Perawatan pun saya lakukan sama seperti pada kendaraan sebelumnya semua saya lakukan di bengkel resmi, dan saya tidak tertarik sama sekali sama modivikasi.
Menurut hemat saya memodivikasi berarti merubah standar yang seharusnya yang berakibat ketidak seimbangan pada sistem kendaraan. Saya lebih mementingkan fungsi dari dapa motif lain dalam kepemilikan kendaraan.
Tahun 2011 saya kena sedikit naas waktu itu diperjalanan kabel gas tidak mau balik yang memaksa saya harus mampir ke bengkel terdekat yang ada dipinggir jalan. Ritual pun dimulai pedal gas motor saya sama bengkel ditarik-tarik sampai mentok hingga suara mesin menderu-deru padahal saya tidak pernah melakukan itu.
Rata-rata kecepatan saya bawa kendaraan antara 40-70 km/jam. Singkat kata saya pun keluar bengkel itu dan hasilnya kabel gas kembali normal tapi ada yang aneh pada mesinnya, suaranya jadi kasar dan ngerosok. Saya merasa pasti ini ada yang salah.
Besoknya saya masuk bengkel resmi dan motor saya harus turun mesin, kata orang bengkel resmi sehernya kena. Akhirnya motor tersebut saya jual dan ganti lagi kendaraan baru lainnya.
Sampai sekarang saya puya kendaraan sesekali di gunakan orang lain selalu banjir pujian, pada umumnya kendaraan saya lebih nyaman dibanding kendaraan lain seumurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H