Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... pegawai negeri -

a freelance photographer.., interesting everything about jurnalism, art and technology.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kamera Terbaik = Kamera yang anda punyai saat ini ..

7 September 2012   14:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu adalah kutipan dari maestro fotografi Indonesia, Om Arbain Rambey.. kata-kata itu sangat menyentuh hati. simpel, namun bermakna dalam. coba cermati.. "kamera terbaik adalah kamera yang anda punyai saat ini"., maknanya KAMERA HANYALAH SEBAGAI ALAT, sehebat apapun kamera, secanggih apapun lensa, itu harus ditunjang oleh kemampuan fotografernya. kamera dan lensa canggih, tapi yang memegang tidak pandai, ya tidak maksimal hasilnya. kamera standar dan biasa tapi yang memegang ahli, bisa jadi karya yang luar biasa. pada intinya The Man Behind The Gun -lah yang menentukan kualitas karya fotografi.., tanpa mengesampingkan dari kecanggihan teknologi kamera dan lensa yang tentu saja mempermudah kita untuk membuat karya-karya indah. namun yang terpenting adalah bagaimana kita mencintai dan memahami karakter lensa dan kamera kita. jadi tidak salah kata-kata dari maestro kita tersebut. ya.., mengejar teknologi lensa dan kamera pasti ada titik dimana kita berhenti. tapi mengejar kreatifitas dan menciptakan karya tidak akan pernah habis.. Kamera dan lensa, apapun merk-nya pasti diciptakan oleh pabrikan untuk satu tujuan tertentu sesuai dengan fungsinya. ada kamera low end yang murah meriah, ada medium, dan ada high end dengan semua kecanggihan teknologi terkini. mulai dari merk terkenal maupun merk kacangan yang murah meriah. semua sama.., pasti bisa menghasilkan gambar, alias data yang direkam dan diterjemahkan oleh sensor yang berupa image pixel. jadi foto digital yang kita lihat itu sebenarnya adalah data. [caption id="attachment_210995" align="aligncenter" width="300" caption="courtesy by : khafizphotographer.blogspot.com"][/caption] Untuk menciptakan data berupa image pixel tersebut, pabrikan telah menciptakan berbagai macam kamera dan lensa serta berbagai aksesori sesuai dengan kebutuhan. ratusan bahkan ribuan lensa sudah diciptakan pabrikan untuk mendukung kita berkarya dan mengabadikan moment. dari yang murah meriah, sampai yang berharga puluhan bahkan ratusan juta. setiap hari banyak sekali data yang diciptakan berupa gambar digital, semakin banyak pula situs-situs yang khusus untuk men-share hasil karya. semakin mudah pula cara menguploadnya. tanpa disadari, dengan berkembangnya situs-situs jejaring sosial, juga mendukung perkembangan dunia teknologi digital imaging. [caption id="attachment_210996" align="aligncenter" width="300" caption="kamera dan acessoriesnya www.olympus.com"]

13470151771468643251
13470151771468643251
[/caption] EXPOSURE COMPENSATION oke.., sekarang saya coba membahas lebih dalam mengenai fasilitas yang ada didalam kamera. yaitu Exposure Compensation. fasilitas ini biasanya ada dikamera DSLR, tapi kamera compact pun sekarang sudah banyak yang memiliki fasilitas ini. [caption id="attachment_210997" align="aligncenter" width="300" caption="compensation exposure value.. courtesy by : rolandlim.wordpress.com"]
13470157131883668294
13470157131883668294
[/caption] Fasilitas Exposure Compensation adalah suatu fasilitas di dalam sistem kamera digital, yang memungkinkan kita untuk mengatur pencahayaan secara digital. kompensasi cahaya secara digital ini menungkinkan kita untuk membuat gambar agar tidak under exposure atau over exposure. penemuan fasilitas ini sangat-sangat bermanfaat dalam dunia fotografi digital. mungkin jika tidak ditemukan fasilitas ini, kita harus merogoh kocek yang dalam untuk membeli peralatan serta aksesori yang dibutuhkan untuk menutupi kelemahan dan kekurangan lensa. tapi dengan adanya fasilitas ini, semuanya sangat mudah dan menyenangkan. ibaratnya, disamping 3 komponenn utama, yaitu speed, aperture dan iso.., tapi menurut saya hal ke-4 yang paling penting adalah exposure compensation.. [caption id="attachment_210999" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi fungsi Exposure compensation image by: medomex25.blogspot.com"]
1347016549307222244
1347016549307222244
[/caption] ilustrasi diatas menggambarkan, betapa pentingnya fungsi exposure compensation..  bayangkan, kita bisa dengan mudah mengatur pencahayaan yang kita inginkan. jika pencahayaan terlalu keras dan berlebih, kita bisa turunkan nilai kompensasinya.., sehingga pencahayaan menjadi normal. range kompensasinya juga luas, mulai dari -0,3 EV (equivalent value) sampai bahkan ada yang -5.0 EV, dengan step yang bervariasi, bisa 1/2, atau pun 1/3, tergantung pabrikannya. begitu pula sebaliknya kita bisa juga membuat gambar menjadi over jika dirasa pencahayaan terlalu minim. [caption id="attachment_211000" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi pengukuran kamera, under dan over ----image by :motoyuk.com "]
13470170381651701031
13470170381651701031
[/caption] contoh kasus., kita ingin memotret dengan DOF (depth of field) atau ketajaman/ruang tajam yang sempit di ruang outdoor yang over cahaya. kita pilih bukaan di f/2.8 agar mendapatkan efek bokeh yang baik. tapi speed dikamera kita sudah mentok untuk mengkompensasi cahaya masuk agar tidak terjadi over exposure.. misalnya sudah mentok di 1/8000 sec. iso kamera juga sudah pada yang terendah, kebetulan kita juga tidak membawa filter ND (Neutral Density) Nah., disinilah fungsi exposure compensation berperan. kita bisa mengatur nilai pencahayaan secara digital, agar sensor tidak terlalu peka dengan cahaya yang masuk.., misalnya nilainya kita kurangi menjadi -1,3 EV.bagaimana kita bisa tahu bahwa foto yang kita bidik itu over atau under ?? pada beberapa kamera DSLR fasilitas metering sebagai indikasi cahaya over atau under sudah tersedia di viewfinder kamera. [caption id="attachment_211001" align="aligncenter" width="300" caption="metering exposure pada jendela bidik. image by : mauidutch.com"]
13470176361509832485
13470176361509832485
[/caption] pada beberapa kamera compact, metering nya tersedia pada layar live view dibelakang kamera, bahkan ada juga yang menyediakan fasilitas histrogram secara realtime. apapun metode penyajian metering exposure-nya yang jelas tiap pabrikan mempunyai cara yang khas untuk memanjakan para pengemar produknya. IMPLEMENTASI EXPOSURE COMPENSATION masih binggung pemanfaatan exposure value ?? masih awam dengan penjelasan diatas ?? Oke, sekarang kita mulai dengan contoh kasus berikut ilustrasi gambarnya. [caption id="attachment_211002" align="aligncenter" width="400" caption="kupu-kupu (koleksi pribadi)"]
13470182841466533957
13470182841466533957
[/caption] pada contoh foto diatas, kompensasi diturunkan menjadi -1,3EV. waktu itu jam pemotretan sudah agak siang sekitar jam 8.30. terik matahari pagi sudah mulai keras. tapi untuk menghindari over exposure, yang nanti berimbas kepada hilangnya detail kontras baik pada bunga maupun pada kupu2nya, maka saya sudah mengeset nilai kompensasinya dikurangkan -1,3EV sebelum saya mengesekusi kupu2 ini. terlihat histogramnya menunjukkan foto ini under exposure. tapi detail dan saturasinya tidak hilang. saya lebih nyaman dengan hal ini, dari pada mengorbankan kehilangan detail gambar. [caption id="attachment_211008" align="aligncenter" width="700" caption="penerapan kompensasi cahaya pada lowlight (dok pribadi)"]
13470198441328395611
13470198441328395611
[/caption] pada foto diatas, kompensasi dikurangi juga sebesar -1.3EV untuk cahaya yang lowlight. saya memanfaatkan aviable light untuk mengesekusi gambar tersebut. karena khawatir akan terjadi shake jika saya tidak mengurangi kompensasi, maka kecepatan tetap saya pertahankan 1/40 sec untuk menghindari gambar menjadi kabur. toh nanti pada post procressing-nya gambar akan dengan mudah dikembalikan menjadi normal dengan menaikkan kembali exposure atau level-nya. contoh lain : [caption id="attachment_211009" align="aligncenter" width="600" caption="penerapan teknik lowlight, flash, dan kompensasi. (foto asli sebelum di edit. dok pribadi)"]
1347020201865312095
1347020201865312095
[/caption] pada foto diatas, kompensasi saya turunkan menjadi -1,67EV. disini saya menggabungkan teknik slowspeed sychro flash dan under exposure. speed tetap dijaga agar tidak shake. disini kamera akan merekan dahulu citra yang ada didepan lensa setelah rana dibuka, kemudian sebelum rana menutup, flash baru firing, sehingga tercipta nuansa yang dalam dalam penggabungan image tersebut. mungkin secara kasat mata tidak terlihat, tapi dengan ke-akuratan perangkat DSLR efeknya akan terasa dan terlihat di komputer. mungkin gambar tersebut terlihat under dan tidak enak untuk dinikmati, indikasinya terlihat dari nilai histogramnya yang lebih banyak ke sebelah kiri dan tonalnya hambar. tapi tunggu.., jangan percaya pada LCD anda..!! setelah diedit, dinaikan level-nya, ditambah saturasi-nya dan sedikit dihilangkan noise-nya, maka gambarnya akan menjadi seperti ini :
1347020593569939334
1347020593569939334
contoh kasus lainnya : [caption id="attachment_211011" align="aligncenter" width="597" caption="pemanfaatan kompensasi untuk mengejar speed (dok pribadi)"]
1347020789180221565
1347020789180221565
[/caption] pada contoh diatas, pemotretan stage dengan objek yang dinamis sangat riskan akan gejala shake/gambar menjadi goyang. tentu kita tidak mau juga mengorbankan iso untuk memperoleh gambar yang kurang tajam. satu-satunya jalan ialah dengan menurunkan kompensasi, untuk nanti diolah lagi pada post processing-nya dengan tetap menjaga speed kamera agar adegan panggung nya terekam dengan baik. setelah melalui proses editing, maka gambarnya akan menjadi seperti ini : [caption id="attachment_211012" align="aligncenter" width="293" caption="gambar setelah melalui proses editing (dok pribadi)"]
13470210171968897957
13470210171968897957
[/caption] contoh kasus lainnya : [caption id="attachment_211026" align="aligncenter" width="600" caption="pengimplementasian under compensation (dok pribadi)"]
1347024624770439636
1347024624770439636
[/caption] pada foto diatas, penggunaan diagfragma terbesar mengakibatkan cahaya menjadi banyak yang masuk ke sensor kamera dan efek bokehnya langsung terasa. untuk 'menyaring'  tonal yang pucat karena over cahaya akibat penggunaan diagfragma besar, maka saya menurunkan kompensasinya. hasilnya adalah gambar agak under dan warna sedikit kurang saturasi. lagi lagi, dengan editing menggunakan tool sederhana, didapatkan gambar seperti ini : [caption id="attachment_211027" align="aligncenter" width="600" caption="foto setelah diolah (dok pribadi)"]
13470248941793399375
13470248941793399375
[/caption] disini terlihat indikasi histogramnya menjadi normal, dan tonalnya tidak terlalu pucat terlalu kuning, karena kebetulan sinar cahaya kebanyakan warna kuning. sehingga efek yang dihasilkan bisa sesuai dengan keinginan fotografer. ****** O iya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat memainkan kompensasi., terutama jika kita akan mengurangi nilai kompensasi. pada pengurangan kompensasi diatas -1.3EV (-1.3 s.d -5 EV) akan terjadi penurunan saturasi warna, dimana itu adalah 'efek' dari pengurangan kepekaan sensor kamera terhadap cahaya. disini picture style dari settingan kamera harus diperhatikan. usahakan menaikkan saturasi didalam mengesekusinya. pada kamera Nikon yang saya gunakan, saya selalu menggunakan mode "vivid" untuk menghindari warna-warna menjadi under dalam post processing-nya nanti. selain itu, penggunaan kompensasi yang positif (dinaikkan) juga berpengaruh terhadap efek warna atau tonal pada foto. jika tidak hati-hati, maka sensor akan 'memaksa' speed rana menjadi lebih lambat, atau iso yang disetting auto akan menjadi tinggi. tentu saja gejala shake atau noise yang berlebihan tidak dianjurkan. penggunaan kompensasi pencahayaan, akan sangat erat kaitannya dengan speed, iso dan diagfragma. perhatikan hal apa yang akan dipertahankan, apakah speed, iso atau efek bokeh atau tajam/DOF yang luas yang diinginkan. hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil kualitas foto nanti, apakah akan menjadi under atau over. kalau saya pribadi lebih banyak mengunakan fasilitas exposure compensation untuk mempertahankan speed atau untuk mempertahankan diafragma. hal lain yang sangat penting  juga, bahwa manfaatkan software pengolah foto untuk memaksimalkan hasil foto anda. mungkin anda tidak terpikir, jika sekilas melihat hasil pada layar LCD kamera menunjukkangejala under gara-gara anda menurunkan kompensasi pencahayaan, tapi hal itu akan sangat-sangat mudah diatasi dengan software pengolah gambar sederhana sekalipun. itulah kecanggihan teknologi. bahkan menurut asumsi saya, dengan memanfaatkan kompensasi pencahayaan, plus software pengolah digital, kita bisa menghemat kira-kira 2-3 stop. lumayan lah, bisa menutupi kekurangan lensa.. ini kecanggihan teknologi.., dan ini legal lho.. tapi tidak semua foto yang diambil harus menggunakan exposure compensation, terkadang kita juga memerlukan pencahayaan yang normal, bahkan sengaja dibiarkan rana terbuka lama untuk tujuan tertentu, misalnya seperti gambar dibawah ini. hanya diambil menggunakan lensa kit standar 18-55mm non VR, tanpa tripod (hanya diganjal alas kaki), dan menggunakan timer untuk menghindari shake tangan : [caption id="attachment_211028" align="aligncenter" width="600" caption="tanpa kompensasi cahaya (dok pribadi)"]
134702500749467223
134702500749467223
[/caption] Itulah sedikit ulasan saya mengenai fasilitas Exposure Compensation. semoga bermanfaat. usul, kritik dan saran kirim ke editkolase@gmail.com artikel ini saya sertakan dalam WPC Kompretos edisi 20. untuk melihat artikel lainnya silahkan klik gambar berikut :

thx all...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun