"Ayah, tidaaakk!!" Airin berlari menuju ayahnya, dan...
'JREB!'
"Apa yang telah kulakukan? Apa yang telah kulakukan padanya? Aku... Aku telah melakukan kesalahan. Tega sekali aku ini, hiks!" sang Ayah terduduk lesu di atas lantai sembari menangis tersedu-sedu. Airin, anak semata wayangnya, kini tewas terbunuh di tangannya sendiri. Airin tertusuk oleh pisau sang ayah itu tepat dibagian perut bagian hatinya. "Airin, aku telah bersalah padamu , Nak. Aku memang Iblis. Maafkan Ayah! Hiks!" Sang Ayah terus menangis sembari memeluk sang Anak yang telah tewas itu di pangkuannya.
"Tapi, mungkin ini adalah yang terbaik," Sang ayah berhenti menangis dan menatap wajah Airin yang berada di pangkuannya dengan tersenyum. "Dengan begini aku tidak perlu melindungimu lagi dari para Iblis yang mendekatimu. Dan kau tidak akan pernah lagi bertemu denganku, sesuai kleinginanmu." Sang Ayah memeluk mayat Airin itu semakin erat. Ia mengelus-elus rambutnya yang berantakan itu dengan tangan berlimuran darah. "Selamat jalan anakku. Semoga kau bahagia sekarang."
Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H