Halo Pemirsa, kurang lengkap rasanya bagi saya kalau tidak memberikan opini mengenai topik pilihan yang disediakan Kompasiana. Termasuk kali ini tentang masa jabatan seorang kepala desa.
Saya mulai dari sebuah pengalaman pribadi sekitar lima tahun yang lalu, teman saya semasa SLTP mencalonkan dirinya sebagai kepala desa di wilayahnya.Â
Menariknya saat penghitungan suara hasilnya hanya berbeda satu suara saja dari pesaingnya, sampai-sampai pesaingnya tersebut melakukan banding untuk dilakukan penghitungan ulang. Walau pun pada akhirnya teman saya memenangkan perkaranya dan menjabat kepala desa sampai sekarang, bahkan kabarnya musim pemilihan bupati kali ini dia akan mencalonkan dirinya sebagai bupati.
Terlepas dari kontroversi masa jabatan seorang kepala desa saya hanya akan beropini tentang keuntungan dan kerugian dari masa jabatan seorang pejabat, termasuk didalamnya masa jabatan kepala desa.
Semua pasti ada sisi kelebihan dan kekurangannya, yang selanjutnya saya istilahkan sebagai "Pro" dan "Kontra". Mari kita ulas bersama sebagai berikut:
Tentu, saya dapat memberikan pandangan umum tentang pengaruh lamanya masa jabatan seorang pejabat pemerintah terhadap berbagai aspek. Namun, perlu diingat bahwa opini ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan karakteristik individu.
Stabilitas Kebijakan:
Pro: Masa jabatan yang panjang dapat memberikan stabilitas kebijakan karena pejabat memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan dan melaksanakan program-program jangka panjang.
Kontra: Terlalu lama di posisi tertentu juga bisa berarti ketidakmampuan untuk mengakomodasi perubahan dan ide-ide segar, yang mungkin dibutuhkan dalam menghadapi tantangan baru.
Pembangunan Jangka Panjang: