Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pelayanan TPS Berbeda

14 Februari 2024   15:38 Diperbarui: 14 Februari 2024   15:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Di TPS 104 walau pun saya dan istri mempunyai alamat KTP dan KK yang sama, di sini saya harus menunggu sampai jam 12:00.

- Antrian di TPS 104 begitu panjang karena petugas TPS menuliskan sesuatu terlebih dahulu di surat suara, saya lihat termasuk nama saya pun ada pada surat suara. Saya sempat berfikir bagaimana dengan kerahasiaan Surat Suara saya sementara disitu tertera nama saya yang ditulis pulpen?

Hal ini membuat proses jadi lambat, walau pun akhirnya saya sukses menyalurkan hak pilih saya. Saya tanya istri apakah di TPSnya dilakukan hal sama seperti di TPS saya? Jawabnya "tidak" semua surat suara sudah dipersiapkan dan langsung diberikan calon pemilih untuk dilakukan pencoblosan. Perihal nama pemilih pun istri saya mengaku tidak menemukannya.

Hal ini  membuat pencoblosan di TPS 78 berjalan relatif cepat dari pada TPS 104.

 dokumen pribadi
 dokumen pribadi

- Proses yang begitu memakan waktu di TPS 104, membuat calon pemilih kelihatan kelelahan begitu pun dengan petugas TPSnya. Peluh mengucur begitu deras dari dahi petugas.

Akhirnya banyak calon pemilih yang memutuskan untuk pulang dan memilih untuk tidak mencoblos karena tidak sabar menunggu. Saya melakukan pencoblosan setelah menunaikan sholat dzuhur di mesjid persis samping TPS. Saya mendengar ada puluhan surat suara yang belum digunakan yang saya curi dengar dari petugas TPS.

Sekian sejarah saya dan istri dalam menyalurkan hak pilih pada Pemilu 2024 ini, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun