Tak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran di era kekinian itu harus mengandung unsur mindful, meaningful, dan joyful, seperti yang dihembuskan oleh pak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menginginkan pembelajaran di tingkat SD, SMP, SMA&SMK mendapatkan pembelajaran yang mendalam, bermakna, dan menyenangkan.
Pembelajaran abad-21, penekanannya adalah pembelajaran blended learning, yaitu gabungan antara model pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Jelas tujuan blended learning ini agar terjadi komunikasi dua arah antara siswa dengan guru, bukan pembelajaran satu arah lagi, dimana guru sebagai subjek pembelajaran satu-satunya.
Salah satu ciri pembelajaran abad-21 bahwa pembelajaran itu harus menyenangkan, selain bermakna dan mendalam terhadap materi pembelajaran yang diajarkan oleh Guru. Menyenangkan dalam arti bahwa siswa dapat 'dirangsang' untuk aktif selama pembelajaran, selain aktif dalam arti yang positif, juga dapat memberikan sesuatu yang bermakna dan berarti sebagai bekal mereka dalam menghadapi dunia dan masa depan mereka.
Baca Juga Artikel Saya Tentang :Â Bocoran Kurikulum Baru "Deep Learning" dan Penguatan Peran Informatika Dalam Kurikulum Baru
Pembelajaran Informatika yang Bermakna
Masuknya kembali pembelajaran Informatika yang sempat hilang di Kurikulum 2013 membawa angin segar bagi dunia pendidikan nasional kita. Bagaimana tidak? Salah satu mata pelajaran paling diminati itu telah membuka mata kita betapa pentingnya pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan masa depan kita dan generasi muda bangsa ini.
Pembejalaran informatika, merupakan mata pelajaran yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi digital seperti sekarang ini, menitik beratkan pada pengembangan keterampilan berpikir komputasional dan kemampuan teknis yang diperlukan dalam dunia teknologi informasi di era digital ini.
Dalam mata pelajaran Informatika, dirancang kurikulum yang benar-benar implementatif dan adaptif bagi anak-anak muda yang kelak akan menjadi generasi masa depan bangsa Indonesia. Mulai dari dasar-dasar pemahaman akan perangkat komputer, mulai dari Perangkat Keras (Hardware), Perangkat Lunak (Software), dan Perangkat Pengguna atau Brainware.
Baca Juga Artikel Saya Tentang :Â Kisah di Balik Repotnya Mempersiapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer
Di kelas Sepuluh diperkenalkan mulai perangkat keras dan fungsinya, sebenarnya di kelas Tujuh SMP pun sudah dipelajari, namun ketika masuk SMA, ditanya, ternyata masih banyak siswa belum tau apa-apa saja yang termasuk perangkat keras komputer.
Ada itu perangkat masukan atau Input Device, perangkat Pemrosesan atau Processing Device, perangkat penyimpanan atau Storage Device, dan tentunya Perangkat Keluaran alias Output Device.
Lalu ada materi Software, yang memberikan pemahaman kepada siswa tentang apa itu software dan aplikasi, sebab banyak siswa yang tidak dapat memahami apa itu software dan aplikasi, apa perbedaan dari keduanya.
Pembelajaran tentang perangkat lunak atau software ini sangat penting memberikan edukasi kepada siswa bahwa perangkat keras dapat digunakan akibat adanya perangkat lunak yang tak kasat mata, artinya tidak dapat disentuh, namum memberikan sejuta manfaat.
Software terbentuk dari kumpulan data elektronik yang tersimpan dan diatur oleh komputer, bisa berupa program maupun koneksi untuk menjalankan berbagai macam instruksi perintah. Software sendiri dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu software untuk sistem, software aplikasi, dan software tambahan. Yang fokus diajarkan di tingkat SMA adalah software sistem, merupakan software utama yang sangat penting karena bertugas mengatur komponen pada komputer secara menyeluruh. Contoh software ini, diantaranya adalah Windows Xp, Windows 2000, Windows 7, Linux, IOS dan lainnya.
Belajar Coding dengan Bahasa Pemrograman C
Bahasa pemrograman C, selanjutnya disebut dengan bahasa C++ saja, dikembangkan oleh Dennis M. Ritchie dan Brian W. Kerninghan di awal tahun 1970-an. Perkembangan bahasa C tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sistem operasi UNIX, yang 90% lebih diantaranya ditulis dalam bahasa C.
Bahasa C banyak digunakan untuk membuat sistem operasi dan pemrograman sistem, pemrograman tingkat rendah, atau yang 'dekat' dengan perangkat keras (misalnya untuk kontrol peralatan, seperti drone), membuat toolkit pemrograman, dan menulis aplikasi.
Baca Artikel Saya Tentang :Â Etika yang Mempengaruhi Lingkungan Bisnis
Kelebihan bahasa C makanya banyak digunakan, adalah karena kemampuannya untuk menghasilkan kode yang singkat, efisien, tetapi tetap mudah dibaca. Berbeda halnya dengan bahasa mesin yang efisien, tetapi membutuhkan latihan khusus untuk membacanya, atau bahasa tingkat tinggi lain yang enak dibaca, tetapi tidak efisien, walaupun demikian, perlu diakui bahwa kesulitan untuk membaca program bahasa C lebih tinggi daripada bahasa tingkat tinggi lain.
Itulah alasan mengapa bahasa C sangat perlu diajarkan sedari sekarang, terkhusus bagi pelajar tingkat SMA, sehingga apabila nantinya siswa ini memilih jurusan Informatika di perguruan tinggi baik itu negeri ataupun swasta, mereka sudah memiliki dasar yang kuat untuk memahami konsep-konsep bahasa pemrograman yang lebih kompleks.
Juga, mereka sudah terbiasa menuliskan bahasa pemrograman bahasa C di layar monitor, sudah tau cara mengaktifkan aplikasi bahasa C, membuat dokumen baru, mengetikkan bahasa pemrograman dengan mengikuti contoh yang diberikan oleh Guru lewat layar infokus, menyimpan file dan ekstensi-nya, serta mengkompile serta menjalankan program.
Keseruan itu muncul ketika Guru bertanya, "Siapa yang sukses menjalankan programnya?", maka serentak ada yang angkat tangan, "Saya Pak!" dengan perasaan gembira.
Tapi banyak juga yang wajahnya mengerut sembari berkata, "Ini eror pak!", sambil menunjukkan ke layar monitor. Saya-pun berjalan dari komputer yang satu ke kompuer lain dan menunjukkan dimana letak kesalahannya.
Begitulah hiruk-pikuk belajar bahasa C++, memang guru harus bergerak dari komputer satu ke komputer lain, tergerak untuk menunjukkan dan memperbaiki kesalahan pengetikan bahasa pemrograman, menunjukkan dimana ketidaktelitian siswa sehingga mengakibatkan eror, dan menggerakkan siswa agar bersemangat belajar coding dengan pemrograman bahasa C++.
Manfaat Belajar Bahasa C bagi Siswa
Dengan mempelajari bahasa C -- sekarang C++ - siswa akan belajar tentang struktur dasar program, variabel, tipe data, pengendalian aliran, dan fungsi. Pemahaman ini sangat membantu dalam mempelajari bahasa pemrograman lain di kemudian hari.
Kedua, bahasa C -- sekarang C++ - memungkinkan programmer untuk melakukan manipulasi langsung pada perangkat keras komputer.
Ini berarti siswa dapat belajar bagaimana mengakses memori secara langsung dan melakukan manipulasi bit, yang sangat berguna dalam pengembangan perangkat lunak yang memerlukan performa tinggi, seperti perangkat embedded dan driver perangkat keras.
Ketiga, sebenarnya Kode Pemrograman yang ditulis dalam bahasa C relatif mudah dipindahkan ke berbagai platform dan sistem operasi, menjadikannya pilihan populer untuk pengembangan perangkat lunak.
Banyak bahasa pemrograman modern seperti C++, Java, dan Python terinspirasi oleh sintaksis C, sehingga belajar bahasa C akan mempermudah siswa dalam memahami bahasa-bahasa tersebut.
Keempat, bahasa C tetap menjadi salah satu bahasa pemrograman yang sangat dibutuhkan oleh industri.
Banyak sistem operasi, perangkat lunak embedded, dan aplikasi kritis lainnya ditulis menggunakan C. Menguasai bahasa ini membuka peluang karir luas di berbagai bidang seperti pengembangan perangkat keras, sistem operasi, dan keamanan jaringan.
Kelima, tak kalah pentingnya dengan belajar bahasa pemroggraman C, maka juga akan mengasah kemampuan problem solving siswa.
Dalam proses belajar coding, siswa diajak untuk memecahkan masalah dengan cara mendefinisikan masalah, menganalisis kebutuhan, menyusun algoritma, dan mengimplementasikan solusi melalui kode. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir logis dan analitis.
Memang kenyataannya, dari sekian puluh siswa satu kelas, tidak banyak yang suka berpikir tingkat tinggi (high order thingking), maka tidak heran ketika ditanya algoritma atau langkah-langkah pemecahan masalah, tidak banyak siswa yang berani memberikan jawaban.
Mereka lebih suka langsung praktek dengan mengetikkan program bahasa C. Ini adalah tantangan bagi guru bagaimana caranya agar belajar algoritma dan pemrograman itu bisa menarik bagi siswa.
Last but not least, belajar coding juga mendorong kreativitas siswa. Mereka didorong untuk bereksperimen dengan berbagai solusi dan ide dalam menciptakan program atau aplikasi. Hal ini tidak hanya membuat proses belajar menjadi menyenangkan tetapi juga membantu mereka menciptakan inovasi baru.
Memang dampaknya tidak instan kita lihat, setidaknya dengan keseriusan Guru dalam mengajar dan juga seringnya siswa diberi kesempatan mengerjakan latihan-latihan pemecahan soal menggunakan program aplikasi C++, maka siswa lambat laun mengerti akan problem solving terhadap suatu masalah dan lama kelamaan memunculkan sikap suka terhadap pelajaran Coding.
Sebab, Dosen saya pernah berkata seperti ini, "Tidak ada yang serba instan dalam belajar kode pemrograman, dibutuhkan kesabaran, kerja keras dan ngotot untuk mengalahkan kebosanan".
Memang benar, tidak ada yang instan di dunia ini, apalagi menghasilkan skill dan kemampuan mumpuni untuk jadi seorang programmer.
Sedangkan mi instan aja butuh proses bukan? Apalagi menarik minat siswa belajar coding atau bahasa pemrograman...
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H