Mohon tunggu...
Agus Dwi Nugroho
Agus Dwi Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Pekerjaan

Dosen di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Karakter Melalui Pendidikan

17 Juni 2019   09:03 Diperbarui: 17 Juni 2019   09:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya sekolah harus rela memodifikasi sistem pembelajarannya dan menyesuaikan dengan aturan yang ada walaupun berusaha tidak kehilangan nilai dasar dari sekolah tersebut.

Untuk penyelenggaraan sistem pendidikan yang membentuk karakter, maka dibutuhkan komitmen dari orang tua, sekolah, dan pemerintah. Orang tua sebagai pihak paling banyak berinteraksi dengan anak perlu mengubah mindset bahwa kecerdasan anak tidak selalu diukur dari nilai mata pelajaran (IQ), namun juga dapat dipandang dari sudut kecerdasan emosional (EQ) anak. 

Kedua kecerdasan tersebut harus berjalan bersamaan agar mampu membentuk manusia yang sempurna. Orang tua benar-benar perlu menjadi contoh bagi pembentukan karakter anak maupun memilih lingkungan sekolah dan pergaulan yang memberikan dampak positif bagi anak.

Selanjutnya, pihak sekolah perlu mendesain kurikulum sekolah yang mengadopsi beberapa kegiatan pengembangan karakter, baik itu sebagai kegiatan wajib maupun kegiatan tambahan. Kegiatan wajib tentunya berbasis pada kurikulum nasional yakni dengan pembelajaran agama dan pendidikan moral kewarganegaraan. 

Peluang terbesar tentu saja pada penyelenggaran kegiatan tambahan seperti pelatihan kepada siswa didik. Selain itu, sekolah perlu juga perlu rutin mengadakan pelatihan bagi tenaga pendidik. 

Bagaimanapun, para pendidik saat ini menghadapi generasi milenial yang sistem pembelajarannya tentu berbeda dengan siswa zaman dulu. Siswa saat ini perlu diberi materi yang update dengan cara penyampaian interaktif tanpa meninggalkan karakter hidup bangsa Indonesia. Peran pendidik inilah yang nantinya juga menjadi elemen penting pembentuk karakter generasi muda.

Pihak terakhir yang perlu berpartisipasi dalam pembangunan karakter adalah pemerintah. Sebenarnya wacana pendidikan yang berkarakter telah lama muncul di Indonesia, namun kenyataannya sampai saat ini belum pernah diterapkan. 

Untuk itu, pemerintah perlu benar-benar berkomitmen untuk berani merubah orientasi pendidikan Indonesia. Keberhasilan Finlandia dalam membangun sistem pendidikannya merupakan pembelajaran nyata bagi Indonesia untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional.

Pada akhirnya, proses pendidikan bukan hanya dilihat dari lamanya belajar namun kualitas dari pembelajaran. Selain itu, ouput dari kegiatan pendidkan bukan hanya diukur dari tingginya nilai yang diperoleh peserta didik namun juga cara bersikap dalam kehidupan. 

Semoga kualitas SDM Indonesia semakin membaik dengan adanya pendidikan nasional yang membentuk karakter peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun