalah minum obat resep dokter tadi saya hanya memindahkan waktunya, tepatnya obat pagi diminum setelah sahur dan obat sore diminum setelah berbuka puasa. Hasilnya ya tidak ada masalah.

Alih-alih bermasalah saya malah diuntungkan dengan pola makan yang lebih disiplin dan teratur, sehingga penyakit Maag saya pun berangsur mereda, berbeda sekali saat hari biasa (bukan bulan puasa). Kebiasaan saya memang suka menunda makan, apa lagi pada jam-jam sibuk waktunya untuk makan siang.

Mungkin itulah sekelumit pengalaman yang bisa saya bagikan mengenai kiat puasa bagi para lansia termasuk saya dan mendiang kedua orang tua saya. Bahkan kedua mendiang orang tua saya rajin berpuasa Senin Kamis membuat mereka juga relatif sehat sampai akhir hayatnya. Mereka berdua meninggal pada usia yang sama yaitu 74 tahun. Harapah hidup yang cukup panjang menurut saya.

Tapi ada satu catatan yang hampir saya lupa cantumkan. Apa itu? Adalah jenis makanan yang kita konsumsi, hindari makanan pabrikan yang banyak menggunakan pengawet dan pewarna makanan. Konsumsilah makanan yang alami dan bebas pengawet, pandai-pandailah memilih makanan dan atau bahan masakan di pasar.

Mendiang Emak saya mengajarkan saya untuk tidak mengonsumsi makanan yang bermicin atau penyedap rasa semacamnya, beliau hanya menggunakan garam dapur dan rempah yang didapat dari kebun sendiri sebagai penyedap rasa. Membatasi makanan yang digoreng, Emak lebih memilih membakar atau mengukus dari pada menggorengnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun