Minggu, 25 September 2022 merupakan hari yang bersejarah bagi Masyarakat desa Penakalan. Pasalnya tercatat sejak tahun 1957 Gubernur Kalimantan Barat pertama H. Adji Pangeran Afloes hingga gubernur yang ke 10 Drs. Cornelis, M.H. dan Penjabat sementara Doddy Riyadmadji, baru kali ini Penakalan didatangi oleh seorang pejabat penting setaraf Gubernur. Berbagai kegiatan sebagai persiapan untuk menjamu dan menyambut sang Gubernur telah dilakukan jauh hari sebelumnya.Â
Mulai dari gotong royong pembersihan dan pembenahan parit-parit, pembenahan jalan hingga halaman tempat tinggal. Seluruh Masyarakat ikut berpartisipasi dengan penuh riang gembira. Â
Berdasarkan penelusuran penulis Bapak H. Sutarmidji, S.H., M.Hum. ini lahir pada  29 November 1962  dan merupakan Gubernur yang ke 12  sejak ia menjabat pada 5 September 2018 yang lalu.Â
Catatan Gubernur ke 9 berdasarkan priode jabatan. Sumber: Wikipedia.org/Daftar Gubernur Kalbar
Lantunan musik Tanjidor serta pertunjukan Silat yang biasa disuguhkan ketika arak-arakan dalam perkawinan mengiringi kedatangan Bapak Gubernur, Bupati Sambas dan Seluruh Staff serta rombongan.Â
Dalam kunjungannya, Bapak Sutarmidji berkesempatan secara langsung menyaksikan Deklarasi Desa Open Defecation Free (ODF) untuk Desa Penakalan dan Desa Sulung di Kecamatan Sejangkung.Â
Selain itu dalam rangka Pengendalian Inflasi dan Mitigasi dampak Inflasi,beliau menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako sebanyak 250 Paket untuk Masyarakat Desa Penakalan.Â
Pada kesempatan itu pula sambutan dari kepala Desa Penakalan yaitu Bapak Sartomo menyampaikan tentang paparan Sejarah Singkat Desa Penakalan serta potensi-potensi yang ada dalam peningkatan ekonomi masyarakat.Â
Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa masyarakat Penakalan sekarang mulai mengembangkan Perkebunan Jeruk serta Kelapa Sawit untuk menunjang perekonomiannya.Â
Kendala yang sangat besar diungkapkan oleh kepala desa tentang pertanian tadah hujan atau Huma yang selama ini sedang menurun membuat masyarakat cendrung berpindah dan fokus pada usaha perkebunan.Â
Selain itu, Bapak Sartomo selaku Kepala Desa Penakalan menyampaikan harapan besar seluruh Masyarakat tentang Pembenahan Akses jalan AS yang sudah lama didambakan.Â
Hal ini tentu didasari oleh alasan yang kuat. Desa Penakalan yang terletak dekat dengan Pusat Kabupaten Sambas dan hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari kontor Camat Sambas dan lebih kurang lima kilometer dari kantor Bupati, akan tetapi masih memiliki Akses jalan yang kurang layak.Â
Selain itu, untuk mendukung kelancaran dan peningkatan Pendidikan serta Kesehatan Masyarakat jalan ini merupakan akses utama. Anak-anak Sekolah mulai dari tingkat SMP hingga Perguruan tinggi sangat memerlukan akses jalan yang memadai.Â
Ditambah lagi akses kesehatan. Untuk menuju Puskesmas Sejangkung, Masyarakat desa Penakalan harus memutar jalan melewati jalan yang kurang layak dengan rute yang menurut Masyarajat kurang wajar.Â
Pasalnya warga desa Penakalan harus melewati Rumah Sakit Umum Daerah Sambas untuk menuju Puskesmas Sejangkung yang jaraknya hampir sepuluh kilometer.Â
Karena regulasi yang ada ditambah akses jalan yang kurang layak kata kepala desa Penakalan, warganya pernah lahiran didalam mobil. Hal itulah yang membuat Masyarakat sangat mendambakan jalan mulus beraspal agar hal-hal seperti itu tidak lagi terjadi.Â
Sebelum kegiatan ini dilakukan, sebelumnya desa Penakalan telah mendapatkan bantuan WC Â bagi masyarakat yang kurang mampu. Sehingga pada kesempatan ini, Pemerintahan Desa Penakalan Mendeklarasikan Desanya bebas dari buang air besar sembarangan beserta Pemerintah Desa Sulung.Â
Hal ini ditandai dengan Pelepasan Balon dan Penandatanganan Deklarasi Desa ODF oleh Bapak Sutarmidji selaku Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Satono selaku Bupati Sambas, serta Kepala Desa Penakalan dan Desa Sulung.
Selain itu dalam kesempatan berbahagia dan bersejarah ini sebagai bentuk partisipasi dan kegembiraan Masyarakat desa Penakalan dalam menyambut kedatangan bapak gubernur dan rombongannya, maka diadakan kegiatan yang sederhana tetapi penuh kesan yaitu pembuatan bubur pedas terbanyak.Â
Sebanyak 6 RT dari 2 dusun yang ada ikut berpartisipasi dalam pembuatan bubur pedas menggunakan kawah (mogol). Bubur pedas itu dibagikan kepada seluruh masyarakat serta para tamu yang datang pada kegiatan tersebut. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H