To put a context, let's start from the roots shall we????
12 April 2023 kemarin, Netflix mengeluarkan trailer dokumenter dengan judul Queen Cleopatra,Â
dengan Jada Pinkett Smith istri dari aktor terkenal Will Smith sebagai produser eksekutif serial dokumenter ini. Â
Serial ini banyak menuai kritik dikarenakan Cleopatra sebagai plot utama cerita diperankan oleh perempuan berkulit hitam. Penggambaran ini sangat bertentangan dengan sejarah asli Cleopatra dan membuat banyak sekaliÂ
orang-orang Mesir (Egyptian) merasa sejarah mereka telah dirampas begitu saja.
Â
Kritikan ini ramai dibicarakan dan menjadi perdebatan yang cukup serius di platform Twitter, hingga Selasa (18/4/2023)
setidaknya lebih dari 27 ribu tweet yang memperdebatkan serial ini, tidak sedikit dari mereka adalah Egyptian.
Perdebatan serial ini tidak hanya berhenti disitu saja, petisi online dimulai oleh seseorang bernama Maha dan Aikk dengan menargetkan 50.000 tanda tangan. Â Pada Sabtu (15/4/2023) petisi dengan judul "Cancel "Queen Cleopatra" on Netflix for Falsifying History"Â sudah ditandatangani lebih dari 49.000 kali.
Â
Kutipan dalam petisi itu menjelaskan bahwa Ratu Cleopatra lahir di Alexanderia, Egypt di dinasti Ptolemeus ke keturunan Yunani. Dia bukan orang berkulit hitam.Â
"She (Cleopatra) awas born in Alexanderia, Egypt, in the Ptolemaic dynasty to Greek descent. She was NOT black. This is in no way against black people, and is simply a wake-up call to preserve the history and the integrity of the Egyptians and the Greeks."
Petisi tersebut diakhiri dengan mengatakan bahwa Mesir tidak eksklusif hitam atau putih, meskipun terdapat
 sejumlah peradaban Afrika berkulit hitam, Mesir bukan salah satunya.
Â
Hingga saat artikel ini ditulis, ternyata petisi tersebut telah  di hapus dari change.org tempat petisi di tulis,  denganÂ
alasan melanggar ketentuan komunitas (Baculi, 2023).
Mengapa hal ini menjadi begitu besar? Apa pentingnya representasi dalam sebuah film dan mengapa itu harus tepat?
Â
FILM DAN REPRESENTASIÂ
Film telah lama menjadi bagian dari perkembangan masyarakat. Film merupakan bagian dari media
yang digunakan sebagai alat komunikasi masa. Sehingga film tentu dapat memberikan pesan kepada khalayakÂ
dengan jumlah yang tidak sedikit ( dalam hal ini film mempunyai kendali atas penyampaian pesan secara massif kepada audiens).Â
Representasi sebuah film merupakan penggambaran kembali suatu hal yang ada pada cerita dalam sebuah film.Â
Film memiliki kekayaan dalam bentuk tanda untuk mengkodekan pesan, konveksi-konveksi, dan ideologi dariÂ
suatu kebudayaan (Laoshi, 2018).
Representasi budaya dalam sebuah film menjadi hal yang cukup krusial untuk menyampaikan nilai dan ideologi
suatu budaya ke dalam khalayak luas. Maka dari itu, ketepatan penggambaran dan representasi sebuah film
harus diperhatikan untuk mampu menyampaikan nilai suatu kebudayaan dalam cerita yang diangkat.Â
Kesalahan penggambaran budaya pada film akan menuai banyak sekali kritik dari orang-orang asli yang tumbuh
dengan budaya tersebut. Itu mengapa serial dokumenter Queen Cleopatra Netflix ini dianggap mempromosikanÂ
ideologi Afrocentrism dan telah memalsukan fakta.
Â
Zahi Hawass, mantan menteri purbakala Mesir (former egyptian antiquities minister) menyetujui hal ini. Â
Hawass mengomentari serial dokumenter yang menggambarkan Ratu Cleopatra berkulit hitam adalah suatu kepalsuan.
 "Cleopatra was Greek, meaning that she was blonde, not black."
Â
Hawass juga menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir muncul sebuah tren yang dipimpin olehÂ
orang kulit hitam Amerika mengklaim bahwa peradaban Mesir berasal dari kulit hitam (Youm Al, 2023).
Inilah apa yang disebut sebagai Afrocentrism, sebuah ideologi yang menempatkan orang berkulit hitam Afrika-Amerika
menjadi original egyptian. Secara tidak langsung ini adalah kolonisasi budaya melalui sebuah film. Ideologi ini mengklaimÂ
bahwa firaun dan orang Mesir kuno sepenuhnya berkulit hitam dan orang Mesir mencuri identitas mereka.
Gagasan ini muncul karena mengingat bahwa produser eksekutif serial dokumenter ini adalah seseorang black-american.Â
Huwas juga menyebutkan peradaban kulit hitam tidak ada kaitanya dengan peradaban Mesir. Peradaban kulit hitamÂ
tidak menguasai mesir kecuali pada dinasti kedua puluh lima selama era Kerajaan Kush, yaitu pada akhir peradaban Mesir kuno.
Bukti ilmiah yang dimuat dalam situs cambridge menuliskan bahwa orang Mesir kuno dan moderen secara genetik lebih
dekat dengan tetangga timur tengah.Â
Akun twitter (@uregyptianmommy) memberikan perbandingan bagaimana orang asli Mesir pada zaman CleopatraÂ
dan juga zaman sekarang.
Berikut adalah hasil rekonstruksi dari Ratu Cleopatra dari Royal New TeamÂ
Hawass menyebutkan Netflix mencoba membuat kebingungan untuk menyebarkan informasi palsu bahwa
asal muasal dari peradaban mesir berawal dari kulit hitam.Â
"Netflix is trying to stir up confusion to spread false information that the origin of Egyptian civilization is black."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI