Pada akhirnya sekolah harus rela memodifikasi sistem pembelajarannya dan menyesuaikan dengan aturan yang ada walaupun berusaha tidak kehilangan nilai dasar dari sekolah tersebut.
Untuk penyelenggaraan sistem pendidikan yang membentuk karakter, maka dibutuhkan komitmen dari orang tua, sekolah, dan pemerintah. Orang tua sebagai pihak paling banyak berinteraksi dengan anak perlu mengubah mindset bahwa kecerdasan anak tidak selalu diukur dari nilai mata pelajaran (IQ), namun juga dapat dipandang dari sudut kecerdasan emosional (EQ) anak.Â
Kedua kecerdasan tersebut harus berjalan bersamaan agar mampu membentuk manusia yang sempurna. Orang tua benar-benar perlu menjadi contoh bagi pembentukan karakter anak maupun memilih lingkungan sekolah dan pergaulan yang memberikan dampak positif bagi anak.
Selanjutnya, pihak sekolah perlu mendesain kurikulum sekolah yang mengadopsi beberapa kegiatan pengembangan karakter, baik itu sebagai kegiatan wajib maupun kegiatan tambahan. Kegiatan wajib tentunya berbasis pada kurikulum nasional yakni dengan pembelajaran agama dan pendidikan moral kewarganegaraan.Â
Peluang terbesar tentu saja pada penyelenggaran kegiatan tambahan seperti pelatihan kepada siswa didik. Selain itu, sekolah perlu juga perlu rutin mengadakan pelatihan bagi tenaga pendidik.Â
Bagaimanapun, para pendidik saat ini menghadapi generasi milenial yang sistem pembelajarannya tentu berbeda dengan siswa zaman dulu. Siswa saat ini perlu diberi materi yang update dengan cara penyampaian interaktif tanpa meninggalkan karakter hidup bangsa Indonesia. Peran pendidik inilah yang nantinya juga menjadi elemen penting pembentuk karakter generasi muda.
Pihak terakhir yang perlu berpartisipasi dalam pembangunan karakter adalah pemerintah. Sebenarnya wacana pendidikan yang berkarakter telah lama muncul di Indonesia, namun kenyataannya sampai saat ini belum pernah diterapkan.Â
Untuk itu, pemerintah perlu benar-benar berkomitmen untuk berani merubah orientasi pendidikan Indonesia. Keberhasilan Finlandia dalam membangun sistem pendidikannya merupakan pembelajaran nyata bagi Indonesia untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Pada akhirnya, proses pendidikan bukan hanya dilihat dari lamanya belajar namun kualitas dari pembelajaran. Selain itu, ouput dari kegiatan pendidkan bukan hanya diukur dari tingginya nilai yang diperoleh peserta didik namun juga cara bersikap dalam kehidupan.Â
Semoga kualitas SDM Indonesia semakin membaik dengan adanya pendidikan nasional yang membentuk karakter peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H