Mohon tunggu...
agus abdulaziz
agus abdulaziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Manajemen UPN Veteran Yogyakarta

Jika diam adalah emas, maka berbicara kebenaran adalah mutiara dan menuliskannya adalah Cahaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesuksesan PSI Menerapkan Prinsip "Agile Organization"

21 November 2023   21:04 Diperbarui: 21 November 2023   21:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PSI menrapkan strategi "Agile Organization". Sumber: Agus Abdul Aziz

Partai politik merupakan organisasi yang sangat penting peranannya dalam negara demokrasi seperti Indonesia, parpol memiliki peran khusus yang tidak dapat tergantikan oleh organisasi lain, menurut Thomas Meyer peran penting ini mendudukkan parpol di posisi pusat (Politycal centrality). Posisi pusat parpol memiliki setidaknya 2 dimensi yang dapat digambarkan sebagai mesin yang dapat mengagregasikan berbagai kepentingan dan nilai yang ada dalam Masyarakat kemudian memformulasikannya menjadi platform pemilu, selain itu parpol merupakan satu-satunya pihak yang dapat menerjemahkan kepentingan dan nilai-nilai yang ada ditengah Masyarakat ke dalam legislasi dan kebijakan public yang mengikat untuk semua pihak.

Di Indonesia sendiri tercatat per November 2023 ada sebanyak 24 partai politik yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bertanding di PEMILU tahun 2024 nanti, terdapat 18 partai nasional dan 6 partai lokal Aceh yang telah terverifikasi lolos admisnistrasi dan akan melakukan pengundian nomor urut pada Desember 2023 nanti.

Dari 18 partai Nasional yang terverifikasi oleh KPU, 9 diantaranya merupakan partai yang lolos parlemen sedangkan 4 partai merupakan partai non parlemen dan 4 partai lainnya merupakan peserta baru dalam PEMILU 2024 mendatang.

Sumber: website Partai Soidaritas Indonesia
Sumber: website Partai Soidaritas Indonesia

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan salah satu partai non parlemen alias partai yang tidak lolos PEMILU 2019 lalu, meskipun demikian PSI selalu menjadi perbincangan publik karena banyak melakukan hal yang bersifat kontroversi dan terkesan anti mainstream. Baik itu dalam hal komunikasi publik maupun pencanangan ide serta gagasan yang berbeda juah dengan parpol lainnya, karena hal tersebut PSI tidak jarang mendapat kritikan dari para politikus senior maupun Masyarakat sipil, namun disisi lain juga atas perbedaan itu PSI mampu memikat banyak lapisan Masyarakat terutama elemen pemuda untuk lebih mengenal politik dan bahkan bergabung kedalam PSI untuk turut mengambil peran dalam proses demokrasi di Indonesia.

Partai yang lahir di tahun 2014 ini diinisiasi oleh beberapa tokoh pemuda, diantaranya adalah Raja Juli Antoni, Grace Natalie dan Isyana Bagoes Oka, Bertempat di sebuah kafe daerah bilangan Jakarta Selatan, mereka berdiskusi banyak tentang situasi politik yang ada pada saat itu dan menyepakati poin penting untuk membuat sebuah partai politik hingga akhirnya pada tahun 2016 PSI memenuhi syarat dan terverifikasi oleh KPU untuk mengikuti PEMILU 2019. Sebanyak 575 bakal caleg dicalonkan oleh PSI pada PEMILU 2019 yang diisi mayoritas oleh para pemuda dan 45% diantaranya adalah bakal caleg Perempuan, porsi 45% Perempuan merupakan angka tertinggi keterwakilan Perempuan pada PEMILU 2019 yang hanya mensyaratkan minimum 30%, ini merupakan bukti bahwa PSI memiliki gagasan serius terkait dengan pemuda dan Perempuan dalam partisipasi poitik praktis demi kebaikan demokrasi Indonesia.

Partai berlogo bunga mawar yang terinspirasi dari ajaran presiden Soekarno ini memperoleh suara sebanyak 2.650.361 (1,89%) pada PEMILU 2019, angka 1,89% ini belum memenuhi syarat ambang batas parlemen yaitu 4%, maka dari itu PSI sejak 2019 merupakan salah satu partai non parlemen dan memutuskan untuk menjadi partai pendukung presiden terpilih Jokowidodo.

Kepemimpinan pertama PSI di isi oleh Grace Natalie sampai tahun 2021 dan kemudian digantikan oleh Giring Ganesha yang merupakan mantan vokalis band Nidji, pada kepemimpinan Giring ini PSI mulai sering muncul dimedia mainstream karena aktif mengkritik kebijakan-kebijakan dari gubernur DKI Jakarta pada saat itu, kritikan-kritika PSI ini menjadi pro kontra dan tidak jarang diangkat sebagai tema diskusi publik di televisi.

Kaesang Pangarep, KETUM PSI. Sumber: Tangkapan layar website partai solidaritas indonesia (14/11/2023).
Kaesang Pangarep, KETUM PSI. Sumber: Tangkapan layar website partai solidaritas indonesia (14/11/2023).
Pada tahun 2023 PSI melakukan terobosan yang cukup berani dan fenomenal dengan mengangkat Kaesang pangarep anak presiden Jokowidodo sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia. Hanya berselang 2 hari dari pemberian kartu tanda anggota (KTA) anak bungsu dari presiden aktif Jokowidodo ini didaulat sebagai ketua umum PSI menggantikan Giring Ganesha yang menjabat sebagai ketua umum PSI sejak 2021, Kaesang dikukuhkan menjadi ketua umum PSI pada tanggal 23 September 2023 bertempat di DJakarta Theater, Jakarta Pusat.

Tentu keputusan PSI ini menuai pro dan kontra baik didalam internal sebagai dinamika yang umum terjadi pada sebuah partai maupun di eksternal partai, namun kesolidan para kader dan pengurus PSI dapat diacungi jempol, meski terjadi dinamika di dalam namun pada saatnya mereka menyuarakan ke berbagai media dengan satu suara (kompak). Banyak pihak yang mempertanyakan keputusan tersebut dengan berbagai macam keraguan atas kemampuan Kaesang yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman berpartai, namun PSI yakin bahwa keputusan ini adalah yang terbaik meskipun tidak sempurna.

Keputusan ini tidak lepas dari kesadaran stakeholder PSI bahwa Indonesia sedang menuju bonus demografi, yaitu pada tahun 2030 sampai 2040 yang diperkirakan bahwa itu adalah masa dimana penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia non produktif, dengan proporsi lebih dari 60% dari total penduduk Indonesia yang sekarang sudah mencapai lebih dari 278 juta jiwa. Terlebih lagi ada fakta bahwa pemilih PEMILU 2024 didominasi oleh kelompok milenial dan Gen Z, menurut data yang dirilis oleh KPU, pemilih tetap dari kelompok milenial mencapai angka 33,60% sedangkan pemilih tetap dari kelompok Gen Z mencapai angka 22,85% yang jika digabungkan menjadi sebanyak 56,45% dari total pemilih tetap. Ini angka yang patut diperhitungkan untuk meraup kemenangan PEMILU 2024, dan bagi PSI lolos di parlemen merupakan target utama di PEMILU 2024 mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun