Tips Ala Saya "Ngajak Isteri Ribut"
Nah, untuk menghindari lonely marriage alias kesepian perkawinan, maka saya benar-benar jadi suami dalam keluarga. Disamping itu beruntung juga memiliki isteri yang agak cerewet, sehingga rumah tidak sepi dan mumpung memang anak-anak masih dalam proses pertumbuhan, sehingga masih perlu mendapatkan arahan dari bapak dan mamaknya seputar mendisiplinkan diri. Anak-anak masih perlu dibangun karakternya, masih perlu diingatkan untuk hal-hal seputar mengenal peralatan dapur, seputar pekerjaan menyapu rumah, mengepel rumah, tidak meletakkan barang sembarangan, menyuci, melipat, dan menggosok kain.
Ya, anak-anak harus diajarkan sejak dini untuk mengerti dan mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga kelak nanti setelah dewasa dan kembali menjadi ibu atau ayah dalam keluarga mereka? Mereka sudah tau dan punya pengalaman untuk mengurusi rumah tangga mereka. Jangan sampai nanti berumah tangga, mereka tidak tau bagaimana memasak nasi, menggoreng telur, melipat dan menggosok kain, dan pekerjaan dasar rumah tangga.
Last but not least, mendisiplinkan diri, itu hal sangat penting diajarkan kepada anak, jadi 'repetan' isteri dipagi hari sangat penting dan membuat seisi rumah menjadi ramai. Isteri yang mempersiapkan bontot atau sarapan pagi, selalu mengingatkan anak-anak untuk mandi, terutama anak perempuan paling kecil atau paling bontot, masih duduk di kelas dua sekolah dasar, harus diingatkan untuk mandi pagi, sehingga tak jarang ibunya harus 'merepet' dengan suara keras agar si anak gadis mau mandi pagi.
Sementara saya, untuk membangun komunikasi bersama isteri agar mahligai rumah tangga kami tetap hidup, tidak menjadi lonely marriage alias kesepian perkawinan, maka saya menerapkan strategi "Ngajak Ribut". Lah kok bisa? Caranya gimana?
Strategi ribut yang dimaksud, mengalahlah dan ngajak isteri komunikasi. Mau penting atau nga penting yang dibicarakan? Tetaplah pancing isteri untuk berkata-kata dengan pura-pura bertanya, baju yang ini dimana mak?, nanti pulang kerja kemana? Kenapa wajahmu seperti itu mak? Kayak jadi warna kuning? Atau apalah, yang penting ada komunikasi dua arah.
Memang terkadang pertanyaan tak penting itu membuat isteri naik darah, bagaimana tidak? Pas isteri sedang asyik masak, tiba-tiba saya gangguin dengan pertanyaan yang sepertinya tidak penting dijawab, namun maksud saya kan agar tidak diam-diam aja, ia kan?
Pun ketika menyediakan bontot ataupun sarapan pagi, saya tiba-tiba memanggil dengan suara agak keras, "Mak...mana baju seragamku?", padahal disitunya, namun hanya untuk memancing komunikasi, maka diapun menjawab juga dengan nada suara pelan.
Ya begitulah terkadang, menghindari Lonely Marriage, kita butuh hiburan yang kita buat sendiri dengan mengajak komunikasi, mengajak cerita, menyisakan waktu untuk meninggalkan smartphone demi menjalin komunikasi dua arah langsung, bahkan kita mengajak semua anggota keluarga untuk berkumpul dan bercerita, berani tegas agar anak-anak belajar dan meninggalkan HP sementara waktu.
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H