Chelsea, sang juara bertahan, saat ini menderita sakit fisik dan psikis. Raganya ringkih, jiwanya rapuh. Maka dalam laga-laga yang sudah dilakoni sejauh musim ini, mereka tampak tak lebih sebagai bayangan kesejatian mereka. Bayangan yang awalnya samar-samar saja, lamat-lamat kian jelas dan menghitam!
Musim lalu mereka sukses merebut gelar juara EPL dan Capital One Cup dengan amat meyakinkan. Namun, di awal musim ini tiba-tiba saja mereka berubah menjadi sosok lain yang seperti datang dari kutub berlawanan. Dari tim dengan pertahanan terbaik menjadi tim dengan pertahanan terburuk. Pertahanan itu tampak rapuh dan begitu gampang dibobol oleh tim semenjana sekalipun. Dari tim yang memuncaki klasemen sejak hari pertama hingga penghujung musim, menjadi tim yang kini mati-matian bergulat melepaskan diri dari perangkap zona papan bawah.
Apa sebenarnya yang tengah terjadi dengan the Blues?
Bagi yang selalu mengikuti Chelsea dan menyaksikan laga-laga mereka, fenomena ironis yang terjadi saat ini tidak terlalu mengejutkan. Ini sebetulnya sudah kelihatan semenjak paruh kedua musim lalu. Jika pada paruh pertama mereka sangat ofensif, produktif, agresif dan atraktif, maka pada paruh kedua yang mendominasi adalah antonim ekstrim dari semua kosakata itu. Dan semua itu berlanjut hingga kini, bahkan dengan intensitas yang meninggi.
Dalam sepakbola ada 1 adegium yang terkenal: 'performance is temporary, but class is permanent'. Banyak yang percaya dengan ini, termasuk saya. Kecuali kiper Cech yang hengkang ke Arsenal dan kiper Courtois yang sedang dibekap cedera, nyaris semua pemain inti the Blues saat ini sedang tidak in form.
Lihatlah Hazard; musim lalu menyabet gelar pemain terbaik EPL tetapi kini skill dan kualitasnya menguap entah kemana. Awal musim ini dia kerap menghangatkan bench atau diganti karena sama sekali tidak berkontribusi terhadap permainan the Blues. Begitu pula dengan duo poros lini tengah Matic-Fabregas: keropos. Lini depan juga setali tiga uang: mandul. Yang paling parah adalah lini belakang: babak belur; sebagian lantaran faktor usia Kapten Terry dan Ivanovic.
Pertanyaan pentingnya, mengapa para pemain inti the Blues tidak in form secara berjamaah saat ini? Salah satu penjelasannya menurut hemat saya adalah karena mereka 'burnt out', alias keletihan. Mereka bertarung di 4 medan laga yang sangat kompetitif, terus-menerus dan jarang dirotasi. Squad depth yang tipis dan lebarnya gap antara tim inti dengan pelapis adalah salah satu alasan jarangnya rotasi itu. Sementara di sisi lain, manajemen the Blues menargetkan untuk merebut semua gelar yang ada.
Kedalaman dan kualitas rata-rata personil squad itu merupakan salah satu cerminan ambisi dan target manajemen klub. Coba lihat aktivitas para pesaing Chelsea di bursa transfer. City, MU, Arsenal, Liverpool dan bahkan tim papan bawah EPL sangat agresif dan jor-joran mendatangkan banyak pemain yang dapat mem-upgrade squad mereka. Chelsea? Musim lalu hanya mendatangkan 2 pemain dengan kategori seperti itu. Musim ini hanya 1, dan dengan segala hormat pada Pedro, pemain itu adalah pemain cadangan di Barca.
Chelsea sedang merencanakan pemugaran stadiun Stamford Bridge. Ini butuh dana besar. Pola rekrutmen pemainnya sekarang juga sudah berubah, dari membeli pemain kelas dunia menjadi membeli pemain muda pemula. Sebagai fan, saya setuju-setuju saja selama manajemen konsisten. Adalah tidak konsisten jika manajemen menuntut squad untuk juara secara konsisten padahal -berbeda dengan pesaingnya- squad itu tidak di-upgrade secara konsisten dan semestinya.
Ujian konsistensi itu sekarang dinilai dari bagaimana sikap manajemen klub -terutama sang owner Abramovich- terhadap masa depan Mourinho. Jika sang pelatih asal Portugal itu dipecat seperti yang dialami banyak pelatih Chelsea sebelumnya, maka dapat disimpulkan dengan pasti bahwa mereka inkonsisten.
Terakhir, dengan kondisi psikologis squad yang sedang labil dan terjerembab seperti saat ini, jika ada 1 orang yang mampu menyembuhkan dan membalikkan keadaan maka orang itu adalah Mourinho. Yang dibutuhkan sekarang adalah kesabaran dan dukungan solid dari manajemen dan fan. Yang lebih penting lagi, the Blues harus melakukan aktivitas signifikan di bursa transfer Januari nanti, jika memang masih punya ambisi. Jika tidak, mungkin saya harus meninjau ulang loyalitas saya sebagai fan Chelsea. My fanship is by no means unconditional!