Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gusdur dan Imlek

11 Februari 2024   08:56 Diperbarui: 11 Februari 2024   08:58 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Melihat Perayaan Imlek di Klenteng Bao An Gong Sumbawa Sabtu (10/2/2024) (Susi Gustiana) Kompas.com

"Gong Xi Fa Cai, Selamat Tahun Baru Imlek" buat yang merayakannya, liburan akhir pekan ini saya mengisi dengan berbagai kegiatan diantaranya dalam mengisi Tahun Baru Imlek 2024.

Tak banyak wawasan saya tentang Imlek yang konon baru di rayakan secara nasional di Indonesia pada zaman pemerintahan Presiden Gusdur.

Yang paling membekas tentang Imlek adalah kebiasaan saya menemani anak saya nonton film kesayangannya Ipin Upin yang mengisahkan Si Memei dan Uncle Ahtong dalam merayakan Imlek dengan jargon "banyak merah banyak Ong".

Film tentang Memei banyak menggambarkan perayaan Imlek di sana yang berhiaskan banyak lentera China berwarna merah yang semarak, dan selayaknya hari raya yang penuh kemeriahan pesta dan makanan. Sungguh indah semarak keberagaman di negeri tetangga kita, bahkan anak-anak pun sudah dikenalkan dengan budaya saling menghargai sesama.

Saya harap di Indonesia pun tidak boleh ketinggalan kita harus pegang erat "Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh"

Sisanya selain jatuh pada musim penghujan di hari Imlek saya suka karena bisa berlibur, dan liburan tahun ini pun tidak saya sia-siakan, diantaranya saya gunakan untuk mengunjungi pantai bersama anak dan istri.

 

Sumber gambar dokumen pribadi
Sumber gambar dokumen pribadi

Besoknya saya lakukan beres-beres rumah dengan melakukan pencukuran tanaman dan menguras serta memastikan saluran penyiraman otomatisnya berjalan sesuai rencana.

Sumber gambar dokumen prbadi
Sumber gambar dokumen prbadi

Sumber gambar dokumen pribadi
Sumber gambar dokumen pribadi

Sumber gambar dokumen pribadi
Sumber gambar dokumen pribadi

Alhamdulillah, saya mendapat banyak berkah dari liburan akhir pekan ini, dan yang tidak kalah pentingnya saya dapat menulis banyak cerita untuk berbagi dengan Pembaca di Kompasiana.

Biar ceritanya agak panjang saya sertakan pengalaman saya saat mengikuti tabligh akbar Nahdatul Auliya di Senayan beberapa waktu lalu yang ceritanya berhubungan dengan Alm. Gusdur.

Sumber gambar dokumen pribadi
Sumber gambar dokumen pribadi

Buya Said Aqil Siradj mengemukakan bahwa semua orang itu dilahirkan sebagai wali apa pun agama dan kepercayaannya, tapi kewalian kita luntur seraya perjalanan hidup yang jauh dari dzikir sehingga hati menjadi gelap.

Buya mencontohkan Pendeta Bukhaira mengetahui ada calon nabi akhir zaman yang disembunyikan kakeknya di gerobak saat perjalanan berdagang ke negeri Syam. Buya menyebutkan bahwa Pendeta Bukhaira adalah sebagai wali yang diberi kelebihan oleh Allah SWT untuk melihat hal yang orang lain belum tentu bisa.

Saya tidak mau memperdebatkan hal ini, anggap saja ini hanya persepsi pribadi.

Menurut Buya dan juga saya, Gusdur itu Waliyullah (Walinya Allah SWT) banyak ciri-ciri kewaliannya yang tidak bisa saya ungkapkan disini.

Sebelum menjabat Presiden Gusdur pernah berkata pada Buya Said Aqil Sirodj bahwa dia akan jadi Presiden, tapi waktu itu Buya hanya menganggapnya angin lalu karena waktu itu Gusdur tengah terbaring sakit.

Dari sekelumit cerita tentang Gusdur ada yang menarik buat saya yaitu tentang Prabowo. Tapi Gusdur adalah Gusdur yang kita kenal dengan tutur katanya yang kesannya ceplas-ceplos dan kadang penuh kontroversi. Salah satunya Beliau pernah mengungkapkan keinginannya untuk berdamai dengan Israel, entahlah apa maksudnya itu semua diluar SIM (Surat Izin Mengaji) saya hehehe... 

Kembali tentang Pak Prabowo entah dari siapa awal informasinya katanya Gusdur pernah berkata kalau Prabowo itu akan menjadi Presiden kala dia sudah tua. Betul apa tidak? Ya kita tunggu saja hasilnya.

Sekali lagi tidak ada maksud saya mengungkapkan hal ini sebagai keberpihakan, bagi saya siapa pun yang menjadi Presiden tidaklah masalah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun