Semenjak kanak-kanak secara tidak sadar saya sering berselisih warna dengan ibu saya, menurut saya warna biru kata Beliau itu warna hijau, begitu pula dengan warna hijau muda dan merah muda atau warna-warna tua saya sering kali berselisih paham dengan teman terutama dengan ibu saya.Â
Tapi saya tidak pernah mempermasalahkan itu dan hidup saya berjalan normal-normal saja.
Tahun 1994 saya lulus SMA dan mencoba mengambil jurusan Seni Rupa karena saya suka seni dan hobi melukis.Â
Berawal dengan mengikuti tes Sipenmaru pada waktu itu, saya diwajibkan mengikuti tes bakat melukis dan semua berjalan baik-baik saja.
Sampai akhirnya saya diharuskan melampirkan Surat Bebas Buta Warna dari dokter mata, saya pun pergi ke RS Bella di daerah dekat terminal kota Bekasi dan melakukan sejumlah tes pengenalan warna.Â
Dan hasilnya sangat mengagetkan ternyata saya menderita kelainan mata buta warna parsial berdasarkan tes dokter mata.
Dari situ saya berniat melupakan niat saya untuk mendalami seni rupa, dan selidik punya selidik ternyata ayah saya menpunyai kelainan mata yang serupa dengan saya.
Lalu bagaimana solusinya?
Saya tidak lantas patah arang saya yakin faktor genetika ini ada jalan keluarnya, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna.Â
Masing-masing dibekali kelebihan dan kekurangan oleh Sang Maha Pencipta yang fungsinya supaya kita bisa saling melengkapi dan bersosialisasi dengan sesama dengan kolaborasi dan inovasi sehingga mempererat silaturahmi.
Saya jadi ingat sebuah cerita "Si Buta dan Si Lumpuh". Dengan hidup sendiri-sendiri tentu mereka akan mengalami kesulitan tapi dengan berkolaborasi Si Buta yang menggendong Si Lumpuh untuk mengarungi sebuah perjalanan akhirnya mereka sukses mencapai tujuan dengan kekurangan dan kelebihan yang mereka punya.
Begitulah hidup yang saya jalani bersama keluarga, dalam hal ini hidup yang saya jalani dengan anak dan istri.Â
Kami hidup saling mendukung satu sama lain sehingga saya bisa berkarya, kekurangan bisa dilengkapi istri dan anak sehingga saya bisa menghasilkan karya yang bisa dinikmati semua orang.
Kembali ke bahasan tentang apa itu Buta Warna Parsial: Pemahaman, tantangan, dan bagaimana solusi terbaiknya?Â
Inilah pengalaman yang saya dapat.
Buta warna parsial, atau yang sering disebut sebagai daltonisme parsial, adalah kondisi mata di mana seseorang mengalami kesulitan dalam membedakan beberapa warna tertentu.Â
Meskipun tidak sepenuhnya buta warna, individu dengan kondisi ini mungkin mengalami kesulitan khusus dalam membedakan warna-warna tertentu, seperti merah dan hijau, biru dan kuning, atau kombinasi warna lainnya.
Pemahaman Buta Warna Parsial:
Penyebab: Daltonisme parsial disebabkan oleh kelainan pada salah satu jenis sel kerucut di mata yang bertanggung jawab untuk mendeteksi warna. Ini biasanya terjadi karena faktor genetik dan dapat diwariskan dari orang tua ke anak.
Jenis Daltonisme Parsial:
- Deuteranomaly: Kesulitan membedakan warna hijau.
- Protanomaly: Kesulitan membedakan warna merah.
- Tritanomaly: Kesulitan membedakan warna biru.
Tingkat Kesulitan:
Sebagian besar individu dengan daltonisme parsial dapat melihat dan membedakan sebagian besar warna, tetapi memiliki kesulitan tertentu dalam memahami beberapa kombinasi warna.
Tantangan yang Diakibatkan:
Kesulitan dalam identifikasi warna lintas spektrum: Mengalami kesulitan dalam membedakan warna yang terletak di sepanjang spektrum tertentu.
Pengaruh pada Kehidupan Sehari-hari:
Kesulitan dalam mengenali sinyal lalu lintas, membaca peta, atau memahami informasi visual yang bergantung pada perbedaan warna.
Aspek Emosional:
Beberapa individu mungkin mengalami dampak emosional, terutama jika kesulitan dalam membedakan warna mempengaruhi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.
Solusi untuk Buta Warna Parsial:
Kacamata Koreksi Khusus:
Penggunaan kacamata koreksi khusus dapat membantu meningkatkan kemampuan individu dalam membedakan warna.
Aplikasi dan Teknologi:
Beberapa aplikasi dan perangkat lunak telah dikembangkan untuk membantu orang dengan daltonisme parsial mengidentifikasi warna dengan lebih baik.
Pendidikan dan Kesadaran:
Kampanye pendidikan dan kesadaran dapat membantu mengurangi stigma seputar daltonisme parsial dan memberikan dukungan kepada individu yang mengalaminya.
Penyesuaian Lingkungan:
Penyesuaian lingkungan, seperti penggunaan tanda-tanda warna yang jelas dan kontras tinggi, dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih mudah diakses.
Kesimpulan:
Buta warna parsial, meskipun bukan kondisi yang menghambat sepenuhnya, dapat menjadi tantangan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari individu.Â
Namun, dengan solusi yang tepat dan dukungan, mereka dapat tetap berfungsi dengan baik dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kondisi ini serta mendorong pengembangan teknologi yang lebih baik untuk membantu meningkatkan kualitas hidup individu dengan daltonisme parsial.
Sebagai contoh dalam menyalurkan hobi saya mengedit film kadang dibutuhkan colour grading, karena saya mengerjakannya sendiri maka saya meminta bantuan istri untuk menyelaraskan warnanya, atau Menggunakan MOGRT dan LUTS yang merupakan koreksi template warna yang sudah jadi.Â
Di bawah ini adalah contoh hasil karyanya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H