Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Post Power Syndrom Vs Hidup Minimalis Sederhana

27 Januari 2024   17:18 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:22 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Ilustrasi pensiunan(Shutterstock) Kompas.com

Disamping poin-poin diatas perlu kiranya kita menerapkan konsep hidup minimalis di bawah ini seperti yang sering saya singgung pada artikel saya sebelumnya: 

- Coba balik cara berpikir kita maka kita akan merasa bersyukur.

Biasanya ketika kita mendapatkan sesuatu maka kita akan memikirkan yang lebih, semisal kita makan nasi telur mesti kita berpikir kenapa kita tidak makan nasi daging panggang dan seterusnya.

Coba dibalik cara berpikir kita, waktu makan nasi berlawuhkan telur berfikirlah seandainya kita hanya makan nasi saja.

Disitu kita akan menemukan rasa syukur dan sebaliknya akan menyisakan penyesalan.

- Cintai kekosongan (less is more).

Ketika kita mempunyai sedikit (barang) maka kita bisa melakukan hal lebih banyak. Semisal ketika kita tidak punya job maka waktu kita untuk berkreativitas lebih banyak dan seterusnya.

- Hindari pembelian impulsif yaitu pembelian barang yang tidak begitu dibutuhkan dan tidak direncanakan. Kejadian ini biasanya di pengaruhi faktor gaya, iklan, trend dan hal emosional lainnya.

-Konsumsi yang engkau butuhkan.

Coba bedakan kata "butuh" dan "ingin"

"Saya butuh HP baru" beda dengan "Saya ingin HP baru" kalimat ke-2 harus kita evaluasi untuk direalisasikan, tanyakan jawaban sejatinya pada lubuk hati kita yang paling dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun