Etika bisnis memiliki definisi yang hampir sama dengan etika profesi, namun secara lebih rinci. Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan suatu perusahaan.
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran bersama (bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Di Kompasiana beberapa waktu lalu santer membuat topil alias topik pilihan 'hitam-putih penyelesaian perundungan di tempat kerja', yang tentunya jika dikaji lebih dalam akan sangat merusak etika bisnis pada perusahaan, maupun kinerja karyawan di tempat kerja ataupun di perusahaan tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa kejadian perundungan dalam kantor bisa mempengaruhi kinerja para karyawan dan juga tentunya berpengaruh pada etika dalam bisnis.
Ada beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis, diantaranya: Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat didalamnya
Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat, dan bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukan kerjasama bisnis. Untuk terciptanya etika didalam berbisnis yang sesuai dengan budi pekerti luhur, ada beberapa yang perlu diperhatikan, diantaranya:
Pengendalian diri. Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Di samping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility). Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.