Mohon tunggu...
Agus Anang Fatoni
Agus Anang Fatoni Mohon Tunggu... -

semangat itu bukan hanya di hati dan di mulut, tapi nyatakan dengan perbuatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kanker

21 Maret 2011   16:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kanker

Kanker penghianat

Tumbuh dari jaringan sendiri

Merusak yang sehat

Menghambat keharmonisan fisiologi

Tumbuh sangat cepat

Yang lain rusak mana dia peduli

Kanker beda dengan yang lain

Kanker tidak terdeteksi

Oleh penjaga tubuh

Dia golongan tubuh sendiri

Dia berasal dari kita sendiri

Pengobatan kanker pun sulit

Dengan kemoterapi

Yang sehat ikut rusak

Kanker belum tentu terobati

Rambut bisa botak

Terpapar banyak radiasi

Penghianat pun kanker

Dari golongan sendiri

Nampak bersahabat

Tapi membuat sakit hati

Merusak semuanya

Demi kepentingan sendiri

Negeri ini tubuh kita

Tubuh yang banyak penghianat

Penghianat ahli basa-basi

Negeri banyak kasus kanker

Menambah beban dokter onkologi

Penghianat bom sana bom sini

Memberi pekerjaan polisi

Negeri dengan taraf kesehatan rendah

Penderita kanker negeri ini tidak mau diterapi

Takut biaya mahal, takut dioperasi

Pengacau negeri ini

Jaringan negeri sendiri

Namanya juga penghiatat

Mana peduli jika negeri ini porak poranda tidak beraturan

Kepentingan penghianat kehancuran rakyat

Jika dalam tubuh terdapat kanker

Segera diobati sebelum kanker bermetastasis

Merusak seluruh tubuh

Jika negeri ada penghianat

Segera ditangkap, sebelum mendapat simpati oleh rakyat

Rakyat-rakyat yang bodoh, rakyak-rakyat yang mudah terhasut

Penghianat memang pandai berbasa-basi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun