"Pupujian" atau nadom tersebut mengacu kepada keterangan "Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.". Itulah kira-kira salah satu keterangan populer yang melandasinya.
"Pupujian" tersebut terus mengalun berulang-ulang setiap menjelang sholat berjama'ah di mesjid atau surau dimulai diantara suara adzan dan iqomah berkumandang.Â
Kegiatan tersebut terus berlangsung selama bulan ramadhan, meski Pupujiannya atau Nadomnya tidak melulu "Marhaban Ya Syahru Romadhon"
Begitulah pula getaran kegembiraan yang menyelimuti hati kami sebagai insan-insan yang merindukan kedatangan bulan suci Ramadhan.Â
Di tengah kesibukan rutinitas kehidupan sehari-hari, datanglah bulan suci yang penuh berkah ini, seperti hadiah yang ditunggu-tunggu. Setiap detiknya membawa keberkahan yang menyejukkan jiwa.
Di sudut-sudut desa kemeriahan mulai menggema, suara beduk bertalu-talu, lampu-lampu jalan bersinar lebih cerah, menggambarkan semangat menyambut bulan penuh berkah dan ampunan.Â
Pasar-pasar pun mulai ramai dipenuhi dengan kegiatan yang tak kenal lelah, tetapi disertai dengan rasa suka cita yang terpancar dari setiap wajah.Â
Setiap langkah yang tegap, setiap senyuman yang dikulum, semuanya membawa kehangatan menyambut datangnya bulan yang mulia.
Di siang dan malam hari selain mensucikan lahir, bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk membersihkan hati dari segala beban yang terpendam, merajut kembali ikatan silaturahmi yang sempat terputus, dan memperkuat kebersamaan dalam naungan rahmat-Nya.Â
Bulan Ramadhan adalah saat yang dinanti-nantikan untuk memperdalam hubungan vertikal dengan Sang Maha Pencipta dan menjalin kedekatan yang lebih dalam melalui ibadah yang bersifat horisontal antar sesama insan dan sekalian alam dengan saling introspeksi diri.
Jadi, pada intinya Pupujian Saat Ramadhan "Marhaban Ya Syahru Romadhon" adalah ajakan untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan hati yang terbuka, pikiran yang bersih, dan tekad yang kokoh.Â