Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Mengikuti Olimpiade Literasi dan Numerasi POSI

5 November 2024   06:02 Diperbarui: 5 November 2024   06:07 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Minggu kemarin, tanggal 03 Nopember 2024 saya berkesempatan membawa anak-anak saya mengikuti Lomba Olimpiade Literasi dan Numerasi atau ONL 2024 yang diselenggarakan oleh POSI alias Pusat Olimpiade Sains Nasional di Balai Penjamin Mutu Pendidikan yang berlokasi di Asam Kumbang, Medan.

Pengalaman berharga, karena disamping membawa anak-anak saya, POSI juga ternyata mengundang pembina atau orangtua yang mendampingi anak-anaknya ikut lomba Olimpiade Literasi dan Numerasi untuk ikut merasakan atmosfir persaingan dengan mengikuti lomba untuk orangtua atau pembina atau guru pendamping.

Persiapan yang tidak maksimal, karena anak-anak disamping harus berjibaku dengan les di GO, juga dengan tugas-tugas yang menumpuk, harus mempersiapkan diri mengikuti lomba Olimpiade Literasi dan Numerasi ini.

Dan tibalah hari yang ditunggu-tunggu, Minggu tanggal 03 Nopember 2024, saya sengaja memilih waktu atau jam mengikuti Olimpiade di pukul 11.00 siang sampai dengan pukul 12.30 siang, karena di pagi hari harus mengikuti ibadah di hari Minggu terlebih dahulu.

Tiba di lokasi lewat pukul 11.00 wib karena sesuatu hal dan macet akibat adanya pembangunan disana-sini di kota Medan, kota nomor tiga terbesar di Indonesia ini.

Masih menunggu peserta Lomba. dokpri
Masih menunggu peserta Lomba. dokpri

Kami langsung registrasi dan saya melihat ke sekeliling ternyata banyak juga fasilitas yang disediakan, mulai dari bazar buku murah, stand makanan dan minuman, tentunya juga pameran pendidikan dan panggung untuk berbagai event, seperti quiz, dan tempat panggung menyanyi bagi peserta yang ingin menyumbangkan suara emas, perak, dan perunggunya.

Seusai registrasi, kami langsung bergegas naik ke atas ke ruang auditorium bernama Sisingamangaraja untuk mengikuti Olimpiade Literasi dan Numerasi. Kami disambut panitia dan setelah melakukan pengecekan nama di registrasi, kami diberikan soal dan lembar jawaban atau LJK yang dikolom-kolomi dengan pensil hitam 2B.

Anak-anak saya langsung berlari kecil ke belakang mencari tempat kosong dan berbaur dengan teman-temannya yang telah duluan mengerjakan LJK. Sementara guru berada pada barisan depan. Saya diarahkan oleh seorang panitia untuk duduk dan sayapun langsung duduk serta mulai berkonsentrasi untuk mengisi LJK dan juga membagi konsentrasi dengan mendengarkan petunjuk soal yang dibacakan oleh panitia.

Ditengah-tengah konsentrasi saya mengisi nama, melingkari kolomnya dengan tepat, tidak boleh keluar dari garis, dan sebagainya? Ingatan saya teringat pada perjuangan saya untuk mendapatkan salah satu kursi sebagai Pegawai Negeri Sipil beberapa tahun lalu, juga menggapai mimpi untuk lulus ke salah satu perguruan tinggi negeri lewat jalur UMPTN alias Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri kala itu.

Pose sebelum ujian. dokpri
Pose sebelum ujian. dokpri

Sambil senyum-senyum tipis-tipis mengingat kenangan manis dan pahit itu, saya mulai mengerjakan soal Literasi dan Numerasi yang menurut saya terbilang 'gampang', karena persis seperti soal UMPTN atau soal ujian CPNS, dimana soal-soal pertama ketika saya buka lembaran soal halaman kedua, berisi tentang Menganalisis Wacana yang tersedia.

Ini kan persis seperti soal Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris yang sering muncul di ujian-ujian tingkat nasional. Seperti soal nomor satu. Setelah membaca wacana yang agak panjang dan bercerita tentang seseorang bernama Adam yang rumahnya menjadi tempat singgah bagi banyak kucing liar.

Adam tidak hanya sekedar memberi makan kucing-kucing liar itu, namun juga merawatnya dan mencarikan rumah baru bagi kucing-kucing tersebut. Bahkan, Adam sering memposting foto-foto kucing-kucing liar itu di media sosialnya dengan harapan Adam dapat menemukan pemilik lain yang suka memelihara kucing.

Nah, muncul pertanyaan nomor satu: "Apa tujuan Adam memposting foto-foto kucing di media sosialnya? Lah ini kan pertanyaan super gampang, karena di teks sudah terang-terangan dikatakan "Untuk menemukan pemilik baru yang bertanggungjawab bagi kucing-kucing tersebut".

Ok, soal nomor satu masih aman, namun masuk ke soal nomor dua dan seterusnya, saya mulai mengernyitkan dahi saya, untuk mendapatkan jawaban yang tepat diantara pilihan berganda yang ada. Soal nomor dua: "Jika Anda berada pada posisi Adam, tindakan apa yang paling tepat dilakukan ketika menemukan kucing yang terluka di jalan, dan mengapa tindakan tersebut penting?".

Jawabannya pun semuanya bisa dibilang tepat, tinggal mencari yang paling tepat. Begitu juga soal nomor tiga: "Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara merawat kucing liar dan menjalankan kehidupannya sendiri?".

Menunggu Pengumuman, Ngaso sambil dengar lagu. dokpri
Menunggu Pengumuman, Ngaso sambil dengar lagu. dokpri

Pentingnya Mengikuti Olimpiade Literasi dan Numerasi

Soal-soal yang diberikan memerlukan penalaran yang kritis, diperlukan logika yang kuat untuk memilih jawaban yang paling benar diantara yang benar. Itu masih contoh soal Literasi, masuk ke soal Numerasi. Disini diperlukan kemampuan bernalar tingkat tinggi dan juga berhitung masalah diskon, menambahkan biaya pengiriman, serta penggunaan voucher.

Seperti soal nomor 21 sampai 24. Diberikan teks penalaran tentang perusahaan E-Commerce yang mengadakan promo besar-besaran dengan memberikan diskon pada produk elektronik. Smartphone dengan harga Rp. 3.200.000 dengan diskon 20%. Laptop Rp. 5.500.000 dengan diskon 15%, dan Tablet dengan harga Rp. 2.100.000 dengan diskon 30%. Selain itu biaya pengiriman barang dihitung berdasarkan jarak, yaitu Rp. 10.000 per kilometer untuk 30 kilometer pertama dan Rp. 15.000 untuk setiap kilometer berikutnya.

Ditanya dari penalaran kritis diatas adalah harga asli smartphone sebelum diskon, jika Fadli tinggal 50 kilometer dari gudang, maka total biaya pengiriman harus dibayar Fadli, jika Fadli membeli Smartphone dan Laptop dengan menggunakan voucher diskon tambahan sebesar 5% dari total belanja, maka total yang harus dibayarkan Fadli termasuk biaya pengiriman (jarak 50 km), adalah?

Untuk menjawab soal nomor 21, harga asli Smartphone sebelum diskon adalah dengan menggunakan rumus harga asli sama dengan harga setelah diskon dibagi satu dikurang persentase diskon.

Maka didapat hasilnya, 3.200.000 dibagi 1 dikurang diskon 20% sama dengan 0,20. 3.200.000 dibagi 0,80 maka didapat harga asli Smartphone adalah Rp. 4.000.000.

Untuk menjawab soal nomor 22, maka diawali dengan menghitung biaya untuk 30 kilometer pertama. 30 km dikali dengan 10.000 / km maka didapat hasilnya 300 ribu rupiah. Sisa jarak setelah 30 kilometer, yaitu 50 km -- 30 km = 20 km, maka biaya untuk sisa jarak (20 km), adalah: 20 km dikali 15.000 rupiah / km sama dengan 300 ribu rupiah. Maka total biaya pengiriman, adalah: 300 ribu rupiah ditambah 300 ribu rupiah = 600 ribu rupiah.

Lembar berikutnya soal semakin sulit. Saya mendapati soal membaca dan menganalisa grafik dari teks Merawat Smartphone. Lalu ada soal membaca grafik lagi, namun kali ini grafik batang dari teks Anggaran Infrastruktur RAPBN 2024. Sementara waktu yang diberikan hanya satu setengah jam, maka jadilah saya menggunakan trik yang sudah sering saya gunakan, membaca setiap soal dan mengerjakan soal yang paling gampang terlebih dahulu. Jangan berkutat pada satu soal, namun baca sekilas setiap soal dan jawablah yang lebih gampang. Tips dan trik yang masih berlaku sampai sekarang.

Para Guru Jawara Olimpiade. dokpri
Para Guru Jawara Olimpiade. dokpri

Jumpalah soal 41 sampai dengan soal terakhir yaitu soal tentang Pedagogik Guru. Soal ini saya santap, karena model soalnya mirip dengan soal-soal yang sering keluar saat saya mengikuti PGP alias Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10.

Lantas mengapa pengetahuan Literasi dan Numerasi sangat penting bagi kita dari generasi ke generasi? Jelas sangat penting, karena kualitas pendidikan dan tentunya sumber daya manusianya sangat tergantung pada tingkat literasi baca -- tulis dan literasi numerasi dikalangan murid.

Literasi baca-tulis adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan bagi murid. Kemampuan membaca dengan baik memungkinkan murid untuk memahami materi pelajaran, mengikuti instruksi, dan menggali informasi dari berbagai sumber.

Di sisi lain, literasi tulis memungkinkan murid untuk menyampaikan pemikiran dan ide-ide mereka dengan jelas dan efektif. Ketika murid memiliki literasi baca-tulis yang kuat, mereka memiliki landasan yang kokoh untuk pembelajaran lanjutan dan kesuksesan di berbagai bidang kehidupan.

Sementara itu, literasi numerasi adalah keterampilan yang memungkinkan murid untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan angka serta informasi matematika dalam kehidupan mereka sehari-har. Kemampuan numerasi yang baik membantu murid dalam menghadapi tantangan matematika, menyelesaikan masalah, dan berpikir secara logis. Lebih dari itu, literasi numerasi juga penting dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kehidupan profesional dan sosial.

Kemampuan membaca dan menulis yang efektif memainkan peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional murid. Dengan kemampuan membaca yang baik, murid dapat menjelajahi dunia melalui kata-kata, membuka jendela ke bidang budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Selain itu, literasi tulis membantu murid mengekspresikan perasaan, ide, dan pandangan mereka, mengasah kreativitas, dan meningkatkan keterampilan komunikasi.

Dalam hal literasi numerasi, kecakapan dalam berhitung dan memahami angka menjadi kunci bagi keberhasilan akademik dan profesional murid. Literasi numerasi yang baik membantu murid menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas matematika yang kompleks, mengasah keterampilan logika dan analisis, serta mengambil keputusan yang informasinya didasarkan pada data numerik.

Pentingnya literasi baca-tulis dan literasi numerasi dalam perkembangan murid ini sesuai dengan teori perkembangan anak, khususnya teori konstruktivisme.

Menurut teori konstruktivisme, murid membangun pengetahuan mereka sendiri melalui proses konstruksi mental berdasarkan pengalaman sebelumnya dan interaksi dengan lingkungan.

Dalam konteks literasi, murid aktif menyusun pemahaman tentang membaca, menulis, dan matematika berdasarkan interaksi mereka dengan materi pembelajaran dan lingkungan sekitar.

Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2022. Menyatakan kemampuan anak-anak Indonesia dibidang Literasi dan Numerasi masih di bawah rata-rata OECDB. Ini adalah tantangan kita bersama bagaimana meningkatkan kemampuan Literasi dan Numerasi bagi anak-anak Indonesia.

Guru sebagai garda terdepan dalam hal memberikan pemahaman kepada murid dituntut untuk bekerja lebih keras lagi.

Dan, untuk memperkuat Literasi dan Numerasi ini salah satu langkah positif tentunya memperbanyak lomba seperti yang dilakukan oleh POSI.

Salam Blogger Persahabatan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun