Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bocoran Kurikulum Baru "Deep Learning" dan Penguatan Peran Informatika dalam Kurikulum Baru

9 November 2024   08:36 Diperbarui: 9 November 2024   08:39 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diatas sudah diterangkan dengan gamblangnya apa itu persamaan kurikulum merdeka dengan kurikulum deep learning. Nah, sekarang apa perbedaannya? Katanya, kurikulum ini hadir sebagai inovasi segar yang menawarkan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyatakan bahwa kurikulum ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman murid melalui metode yang mendorong pemikiran kritis dan eksplorasi. Dengan mengintegrasikan tiga pilar utama---Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning---kurikulum ini berupaya menciptakan suasana belajar yang tidak hanya fokus pada pengetahuan, tetapi juga pengalaman yang berkesan.

"Hmm" gumam saya, mengingat dulu juga kurikulum merdeka dilaunching dengan tujuan untuk menciptakan pembelajaran yang berfokus tidak hanya pada peningkatan pengetahuan, tapi juga menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan. Namun, ada yang baru yang membuat saya penasaran, yaitu kalimat "Kami ingin mengurangi beban materi, namun dengan eksplorasi yang lebih mendalam".

Ya, salah satu kekurangan kurikulum merdeka adalah banyaknya beban buku yang harus dibawa oleh murid. Saya kasihan melihat anak saya yang duduk di SMP harus membawa buku banyak dan tebal, full les, sehingga dalam setahun itu bisa dua atau tiga kali ganti tas, saking tebal dan banyaknya buku bacaan yang harus dibawa ke sekolah. Jadi saya sangat setuju dengan rencana pengurangan materi, tetapi lebih ke peningkatan kualitas eksplorasi murid terhadap materi yang diajarkan, sehingga murid lebih fokus terhadap pemahaman materi.

Sehingga dalam mendukung upaya pengurangan volume materi, maka diharapkan buku paket menjadi lebih ringan dan tidak memberatkan murid, namun peningkatan kualitas eksplorasi, sehingga sangat membutuhkan perangkat IT (Information Teknologi) dalam mendukung upaya ini.

Sekolah harus dibenahi dengan pengadaan perangkat IT, seperti memperbanyak ruangan Laboratorium Komputer dan juga perangkat komputer (PC) didalamnya yang mampu dimanfaatkan murid untuk mengeksplorasi terhadap materi yang dia dapatkan.

Setiap ruangan kelas harus memiliki infokus sehingga pembelajaran yang berbasis mindful, meaningful, dan joyful benar-benar dapat diterapkan, dimana dengan bantuan laptop yang berisi materi-materi pembelajaran dan pengingat guru akan langkah-langkah pembelajaran serta pembentukan kelompok belajar, terutama menciptakan kelas yang aman dan nyaman dengan komunikasi dua arah, maka akan terwujud apa yang diharapkan dari kurikulum baru ini.

Sebenarnya, kedua kurikulum ini memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan pembelajaran yang bermakna, namun dengan pendekatan yang berbeda. Deep Learning diharapkan dapat melengkapi dan memperbaiki kekurangan dari Kurikulum Merdeka dengan memberikan fokus lebih pada pemahaman mendalam dan keterampilan praktis murid.

Dan tentunya mata pelajaran Informatika akan semakin vital peranannya, karena Deep Learning mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti simulasi dan aplikasi pembelajaran, yang dapat membuat proses belajar lebih interaktif dan menarik, terlebih mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan fokus pada pemahaman mendalam, relevansi praktis, dan pengalaman belajar yang menyenangkan, sehingga apa yang menjadi kekurangan di kurikulum merdeka, yaitu kurang dalam dalam kedalaman pemahaman konseptual dapat diatasi.

Kurikulum Deep Learning, dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2025 menjanjikan sebuah revolusi dalam dunia pendidikan, namun pak menteri, Abdul Mu'ti mengingatkan bahwa persiapan yang matang adalah kunci keberhasilannya.

Fokus utama terletak pada pelatihan guru dan penyediaan infrastruktur yang memadai, agar para pendidik dapat bertransformasi menuju metode pengajaran yang lebih interaktif dan berorientasi pada murid. Perubahan mindset guru pun menjadi aspek krusial, di mana mereka diharapkan menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan murid. Dengan demikian, keberhasilan kurikulum ini sangat bergantung pada komitmen para pendidik untuk beradaptasi dan mendorong keterlibatan aktif murid dalam proses belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun