Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pinjol Bukanlah Solusi

9 Januari 2024   21:40 Diperbarui: 9 Januari 2024   22:05 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku Bunga Tinggi. 

Beberapa pinjol mungkin menetapkan suku bunga yang sangat tinggi, bahkan melebihi batas yang wajar. Hal ini dapat menyebabkan total pembayaran kembali menjadi jauh lebih tinggi daripada jumlah yang dipinjam.

  • Biaya Tersembunyi. 

Beberapa pinjol dapat menggunakan biaya tersembunyi yang tidak dijelaskan dengan jelas kepada konsumen. Biaya ini dapat mencakup biaya administrasi, biaya penalti, atau biaya lain yang tidak dimengerti konsumen pada awal transaksi.

  • Praktik Penagihan yang Agresif.

Ada laporan tentang pinjol seperti kejadian-kejadian di atas yang menerapkan praktik penagihan yang agresif, termasuk ancaman atau pelecehan kepada peminjam yang gagal membayar tepat waktu. Hal ini tidak sesuai dengan praktik penagihan yang etis.

  • Kurangnya Keterbukaan.

Beberapa layanan pinjaman online mungkin tidak memberikan informasi yang jelas atau transparan terkait dengan syarat dan ketentuan pinjaman. Keterbukaan yang buruk dapat mengecoh konsumen dan membuat mereka kebingungan tentang kewajiban finansial mereka.

  • Pengumpulan Data yang Berlebihan.

Beberapa pinjol mungkin mengumpulkan lebih banyak data pribadi daripada yang diperlukan, dan ada risiko bahwa data ini dapat disalahgunakan atau dijual tanpa izin.

Marilah kita cakap berliterasi dalam segala hal, dalam hal ini literasi digital dan literasi finansial perlu menjadi bahan kajian lebih mendalam.

Dan yang terpenting adalah gaya hidup minimalis harus kita gelorakan, karena dari korban yang saya kenal mereka berpendidikan tinggi bahkan bersekolah di sekolah tinggi ilmu ekonomi.

Ini membuktikan penyebabnya bukanlah faktor ketidaktahuan melainkan tuntutan emosional dalam memiliki sesuatu.

Sekian semoga menjadi inspirasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun