Mohon tunggu...
Agus Darwin
Agus Darwin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Agus Eka Darwianta

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Dosen dan Mahasiswa KKN Universitas Udayana Melaksanakan Sosialisasi DAGUSIBU Antibiotik untuk Mencegah Resistansi Antibiotik

15 Agustus 2024   20:13 Diperbarui: 15 Agustus 2024   20:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran akan pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak menjadi semakin mendesak di tengah ancaman resistensi bakteri yang terus meningkat. Salah satu upaya edukasi yang dilakukan untuk menanggulangi masalah ini adalah sosialisasi program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Baik dan Benar), yang digelar oleh mahasiswa KKN dengan dosen pembimbing dr. Agus Eka Darwinata, Ph.D. yang akrab dipanggil dr. Darwin di Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Adapun peserta sosialisasi ini adalah ibu-ibu PKK di lingkungan Desa Depeha (03/08/2024).

Sosialisasi DAGUSIBU ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang antibiotik, dengan benar. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesalahan penggunaan antibiotik dan mencegah penyebaran bakteri yang kebal terhadap obat.

Pentingnya Program DAGUSIBU

Dalam pemaparannya dr. Darwin menyampaikan bahwa sosialisasi DAGUSIBU menjadi bagian dari upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan obat yang tepat dan aman. "Antibiotik adalah obat yang sangat penting, tetapi juga berbahaya jika tidak digunakan dengan benar. Melalui DAGUSIBU, kami ingin memastikan masyarakat memahami bagaimana cara mendapatkan antibiotik yang sesuai resep, menggunakannya dengan tepat, menyimpannya dengan aman, dan membuangnya dengan cara yang tidak merugikan lingkungan," jelasnya.

Dapatkan: Antibiotik Hanya dengan Resep Dokter

Salah satu poin penting dari DAGUSIBU adalah bagaimana masyarakat mendapatkan antibiotik. Menurut peraturan yang ada, antibiotik hanya boleh dibeli dengan resep dokter ditempat-tempat yang terpercaya seperti apotek, toko obat berijin, klinik, dan rumah sakit. Ini dilakukan untuk mencegah penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau tidak sesuai dengan penyakit yang diderita. Namun, di lapangan masih ditemukan praktik penjualan bebas antibiotik tanpa resep, yang memperparah masalah resistensi bakteri.

"Pembelian antibiotik secara bebas tanpa resep dokter menjadi salah satu masalah utama. Melalui sosialisasi ini, kami mengingatkan masyarakat untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi antibiotik. Jangan pernah membeli antibiotik tanpa petunjuk dari dokter," pesan dr. Darwin kepada peserta sosialisasi.

Gunakan: Penggunaan Tepat Waktu dan Dosis

Penggunaan antibiotik yang tepat menjadi poin kedua dalam DAGUSIBU. Masyarakat diimbau untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dengan dosis dan durasi yang diresepkan oleh dokter, serta tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya meskipun gejala penyakit sudah membaik. Penghentian pengobatan yang tidak tepat bisa menyebabkan bakteri yang belum mati sepenuhnya berkembang menjadi lebih kuat dan kebal terhadap antibiotik tersebut.

"Jika Anda berhenti minum antibiotik sebelum waktunya, bakteri yang tersisa bisa menjadi kebal dan membuat penyakit Anda semakin sulit diobati," terang dr. Darwin

Simpan dan Buang: Lindungi Kesehatan dan Lingkungan

Selain penggunaan yang benar, DAGUSIBU juga mengedukasi masyarakat tentang cara menyimpan dan membuang antibiotik. Antibiotik harus disimpan sesuai petunjuk agar tetap efektif dan tidak membahayakan pengguna. Selain itu, masyarakat juga diajarkan cara membuang obat-obatan yang sudah kedaluwarsa atau tidak terpakai dengan aman agar tidak mencemari lingkungan.

Harapan ke Depan

Dengan dilakukannya sosialisasi DAGUSIBU secara luas, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak. Langkah ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk menekan angka resistensi antibiotik di Indonesia yang terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun