Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bocoran Kurikulum Baru "Deep Learning" dan Penguatan Peran Informatika dalam Kurikulum Baru

9 November 2024   08:36 Diperbarui: 9 November 2024   08:39 1908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu ada modul coaching untuk supervisi akademik. Tujuan pembelajaran ini kita sebagai guru harus mampu membedakan dan menerapkan apa itu coaching, mentoring, konseling, fasilitasi, dan training, sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta mampu memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik. Ini hampir-hampir mirip dengan Mindfull Learning.

Apa itu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning?

Dalam konsep kurikulum deep learning ada penekanan tiga kata, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Lantas mengapa harus tiga kata ini? Dan diatas saya sudah membuat persamaan ketiga kata itu dengan relevansinya atau benang merahnya dengan Kurikulum Merdeka. Apakah keunggulan tiga kata diatas dengan kurikulum sebelumnya?

Perlu kita ketahui penjelasan dari ketiga pengertian kata diatas dalam kurikulum Deep Learning.

Kata pertama, Mindful Learning, adalah pendekatan yang menekankan kesadaran murid terhadap proses belajar mereka. Dalam konteks ini, murid didorong untuk aktif terlibat dan berpikir kritis, serta menyadari perbedaan cara belajar antar individu, sehingga sudah benar dengan adanya penerapan pembelajaran berdiferensiasi, dimana ada usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid.

Pendekatan ini mendorong murid untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga untuk mengeksplorasi dan memahami materi secara mendalam. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi, eksperimen, dan pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu murid.

Kedua, Meaningful Learning alias pembelajaran bermakna, berfokus pada pentingnya relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari murid. Dalam pendekatan ini, murid diajak untuk memahami 'untuk apa' mereka mempelajari sesuatu, sehingga mereka dapat mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya. Pembelajaran bermakna tidak hanya melibatkan penghafalan fakta, tetapi juga membantu murid membangun pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep yang diajarkan.

Dalam kurikulum merdeka, untuk mendukung pembelajaran bermakna, banyak metodenya, seperti praktik pembelajaran berpihak mada murid, penerapan budaya positif, dimana didalamnya ada disiplin positif dan nilai-nilai kebijakan universal, teori motivasi, perbedaan antara hukuman, penghargaan, dan restitusi positif, hingga penerapan keyakinan kelas.

Ketiga, Joyful Learning atau pembelajaran menyenangkan, menekankan pentingnya menciptakan pengalaman belajar yang positif dan menggembirakan bagi murid. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat proses belajar tidak hanya informatif tetapi juga menyenangkan, sehingga meningkatkan motivasi dan keterlibatan murid. Joyful Learning mengajak murid untuk menikmati proses belajar sambil tetap memperoleh pemahaman yang mendalam tentang materi yang dipelajari. Ini sesuai dengan Pembelajaran Berpihak Pada Murid dan Pembelajaran Berdiferensiasi.

Deep Learning Tetap Mempertahankan Informatika

Kembali Kurikulum Deep Learning, jika benar diterapkan akan tetap mengutamakan pembelajaran berbasis teknologi. Tak dapat dipungkiri jika ingin pembelajaran itu joyful, meaningful, dan mindful learning, maka peran teknologi inforamasi dan komunikasi tak akan terabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun