Mohon tunggu...
AGUS HARTA
AGUS HARTA Mohon Tunggu... -

demi hidup tak perlu harus mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangsa Disangkar Emas

4 Januari 2014   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kaya dengan karya raya. Sawah ladang terhampar luas, di bumi Indonesia yang berkeringat dengan minyak, bernafaskan Gas. Bumi yang berhati emas dan bermental baja, semua mata dunia menari-nari ketika melihat alam indonesiaku sempurna dengan kaya rayanya.

Namun semua itu menjadi hisapan jempol, manakala adanya suara-suara bergemuruh tentang keadilan yang ditelan oleh manusia berjiwa diktator. Semua gerbang dinegeri ini sudah dijaga mafia, sudah tidak ada gerbang, pintu, atau jendela yang berhubungan dengan kekuasaan dan keadilan yang tidak ditunggui oleh para garong. Negara dengan sistem Partitokrasi yang mengatasnamakan demokrasi, hukum menjadi halaman terbelakang, politiklah yang menjadi panglima kekuasaan tertinggi direpublik ini, jika saja sistem partitokrasi ini bercokol direpublik Indonesia, jelas sudah pemerintah Indonesia hari ini sedang mengimplementasikan teori anarkisme buah pikir dari Bakunin; yaitu menjalankan sistem Negara tidak perlu adanya kepemerintahan, Negara cukup dijalankan oleh roda-roda komunitas.

Bangsa kita, bukan bangsa pemalas yang seperti orang bilang. Cuma saja kita tidak pernah diberi kesempatan untuk berkarya dan mengolah sumber daya alam dengan tangan kita sendiri. Pemerintah yang kaya akan struktur birokrasinya, tetapi miskin akan kerjanya.

Masihkah kita tetap berdiam diri dan selalu berharap pada teriakan-teriakan perubahan semu belaka. Ideologi dan rekayasa sosial telah mengebiri kebebasan kita untuk berbangsa dan bernagara. Aturan-aturan yang bersifat transaksional terkodifikasikan dengan sempurna, wabah pragmatisme yang nantinya bermuara pada pembodohan publik. Bukan lagi konsep kekuasaan harus direbut, melainkan kesejahteraanlah yang harus direbut dan sepenuhnya untuk rakyat Indonesia. Kita selaku generasi bangsa harus mempersiapkan diri dan mendatangkan pemikiran-pemikiran baru dan menggerus roda-roda kepalsuan organisasi Negara yang bergerak mengatasnamakan rakyat Indonesia. Sudah saatnya kita menanamkan mental perlawanan dan mental menjajah terhadap bangsa asing, kita ciptakan robot-robot tempur yang lihai dengan tujuan menghapus peta Indonesia dari Negara berkembang dan membuat peta baru Indonesia dengan kata Indonesia adalah Negara Ter-Adidaya didunia.

Catatan penting :

Lebih mendorong diri untuk berbuat sebanyak-banyaknya bagi bangsa, bahkan sekalipun itu harus berkorban banyak, salah satunya adalah mencegah diri untuk mempergunakan kekuasaan yang di emban untuk kepentingan diri maupun keluarga. Makin sadar akan makna dan pentingnya kata cukup dan berbagi, dengan begitu, kita tahu kadar, tahu kecukupan dan menghindarkan diri dari ketamakan dan keserakahan”

Aktifitas sosial tanpa pemikiran sama dengan robot…!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun