Mohon tunggu...
Agus Hasanudin
Agus Hasanudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - pegiat ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal

Mandiri dan Kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kerajinan Tradisional Topi Bambu

29 Mei 2023   23:42 Diperbarui: 29 Mei 2023   23:45 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegiat Kerajinan Tradisional Topi Bambu " Kangagush" (www.topibambu.com)

Kearifan lokal atau lokal wisdom yang secara etimologis yang memiliki kemampuan dalam melihat objek yang ada di lingkungan sedangkan lokal merupakan ruang interaksi yang dimana peristiwa tersebut terjadi. Kearifan lokal kemampuan menyikapi dan memberdayakan potensi nilai nilai luhur budaya setempat. 

Di tangerang saat ini telah menjadi kota industri dan kota penyanggah ibu kota Jakarta. Jumlah penduduk sekitar 3,5 Juta  yang memiliki mata pencaharian disegala subsektor.Namun Sebesar apapun sebuah kota atau negara seperti jepang dengan teknologi yang tinggi namun ada istiadat menggunakan baju adat masih dilakukan.

Apasih keistimewaan Kerajinan Tradisional Topi Bambu yang ada di Tangerang. yang paling menarik adalah home industri jaman kolonial itu sudah ada di tangerang dengan adanya tradisi membuat kerajinan Tradisional Topi bambu masih ada.

Perubahan besar pada perdagangan topi di Tangerang terjadi pada 1882 yang ditandai dengan pendirian perusahaan topi milik Eropa pertama di Tangerang oleh seorang Prancis terkenal bernama Louis Petitjean (terkadang disebut L. Petitjean, L. P. Petitjean atau Petit Jan) (Pleyte, 1911: 62; Jasper dan Mas Pirngadie, 1912: 89; Hofstede, 1925: 17; Gescher, 1932: 227). Masuknya modal Eropa pada perdagangan topi didukung oleh penemuan kapal uap yang membantu pelayaran barang dagangan menuju pasar global secara lebih teratur (De Locomotief, 21 Januari 1905). 

Tahun 1882 sebagai tahun pendirian perusahaan milik Petitjean juga disebut oleh Encyclopedie van Nederlandsch-Indi jilid 4 (1921) namun sebuah koran (De Locomotief, 24 Januari 1905) dan sebuah majalah (Meyier, 1905: 772) kembali memberikan informasi yang berbeda karena menyebutnya baru berdiri 25 tahun sebelum penerbitan artikel (1925) atau pada 1880.link dari topi Tangerang 18601939 penulis Andrian Falah Diratama,S.Hum 2023

Galeri dan Display  Produk Tradisional Topi Bambu (www.topibambu.com)
Galeri dan Display  Produk Tradisional Topi Bambu (www.topibambu.com)

Topi saat ini sudah menjadi sebuah fashion. Menggunakan topi dapat memberikan kenyamanan saat melakukan aktivitas di dalam ruangan. Topi  memiliki fungsi utama melindungi kepala, wajah, bahkan kulit kepala dari paparan sinar matahari. Banyak topi lokal atau topi dari berbagai bahan serat alam seperti bambu, pandan, lontar, rotan, dan lain sebagainya.

Proses untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang dilakukan sejak zaman kolonial Belanda dapat dipelajari dari proses pendirian industri topi bambu sejak abad ke-18 dengan memproduksi kerajinan dengan alat sederhana dan handmade. 

Pada tanggal 26 Februari 2010, dibentuk komunitas untuk membantu meningkatkan ekonomi melalui produksi penjualan topi bambu, di mana melalui komunitas ini mampu memperkenalkan topi Tangerang ke luar negeri hingga kami kedatangan tamu dari Hongkong, Jepang, Korea, Belanda, hingga Dubai.

Proses itu yang akhirnya Kangagus optimis hingga saat ini potensi sumber daya alam bambu, sumber daya manusia, dan didukung inovasi pengembangan produk yang akhirnya mendapatkan Rekor Dunia dari MURI pada 7 Agustus 2011 'Topi bambu terbesar berdiameter 2 meter'. 

Berjalan dengan waktu, inovasi dan fokus sebuah usaha akan memberikan nilai manfaat. Secara umum, Komunitas Topi Bambu untuk meningkatkan kepercayaan dan legalitas membuat Yayasan Topi Bambu sejak 2015, menjalankan konsep pemberdayaan melalui berbagai cara antara lain:

1.    Inovasi

2.    Digitalisasi

3.    Eksistensi

Dari tiga proses diatas melalui Yayasan Topi Bambu dapat terus menjalankan konektinmg bersama perajin dengan pendampingan dan inovasi produk sehingga memiliki  nilai jual yang baik. 

Proses dalam melestarikan agar tradisional topi bambu ini tidak punah kami membuat  Festival Topi Bambu 2021 yang menjadi bagian penting atas pelestarian budaya ini. 

Yayasan Topi Bambu terus berjalan dalam pelestarian produk warisan budaya melalui pengenalan melalui berbagai kegiatan Paket Wisata Kreatif dengan membuat Saung Topi Bambu ICHE (Indonesia Creative Heritage). Tujuan wisata kreatif adalah untuk menyajikan nilai edukasi dan pelestarian kearifan lokal atau tradisi budaya di Tangerang ini.

Yayasan Topi Bambu menjalankan strategi pentahelik elemen dalam membangun jaringan (networking) melalui MoU dengan institusi pendidikan perguruan bersama Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, dan Universitas Muhammadiyah A. R. Fachruddin Tangerang.

Foto Diskusi Panel PPKD
Foto Diskusi Panel PPKD "topibambu.com(29/05/23)

Kanggaush pakai Topi, Abah Yadi Ahyadi dan bersama tim (29/05/23) foto Kangagus
Kanggaush pakai Topi, Abah Yadi Ahyadi dan bersama tim (29/05/23) foto Kangagus

Dalam paparan acara Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) dijelaskan bahwa pentingnya akar budaya untuk kelangsungan hidup dimasyarakat ujar Yadi Ahyadi sebagai budayawan dan bidang Pelestaraian budaya Lapik (29/05/2023).

Acara ini di hadiri dari berbagai unsur seniman, budayawan, pelestari, musisi dan SKPD terkait sehingga pokok pikiran kebudayaan kedepan akan menghasilkan banyak manfaat bagi masyarakat pada umumnya dijelaskan Dra.Ratih Rahmawati,M.M Kadis Disporabudpar saat pembukaan acara di ruang Bola Sundul Pemda Kab.Tangerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun