Pemandangan anak yang bermain lompat tali, lempar kelereng hingga gobak sodor mungkin sudah sangat jarang terlihat. Yang kita jumpai kini hanyalah sekumpulan anak yang duduk dan berkumpul sambil memainkan gawainya masing-masing. Dari yang bermain gim online, nonton Youtube, Tiktok hingga berbagi wifi gratisan. Pemandangan ini akan sangat mudah ditemukan mulai dari gang-gang kecil perkampungan hingga komplek perumahan.
Mungkin ada yang sudah pernah mencoba dan merasa itu membosankan. Tidak ada yang mengajak mereka bermain dan sedikitnya pilihan permainan bisa jadi yang membuat anak-anak tidak tahu sama sekali bahwa masih banyak jenis permainan anak tradional lainnya.
Dari rasa keprihatinan inilah yang akhirnya membuat Achmad Irfandi, pemuda asal Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo berinisiatif untuk membentuk sebuah Kampung Lali Gadget pada 1 April 2018. Tidak hanya ingin melestarikan permainan anak tradisional agar tidak mudah tergerus oleh zaman, namun di kampung ini anak-anak juga akan diedukasi tentang banyak keberagaman budaya, pengetahuan tentang satwa dan kearifan lokal
Permainan Tradisional Menjadi Penyeimbang Permainan Modern.
Minimnya pengetahuan tentang alat dan keberagaman permainan anak tradisional semakin terbantu dengan banyaknya alat  yang tersedia dan terpajang di kampung ini. Semua anak bahkan bisa menyentuh langsung dan mencoba semua jenis permainan yang ada. Mulai dari egrang, gasing, yoyo, congklak atau dakon dan permainan anak tradisional lainnya. Mereka bebas bermain sepuasnya tanpa harus takut baterai habis atau terputusnya koneksi akibat jaringan yang buruk.
Di Kampung Lali Gadget ini tema permainan setiap minggunya akan selalu berbeda-beda. Mulai dari yang bertemakan air, tanah, kayu hingga permainan yang bernuansa alam. Hal ini dilakukan agar anak-anak yang datang tidak cepat merasa bosan karena banyak hal yang bisa dieksplorasi di sini. Secara tidak langsung cara ini ternyata efektif mampu mengalihkan perhatian mereka sejenak dari ketergantungan gawai yang selama ini dimainkan.
Hasil kerja keras Achmad Irfandi selama 5 tahun ini tidaklah sia-sia. Terpilih sebagai salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Tahun 2021 dari 13.148 pendaftar merupakan bukti bahwa kontribusi sosialnya sudah memberikan nilai tambah yang luar biasa buat kemajuan bangsa Indonesia.Â
Membuat sekolah alam rakyat yang terjangkau dan menjadikan Kampung Lali Gadget menjadi salah satu destinasi desa wisata edukasi adalah salah satu cita-citanya. Walaupun sumber daya manusia yang dimiliki Kampung Lali Gadget ini masih tergolong minim, Achmad Irfandi masih tetap yakin dan akan terus berjuang hingga semua impian dan cita-citanya cepat segera terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H