Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pilih Fungsi atau Pilih Gaya

23 Januari 2024   22:18 Diperbarui: 24 Januari 2024   21:03 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baiklah pemirsa, motif menulis saya kali ini unik. Apa uniknya? Saya selalu berusaha mengakhiri sesuatu itu dengan angka ganjil.

Ini mungkin berangkat dari kebiasaan atau boleh dibilang saya ini mencoba untuk istiqomah (konsisten) karena keterangan yang saya dengar dari guru saya dan para ustadz bahwa "Allah SWT itu ganjil dan Allah SWT suka yang ganjil".

Seperti biasa hari ini saya melihat jumlah artikel saya di Kompasiana berjumlah genap, maka sebelum berangkat tidur saya bertekad menulis sebuah artikel untuk mengganjilkan.

Unik bukan? Sementara orang familiar dengan bahasa "genapkan" saya malah "ganjilkan" hehe... Kalau orang kebanyakan bicara "genap sudah" maka saya bicara "ganjil sudah".

Saya tidak berniat memperdebatkan, anggap saja keduanya sah-sah saja dan memang tidak ada yang salah dari angka genap dan ganjil semuanya sama-sama ciptaan Tuhan YME.

Selanjutnya saya lihat topik pilahan apa yang harus saya tulis ya? Saya lihat ada tentang Timnas, ah saya merasa kurang kompeten untuk itu. Lalu saya lihat ada tentang debat Capres, sebetulnya banyak yang ingin saya ungkapkan tapi saya PNS jadinya takut salah tulis yang menyebabkan tindakan indisipliner tentunya.

Pilihan saya kali ini jatuh pada tulisan tentang modivikasi kendaraan saja, walaupun sebelumnya saya sudah menulis tentang topik ini dan berhasil jadi artikel pilihan tapi kali ini saya punya tulisan yang lain, yuk kita mulai:

Ini berangkat dari pengalaman pribadi, dimulai tahun 1999 saya mulai bekerja dan dapat penghasilan, dari situ saya berniat punya kendaraan yang sesuai dengan keuangan saya yang pas-pasan.

Pilihan saya ya sudah beli kendaraan Vespa Bajaj bekas harga 3 jutaan waktu itu dengan harapan bisa mengirit biaya transportasi. Tapi lain kenyataannya seiring perjalanan waktu kendaraan itu rasanya tambah merongrong saja, setiap saat ada saja yang harus dibetulkan ke bengkel belum lagi ritual menghidupkan mesin dipagi hari memerlukan perjuangan dan cucuran peluh di dahi. Selain itu sering mogok di jalan walau pun penyakitnya tidak jauh dari busi dan karburator yang tersumbat kotoran.

Akhirnya tahun 2003 Vespa Bajaj saya jual dan beli motor baru, dari sini prinsip saya muncul berdasarkan pengalaman saya punya Vespa Bajaj sebelumnya bahwa saya tidak boleh merubah apa pun selain sesuai dengan aslinya. Alhasil kendaraan mulus terus karena saya selalu mengikuti petunjuk bengkel resmi, walau pun banyak yang menyarankan untuk ke bengkel lain guna mengirit biaya tapi saya tidak bergeming. Prinsip saya lebih baik keluar biaya agak besar tapi hasilnya yakin dan memuaskan.

Sampailah tahun 2007 motor itu pun saya jual, mudah sekali jualnya karena kondisi semuanya masih bagus. Pembeli pun merasa senang dan saya beli motor baru lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun