Apa sih untungnya menjadi Kompasianer? Banyak pertanyaan mengalir seperti itu ketika saya memperkenalkan platform media sosial yang mengedepankan partisipasi masyarakat dalam menulis atau menyampaikan informasi atau pendapat mereka atau lebih dikenal dengan blog keroyokan.
Mengapa dikatakan blogg keroyokan? Karena platform blog disediakan bagi warga netizen untuk mengunggah kemasan konten mereka, bisa bentuk tulisan, kumpulan foto, ataupun video yang sepenuhnya dibuat dan ditayangkan oleh pengguna atau biasa disebut dengan user generated content.
Baca Juga Artikel :Â Kesempatan Langka, Diskusi Heritage of Toba Sambil Mengunjungi Museum TB. Silalahi Center
Netizen yang berkontribusi di Kompasiana, itulah yang layak disebut dengan Kompasianer.
Lantas apa untungnya? Sebelum membahas manfaat menulis di Kompasiana, maka saya akan bercerita bagaimana saya berkenalan dengan platform ini dan perjalanan saya selama empat belas tahun menjadi penghuni ruang kolaborasi bernama Kompasiana.
Berawal di tahun 2010, tepatnya tanggal 24 Maret, saya googling materi tentang mata pelajaran TIK -- Teknologi Informasi dan Komunikasi -- yang sekarang berubah namanya menjadi Mapel Informatika, dan halaman yang saya googling tertuju pada halaman Kompasiana miliknya Om Jay.
Itulah awal perkenalan saya dengan Om Jay yang sudah menjadi penulis tetap di Kompasiana hingga sekarang. Dari situ saya tanya-tanya karena kami bergabung dalam komunitas MGMP TIK sampai sekarang.
Baca Juga Artikel Mengenai :Â Selamat! Inilah 10 Pemenang yang Berhasil Menelusuri Langsung Danau Toba
Pengalaman Menjadi Salah Satu Penulis Buku Ahok