Mohon tunggu...
Agus Andrianto
Agus Andrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang manusia yang tertarik pada kelucuan dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Viral: Harta Karun Tak Berwujud di Era Digital

24 Desember 2024   14:35 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dampak Dari Keviralan (Sumber : https://www.shutterstock.com/th/image-vector/young-man-pressing-dislike-button-on-2030737838)

Viral merupakan sebuah kata padanan yang awal penggunaannya mengindikasikan penyebaran secara cepat, terutama dalam konteks kesehatan, yaitu penyebaran virus. Namun, di era digital yang dimulai di abad 21 ini, setelah adanya perkembangan drastis teknologi, kata "viral" mulai bergeser makna ke arah persebaran informasi yang cepat dan menarik perhatian masyarakat. Peralihan makna kata viral ini dapat terlihat jelas ketika era media sosial mulai menjadi salah satu media utama komunikasi masyarakat di dunia, terutama di Indonesia.

Saat ini, viral telah menjadi komoditas penting yang banyak dicari-cari oleh orang-orang. Banyak jalan yang ditempuh untuk mendapatkan keviralan, baik melalui hal-hal positif maupun negatif. Fenomena ini menciptakan peluang baru, tetapi juga tantangan besar terkait dampaknya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.

Sebelum era digital merebak ke berbagai pelosok dunia seperti sekarang, untuk menjadi terkenal dan dikenal orang, seseorang harus melalui media massa seperti koran, radio, maupun televisi. Ketenaran memang telah menjadi hal yang didambakan banyak orang dari era sebelumnya. Namun, dengan susahnya menembus media massa dulu, sebuah ketenaran tidak menjadi hal yang sangat dicari. Kebanyakan orang lebih fokus pada kehidupan sehari-hari mereka.

Semua itu berubah dengan munculnya era digital. Informasi bisa disebarkan dengan sangat cepat dan luas berkat adanya media sosial. Platform seperti Instagram, Twitter, TikTok, YouTube, dan Facebook memberi kesempatan bagi siapa saja untuk mendapatkan ketenaran dalam waktu singkat. Bahkan, tanpa latar belakang khusus atau sumber daya besar, seseorang bisa viral hanya dengan unggahan yang menarik perhatian.

Ketenaran ini datang dengan berbagai keuntungan. Salah satunya adalah potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Para influencer atau pembuat konten yang berhasil viral, misalnya, bisa memperoleh penghasilan dari iklan, endorsement produk, hingga peluang kerja sama dengan berbagai brand. Dengan potensi tersebut, tak heran jika banyak orang kini berlomba-lomba untuk menjadi viral, tanpa memandang cara atau dampaknya.

Keviralan sering kali tidak dapat diprediksi, meskipun ada faktor-faktor tertentu yang dapat mempercepat penyebarannya. Salah satunya adalah elemen emosional atau kejutan yang hadir dalam sebuah konten. Konten yang dapat menggugah emosi, baik itu kebahagiaan, kemarahan, kejutan, atau ketertarikan, cenderung lebih cepat tersebar luas.

Faktor kedua adalah kemampuan konten untuk "menarik" perhatian dalam waktu singkat. Dengan semakin pendeknya rentang perhatian masyarakat di era digital, video berdurasi pendek, gambar menarik, atau meme yang lucu sering kali lebih mudah menyebar daripada teks panjang atau artikel yang memerlukan perhatian lebih.

Platform media sosial memainkan peran penting dalam mempercepat penyebaran konten viral. Algoritma platform seperti TikTok, Instagram, dan X (sebelumnya Twitter) dirancang untuk menampilkan konten yang sedang tren, membuatnya lebih mudah bagi pengguna untuk menemukan dan membagikan konten yang sedang viral. Fitur like, share, dan komentar juga menjadi alat yang meningkatkan kecepatan dan jangkauan dari sebuah konten.

Namun, meskipun ada mekanisme yang jelas di balik keviralan, tetap saja banyak faktor yang bersifat acak, seperti timing yang tepat atau pengaruh dari selebriti dan influencer. Keviralan juga tidak selalu bergantung pada kualitas konten, melainkan lebih pada bagaimana konten tersebut dapat menarik perhatian orang dalam waktu singkat dan membuat mereka ingin membagikannya.

Ilustrasi Dampak Dari Keviralan (Sumber : https://www.shutterstock.com/th/image-vector/young-man-pressing-dislike-button-on-2030737838)
Ilustrasi Dampak Dari Keviralan (Sumber : https://www.shutterstock.com/th/image-vector/young-man-pressing-dislike-button-on-2030737838)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun