PATI, Magang Unisnu -- Hari raya kurban menjadi momen krusial bagi pengrajin beduk di Desa Kayen, Kabupaten Pati.
Lebaran kurban tidak hanya menjadi ajang perbaikan gizi, melainkan juga momen meningkatkan ekonomi.
Sunaryo, pengrajin beduk mengaku, momen lebaran kurban adalah saat dimana ia mengumpulkan bahan dasar beduk.
"Seringnya pada ngasih, kalau mau dibeli akadnya juga bingung" Ungkap Sunaryo.
Sunaryo melanjutkan, kulit yang ia beli biasanya dari panitia qurban, bukan dari pengkurban.
Kulit-kulit hewan kurban ada yang ia beli juga ada yang sukarela dikasihkan. Kebanyakan yang ia temui di daerahnya adalah kulit kambing.
Kulit yang Sunaryo dapatkan akan melalui proses yang panjang sebelum diaplikasikan menjadi beduk. Mulai  dari perendaman  dengan cairan khusus, membersihkan bulu, dan penjemuran.
Irfan, panitia kurban yang menjual kulit mengaku, Kulit ia dapatkan dari hasil menjadi panitia pemotongan hewan kurban di masjid.
"Kalo kebagian kulit ya saya jual, kalo daing ya dikonsumsi keluarga" Ucap Irfan.
Irfan menambahkan, Uang yang ia dapatkan dari menjual kulit akan dibuat untuk membeli keperluan dapur rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H