Sebagai penggemar film, awalnya saya sedikit skeptis terhadap film Mencuri Raden Saleh ini. Alasannya karena cast atau para pemain seperti Iqbaal (sebagai Piko), Aghniny Haque (Sarah), Angga Yunanda (Ucup), Ari Irham (Tuktuk) merupakan cast atau pemain film yang memiliki banyak penggemar dan sudah membintangi karakter utama di film mereka masing-masing.Â
Awalnya saya berpikir film Mencuri Raden Saleh (2022) Â hanya akan menjual aktor-aktor ternama untuk mendapatkan penonton yang banyak karena power yang dimiliki oleh masing-masing cast tadi dan jumlah penggemar mereka sehingga menyatukan beberapa aktor ternama tanah air memudahkan promosi film untuk mendapatkan atensi dari penonton.Â
Itu adalah hipotesis awal yang saya berikan ketika nama-nama aktor yang akan membintangi film ini dipublikasikan. Hingga pada akhirnya, saya berkesempatan untuk menonton sendiri film Mencuri Raden Saleh kemarin dan hanya dengan  tiga puluh menit penayangan film mampu mematahkan semua asumsi dan hipotesis awal yang saya berikan.Â
Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko berhasil menjadikan Mencuri Raden Saleh sebagai tonggak baru film heist (film bergenre perampokan) di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari respon penonton di dalam bioskop saat film ditayangkan, hampir semua penonton bertepuk tangan, teriak, tertawa secara bersamaan dimana pemandangan seperti itu biasanya saya temukan ketika menonton film-film barat.Â
Ide Cerita Sudah Digarap Empat Tahun Lalu
Meskipun Mencuri Raden Saleh bukan film heist pertama di Indonesia, namun film ini memberikan begitu banyak elemen penting yang menjadikannya film heist dengan elemen-elemen yang sangat kompleks dan eksekusi yang sangat baik.Â
Angga Dwimas Sasongko mengatakan dalam sebuah podcast bersama Volix Media pada 26 Agustus 2022 lalu, film Mencuri Raden Saleh terlahir dari passion yang sudah dirancang sejak empat tahun yang lalu. Karena terlahir dari passion yang sudah lama ia tulis membuat film ini menjadi sesuatu yang personal, kalau dilihat dari masalah dan isunya. Angga sebagai sutradara film Mencuri Raden Saleh juga mendalami seni rupa (art enthusiast) Angga juga sering bertemu dengan seniman seni rupa, menjadi collector seni untuk menggarap sebuah film yang terlahir dari passion-nya itu.Â
Lantas mengapa lukisan karya Raden Saleh dipilih sebagai objek utama dalam film ini?Â
Menurut Angga, jika berbicara mengenai pencurian, pencurian seni bukanlah isu yang dibahas secara signifikan di Indonesia. Ketika berbicara mengenai seni rupa  Indonesia tentu saja dimulai dari Raden Saleh karena modern art Indonesia dimulai dari karya-karya lukisan Raden Saleh.Â
Selain itu, Angga juga menambahkan pengalamanya yang juga menjadi alasan terbentuknya ide film Mencuri Raden Saleh ini.Â
Dalam podcast bersama Velix Media, Angga bercerita ketika itu ia pernah berkunjung ke sebuah tempat yang memajang empat buah lukisan Raden Saleh tanpa penjagaan yang ketat. Bahkan 15- 20 meter dari tempat pajangan terdapat tembok yang menjadi sekat dengan pekarangan rumah, melihat situasi itu Angga berpikir sangat mudah untuk mencuri lukisan yang dipajang disana, hanya butuh dua tiga orang  maka lukisan senilai  50 miliar itu dapat dicuri. Berangkat dari pengalaman inilah ide film Mencuri Raden Saleh mulai muncul.Â
Simbol Perlawanan Raden Saleh Menjadi Plot Utama Film
Bergerak dari pengalaman yang menjadikan Angga terinspirasi untuk menulis dan membuat film Mencuri Raden Saleh, ide cerita juga dikembangkan dan dikemas dengan sangat baik.Â
Memuat banyak sekali representasi dari perjuangan Raden Saleh Sjarif Boestaman pelukis Indonesia berdarah Arab-Jawa yang menjadi pionir seni modern Indonesia menjadikan film ini sebagai media mengenal sejarah bagi generasi z saat ini.Â
Nilai-nilai historis dan juga watak patriotisme Raden Saleh digambarkan melalui siasat lima remaja ambisius yang berperan dalam film Mencuri Raden Saleh ini yakini Piko "The Forger" (Iqbaal Ramadhan), Ucup "The Hacker"Â (Angga Yunanda), Fella "The Negotiator" (Rachel Amanda Aurora), Gofar "The Handyman" (Umay Shahab), Sarah "The Brute" (Aghniny Haque), dan Tuktuk "The Driver" (Ari Irham).Â
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (The Arrest of Pangeran Diponegoro)Â karya Raden Saleh menjadi bintang utama dalam film. Â Lukisan ini merupakan lukisan bersejarah dan berharga yang dimiliki Indonesia.Â
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro dilukis oleh Raden Saleh untuk Ratu Belanda, Â ratusan tahun berada di kerajaan Belanda yang kemudian diserahkan sebagai national treasure kepada Indonesia pada tahun 1975 oleh pihak Kerajaan Belanda bersamaan dengan realisasi perjanjian kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969.
Dalam dokumenter yang berjudul "Blueprint: Making Of Mencuri Raden Saleh" yang digarap oleh Visinema Pictures,  beberapa cast  film juga menambahkan filosofi cerita dalam film Mencuri Raden Saleh.Â
Raden Saleh merupakan simbol perlawanan dalam seni. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro dibuat atas dasar perlawanan Raden Saleh sendiri terhadap lukisan sebelumnya yang dibuat oleh seniman Belanda yang berjudul Penyerahan Pangeran Diponegoro.
Lukisan karya seniman Belanda menggambarkan Pangeran Diponegoro  sebagai seseorang yang pasrah, 22 tahun setelahnya Raden Saleh menyuarakan kebenaran sejarah melalui seni sehingga menciptakan lukisan dengan judul Penangkapan Pangeran Diponegoro (The Arrest of Pangeran Diponegoro). Â
Film ini berhasil memadukan cerita sejarah yang cukup rumit dengan eksekusi yang sangat matang sehingga mampu menggambarkan perjuangan dan perlawanan Raden Saleh terhadap kebenaran sejarah.Â
Mengacu pada data yang dimuat oleh Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia karya lukisan yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro merupakan karya yang merujuk pada peristiwa nyata yang terjadi di masa lalu. Lukisan ini merupakan bentuk respon dari lukisan Nicolaas Pieneman (1809-1860) yang ditugaskan untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda pada 28 Maret 1830.
Perbedaan lukisan antara Raden Saleh dengan Pieneman ini dipandang sebagai rasa nasionalisme pada diri Raden Saleh.
Teknik Sinematografi dan Plot Cerita Yang Berkualitas
Jika dilihat dari ide cerita dan plot film Mencuri Raden Saleh sudah sangat kuat dengan mengulik sejarah perlawanan Raden Saleh di Indonesia serta berbagai plot twist yang akan membuat kita semua tidak menyadari apa yang akan terjadi setelah komplotan pencuri menjalankan rencananya.Â
Plot twist sangat diperlukan dalam unsur film sebagai upaya agar penonton terlibat di dalam emosi yang ingin disampaikan oleh penulis. Plot jenis anagnorisis digunakan dalam alur cerita film Mencuri Raden Saleh, plot ini akan memberikan penonton informasi baru untuk dapat menciptakan suspense dan akhirnya menimbulkan atau memunculkan pertanyaan, alur anagnorisis atau pengungkapan ini mendorong karakter untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak terduga sebelumnya.Â
Selain anagnorisis, Film Mencuri Raden Saleh juga menyuguhkan jenis plot Chekhov's gun.Â
Jenis plot twist ini menjadikan karakter yang muncul di awal cerita terlihat tidak berguna, atau hanya karakter pendukung yang tidak memiliki peran signifikan dalam membelokan alur cerita. Namun tak pernah disangka bahwa tokoh atau karakter tersebut ternyata adalah bagian penting dalam cerita bahkan mampu mengubah alur dan permasalahan yang diangkat dalam cerita.Â
Pada awalnya, Angga Dwimas Sasongko ingin menggunakan aktor-aktor yang lebih dewasa untuk memerankan karakter utama yakini komplotan Raden Saleh dalam film untuk membangun profesionalitas karakter, namun dari beberapa draft yang sudah ditulis, Angga merasa cerita tersebut tidak relate, karena sulit untuk menemukan karakter seperti Danny Ocean di Indonesia.Â
"Yang kita punya hanya koruptor yang nggak keren, nggak berkelas yang foto selfie pas udah ditahan, cemen." Ucap Angga saat melakukan podcast bersama Volix Media.Â
Berangkat dari masalah itu, Angga melihat cerita akan lebih menarik ketika karakter pencuri adalah seorang yang amatir dengan usia yang lebih muda.Â
Angga menginginkan film ini dimulai dari karakter bukan pencuriannya (character driven).Â
Menurut Angga, jika diperankan oleh karakter yang lebih dewasa, film tidak akan asik, tidak ada clumsy-nya, dan apa adanya. Atas pertimbangan inilah Angga sebagai sutradara membangun karakter yang lebih muda.Â
Elemen film selanjutnya adalah bagaimana kameramen, editor, dan sutradara mampu menyajikan visual yang dapat membuat seluruh elemen dalam cerita tadi dapat dirasakan oleh penonton.Â
Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara film Mencuri Raden Saleh menggunakan motion control untuk menciptakan adegan yang dramatis. Menurt Angga, cara baru ini digunakan untuk membuat opening film lebih memorable atau mudah diingat  oleh penonton.Â
Proses paling menantang yang memerlukan berbagai teknik sinematografi yang rumit menurut Angga adalah adegan pencurian di terowongan Jakarta yang macet sehingga membutuhkan waktu empat hari setiap weekend di hari Sabtu-Minggu.Â
Adegan iconic dalam film Mencuri Raden Saleh ini membuat Angga dan crew film harus melakukan pemblokiran jalan dan terowongan di SCBD (Sudirman Central Business District). Pada saat menuliskan adegan ini di script hampir seluruh crew film ragu untuk mengerjakan adegan ini, dengan ratusan mobil setiap mobil terdapat pengemudi dan setiap pengemudi harus mampu di-direct oleh sutradara.
Karena berangkat dari sebuah passion, tantangan yang awalnya ragu untuk dikerjakan sukses membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan Angga sebagai sutradara dan seluruh crew film yang terlibat sehingga berhasil menyuguhkan visual terbaik untuk memanjakan mata penonton.Â
Tidak ada yang tidak mungkin ketika sesuatu yang dikerjakan dengan passion dan juga kerja keras, sama halnya dengan nilai perjuangan Raden Saleh yang diangkat dalam Film Mencuri Raden Saleh ini.Â
Â
Film Mencuri Raden Saleh berhasil menjadi tonggak baru film heist di Indonesia dengan berbagai elemen film yang dieksekusi dengan sangat matang mulai dari pembentukan karakter, plot cerita yang kuat, serta teknik sinematografi yang melebur menjadi satu kesatuan dan melahirkan sebuah maha karya yang sangat baik.Â
Film yang sudah tayang sejak 25 Agustus 2022 sudah ditonton lebih dari 700.000 penonton. Pesan tiket di bioskop kesayangan kalian dan menjadi bagian dari saksi lahirnya tonggak baru film heist Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H