Perkembangan tekonologi mengambil peran yang cukup besar bagi terlahirnya perbedaan dan perkembangan produksi media saat ini.Â
Perkembangan ini membuat proses produksi dan konsumsi media juga mengalami beberapa perubahan baik dari format media, elemen yang digunakan, hingga cara mereka mengkonsumsi sebuah media tidak dapat kita samakan dengan bagaimana seseorang mengkonsumsi media sepuluh tahun yang lalu.Â
media lama dan media baru. Media lama yang mungkin sudah perlahan kita tinggalkan meliputi media cetak, radio, televisi.Â
Untuk memetakan perbedaan media pada masa lalu dan sekarang, kedua periodiasasi ini dapat dikategorisasikan kedalam apa yang disebut sebagaiMeskipun generasi saat ini jarang mengkonsumsi produk media melalui platform media lama, namun bukan berarti mereka akan punah, media lama masih memiliki segementasi audiensnya sendiri.
Media baru meliputi media online, seperti media cetak yang diubah menjadi format digital, TV online, dan radio streaming. Â
Donald Ellis membagi perkembangan media kedalam dua era yang berbeda berdasarkan produk, jenis komunikasi, dan segmentasi audiens.Â
Era Media PertamaÂ
Era media pertama dapat juga dikatakan sebagai cara lama media dalam memproduksi produk media nya (media lama).Â
Pada era ini Donald ellis melakuka kajian dan memenukan beberapa ciri-ciri media di era pertama
 berdinamika dengan audiensnya.Â
Pada era ini, sentralitas produksi masih melekat, maksudnya adalah media memproduksi satu konten yang dikonsumsiÂ
oleh khalayak yang banyak.Â
Era pertama juga digambarkan dengan komunikasi satu arah,
 dimana sering kita ketahui bahwa pada era media lama audiens berperan pasif dalam menerima atau mengkonsumsi informasi.Â
Pada era pertama media digunakan untuk pembentukan kesadaran sosial, sehingga audiens massa terpecah.Â
Era Media Kedua
Era media kedua digambarkan sudah mengalami desentralisasi,Â
komunikasi pada era media ini juga sudah dua arah sehingga peran konsumen media lebih aktif dalam memberikanÂ
umpan balik kepada konten media yang disajikan.Â
Berbeda dengan era media pertama, pada era kedua ini media justru mengangkan kesadaran individu tidak lagi dalam skala sosial, orientasi media pada era kedua juga berorientasi kepada individu.Â
Kedua era media ini juga mengalami perkembangan yang cukup pesat.Â
Perubahan gaya media lama ke media baru dalam hal transformasi dan multi-platform ini menunjukan bahwa
apa yang terjadi dengan perkembangan teknologi dan Internet jelas berdampak pada segala aspek kehidupan.Â
Pada saat ini perkembangan ini sampai kepada era yang sering kita sebut dengan multimedia.Â
Multimedia atau penggabungan lebih dari dua elemen media kedalam produksi konten saat ini menjadi era yang sedang disempurnakan oleh praktisi dan juga jurnalis.Â
Meskipun kemunculanya terbilang cukup baru dibandingan kedua era tadi, Mindy McAdams ( 2014) justru membuat sebuah tulisan mengenai "re-defining multimedia journalism" yang artinya adalah mendefiniskan ulang jurnalisme multimedia.Â
Lantas apa yang membuat Mindy McAdams menulis tentang hal ini? Simak ulasan berikut!
Mendefinisikan Kembali Jurnalisme Multimedia dan Tantangan Jurnalis
"Salah satu kebutuhan paling mendesak yang disebutkan oleh jurnalis di berbagai negara adalah perolehan keterampilan multimedia baru," menurut temuan dari studi baru-baru ini yang mensurvei lebih dari 29.000 jurnalis di seluruh dunia.Â
Menurut Mindy McAdams meskipun istilah multimedia terus digunakan, namun tidak semua jurnalis berfikir bahwa hal tersebut harus digunakan saat ini.Â
Salah satu asumsi yang dikemukakan oleh Miny McAdams adalahÂ
 kita tidak boleh lupa ketika memproduksi konten multimedia itu membutuhkan keterampilan dan mindset.Â
Multimedia storytelling terus berkembang seiring semakin banyaknya eksperiment denganÂ
kemungkinan yang dibuka oleh alat dan teknik digital baru.
Lantas Mindy McAdams melihat bahwa penggunaan istilah multimedia oleh beberapa jurnalisÂ
atau perusahaan media harus benar-benar dapat melihat dan memahami definisi multimedia agarÂ
konten yang diproduksi dapat mewakili istilah tersebut.
 Mind McAdams juga memberikan kritik dalam tulisanya bahwa konten multimedia seharusnyaÂ
bersifat komplement, bukan pengulangan.Â
Apa yang dimaksud dengan hal ini adalah dalam multimedia storytelling,Â
berbagai jenis media digunakan dan saling berhubungan.
 Idealnya, masing-masing digunakan dengan cara yang memaksimalkan kekuatannya.Â
Komponen cerita dibuat untuk saling melengkapi.Â
 Perubahan produksi dan konsumsi media pda era digital saat ini memberikan konsekuensi terhadap jurnalis,Â
terutama bagaimana masifnya informasi diproduksi dan didistribusikan secara cepat.Â
Keberlimpahan informasi sebagai wujud dari pengaruh perkembangan internet memicu fenomena information flood,Â
yang menjadi konsekuensi bagi jurnalis akibat dari perkembangan media di era digital.Â
Simak video berikut untuk memahami lebih konsekuensi yang diterima jurnalis.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI