Mohon tunggu...
Agus Farisi
Agus Farisi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Membaca, menulis dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Money

Semakin Meningkat Pengangguran di Indonesia

11 Oktober 2016   15:48 Diperbarui: 11 Oktober 2016   15:54 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

SEMAKIN MENINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA

Melemahnya perekonomian nasional berbuntut naiknya angka pengangguran, dengan banyak perusahaan yang mengurangi jumlah pekerja mereka. Angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi 6,18 persen dari angkatan kerja pada Agustus 2015, atau 7.560.000 orang secara absolut, dari 5,81 persen pada Februari (atau 7.450.000 orang menganggur), sementara melambatnya ekonomi menyebabkan PHK dan lambatnya penyerapan tenaga kerja.

Sekitar dua juta orang memasuki angkatan kerja setiap tahun dan karena itu meningkatkan jumlah lapangan kerja adalah salah satu tugas utama pemerintah. Mendorong pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu strategi utama karena setiap kenakan sebanyak 1 persen produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan membangkitkan sekitar 250.000 lapangan kerja baru di Indonesia.

Menarik juga untuk dicatat bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia membaik dengan makin sedikitnya jumlah pekerja berpendidikan rendah. Antara Agustus 2014 dan Agustus 2015, jumlah pekerja berpendidikan rendah atau mereka yang hanya memiliki ijazah sekolah dasar atau SMP menurun 74,3 juta menjadi 71,5 juta orang (mungkin korban PHK baru). Sementara itu, jumlah pekerja berpendidikan tinggi dalam angkatan kerja Indonesia naik dari 11,2 juta menjadi 12,6 juta orang lebih dalam periode yang sama.

Pada Agustus 2015, total 8.21 juta pekerja aktif di sektor konstruksi, naik dari 7.72 juta pada Februari 2015 atau 7,27 juta pada Agustus 2014. Dari tahun ke tahun peningkatan lapangan kerja juga terjadi pada sektor perdagangan dan keuangan.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang merilis statistik pengangguran di negara ini dua kali setahun, yaitu Februari dan Agustus, satu-satunya sektor yang menyerap lebih banyak pekerja pada Agustus dibandingkan Februari adalah sektor konstruksi. Tingkat pengangguran tertinggi terjadi di kalangan usia 15 dan 24 tahun, sementara para mahasiswa yang baru lulus dari perguruan tinggi, para lulusan sekolah kejuruan dan sekolah menengah mengalami kesulitan mendapatkan lapangan kerja.

Ini juga berarti bahwa Indonesia tidak optimal menikmati bonus demografi, yaitu sekitar setengah dari populasi berusia di bawah 30 tahun, dan 43 persen berumur di 25 tahun. Selain itu, tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara itu dapat memicu gejolak sosial di masa depan jika dibiarkan tak tertangani. Bulan lalu, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mengatakan bahwa 67.000 orang Indonesia (kebanyakan berpendidikan rendah) telah kehilangan pekerjaan mereka pada 2015, sebagian besar berasal dari sektor industri tekstil, dan angka ini bisa naik menjadi 100.000 pekerja pada akhir tahun. Demikian pula, Asosiasi Pengusaha (Apindo) menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya pengangguran di Indonesia.

Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat.

Dengan jumlah total penduduk sekitar 255 juta orang, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika Serikat). Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

PERBEDAAN EKONOMI MIKRO dan MAKRO DALAM PENGANGGURAN

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :

  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
  • Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

Dilihat dari
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
Tujuan analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun