Tak dapat dipungkiri bahwa wajah kereta api Indonesia dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Wajah kereta api Indonesia sebelum ditangani oleh pak Jonan sangatlah 'buruk', sampai-sampai ketika saya menonton berita di tv, saya takut naik kereta api.
Bukan apa-apa, takut karena melihat banyaknya orang penumpan yang naik, bahkan sampai ke atap gerbong kereta api. Berdesak-desakan, hingga disinyalir banyaknya pelecehan seksual dan juga pencopetan di kereta api, karena tidak dibedakan mana gerbong untuk khusus perempuan dan mana gerbong untuk laki-laki.
Belum lagi untuk para penyandang disabilitas? Hampir tidak ada ruang dan tempat bagi mereka. Kereta api jarak jauh menjadi kereta api yang paling semrawut kala sebelum ditangani oleh Pak Jonan.
Belum lagi banyaknya para calo bertaburan menjajakan tiket yang bisa sampai tiga atau empat kali lipat harganya dari harga normal, ramainya pedagang yang menjajakan dagangannya disepanjang gerbong kereta. Pokoknya wajah Kereta Api Indonesia kita waktu itu dikenal kumuh, semrawut, dan tidak manusiawi.
Pak Jonan Sang Penggagas Transformasi Kereta Api Indonesia
Hingga pada akhirnya, Pak Jonan datang menerima 'pinangan' Menteri BUMN, Sofyan Djalil tahun 2009 untuk menjadi Dirut PT KAI. Sungguh bukan pekerjaan mudah, disamping karena belum punya pengalaman, juga tentunya melihat kesemrawutan perkeretaapian Indonesia, sehingga dikabarkan Pak Jonan setelah tiga bulan sempat minta mundur, namun tetap disemangati oleh Sofyan Djalil.
Perubahan kecil namun berdampak besar dan luas, itulah yang dilakukan oleh Pak Jonan. Terobosan baru dia lakukan. Beliau menginstruksikan agar semua kamar mandi dan toilet di stasiun ataupun persinggahan kereta api Indonesia bersih dan sehat. Begitu juga lampu penerangan stasiun agar diganti dengan yang lebih terang.
Kedua, masalah gaji atau salary para pegawainya diperbaiki dan ditingkatkan, tentunya ada konsekuensinya, dimana seluruh pegawai kereta api harus bekerja sungguh-sungguh, tidak ada lagi mencari pekerjaan lain atau side job. Â Pak Jonan menerapkan prinsip pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Ia menghapus praktik buruk seperti pedagang asongan dan pengamen di dalam kereta, serta memperbaiki fasilitas stasiun dan kereta api.
Ketiga, mengimplementasikan pemanfaatan sistem e-tiket dalam upaya membantu mengurangi kemacetan dan meningkatkan kenyamanan penumpang. Hal ini berkontribusi pada peningkatan jumlah penumpang hingga 270 juta per tahun. Pak Jonan juga menegakkan aturan yang ketat dan meningkatkan disiplin kerja, sehingga berhasil menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi para penumpang.
Selama ini perusahaan persero kereta api Indonesia selalu buntung alias rugi, namun setelah kedatangan dan dipimpin oleh Pak Jonan, kereta api Indonesia mengalami pendapatan signifikan. Dari Rp5,73 triliun pada tahun 2000-2002, PT KAI mencapai Rp5,3 triliun dalam satu tahun pada tahun 2011. Selain itu, jumlah penumpang meningkat lebih dari 50% dibandingkan lima tahun sebelumnya.
Setelah meninggalkan Perusahaan Persero Kereta Api Indonesia dan menerima pinangan jadi Menteri Perhubungan dan kemudian jadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral? Meskipun prestasinya sebagai Menteri Perhubungan tidak secerah saat memimpin Kereta Api Indonesia, namun warisan perubahan yang telah dia lakukan akan tetap dikenang sampai kapanpun, hingga tulisan ini dibuat, bahwa Pak Jonan adalah Penancap Tonggak penting dalam sejarah perubahan atau transformasi transportasi Kereta Api Indonesia.
Pak Jonan telah membuktikan bahwa dengan visi yang jelas dan komitmen terhadap pelayanan publik, transformasi signifikan dapat dicapai dalam sektor yang sebelumnya terabaikan. Kini, wajah perkeretaapian Indonesia tidak hanya lebih bersih dan rapi tetapi juga menjadi pilihan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia.
Wajah Kereta Api Indonesia Ditangan Pak Didiek Haryantyo
Tongkat estafet kepemimpinan PT KAI sudah berada ditangan Pak Didiek Haryantyo, seorang bankir berpengalaman, tiba-tiba dihunjuk menangani wajah kereta api Indonesia sejak Mei tahun 2020, masa-masa penuh tantangan karena kita dilanda pagebluk Covid-19.
Pak Didiek dihadapkan pada situasi pelik, dimana industri transportasi sedang terpuruk akibat Covid-19. Sehingga Pak Didiek memutar otak dan membuat rencana kerja serta mengimplementasikannya kedalam beberapa strategi utama untuk menghadapi krisis pandemi di bidang transportasi.
Pertama, melindungi pegawai PT KAI dan penumpang, dengan mengedepankan kebijakan "protect the people". Langkah bijak yang dilakukan pak Didiek bertujuan untuk menjaga keselamatan karyawan dan penumpang. Salah satu langkah penting adalah memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) selama masa pagebluk Covid-19, sebab masa itu adalah masa sulit, sehingga meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan drastis, namun karyawan harus mendapatkan haknya.
Kedua, dalam menghadapi krisis, Pak Didiek fokus pada kebijakan mempertahankan likuiditas perusahaan. Ia menyadari bahwa penurunan pendapatan akan lebih cepat terjadi dibandingkan penurunan biaya, sehingga penting untuk mengelola arus kas dengan baik.
Ketiga, Pak Didiek mendorong transformasi digital di PT KAI dengan bantuan konsultan internasional seperti McKinsey. Fokus transformasi mencakup lima aspek, yaitu: angkutan penumpang, angkutan barang, rolling stock, pengadaan, dan keunggulan operasional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan di masa pandemi, sehingga konsumen atau penumpang tetap mendapatkan pelayanan prima dari para karyawan PT KAI walau dalam masa pandemi covid-19.
Keempat, Pak Didiek bekerja seperti Presiden Jokowi maupun seperti Direktur Utama PT KAI sebelumnya, Pak Jonan. Blusukan dari stasiun ke stasiun untuk berinteraksi langsung dengan karyawan, membangun kepercayaan dan keterlibatan mereka dalam program-program yang dijalankan. Beliau juga mendorong penerapan nilai-nilai inti AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) di lingkungan kerjanya, sesuatu terobosan baru yang membuat para karyawan PT KaI menjadi humanis dan melayani dengan hati.
Kelima, sama seperti yang dilakukan oleh Pak Jonan sebelumnya, dimana Pak Jonan pernah bercerita bahwa beliau menerapkan kepemimpinan transformasional alias transformational leadership, dimana Pak Jonan mengarahkan pola pikir karyawannya dari yang berpaku pada product oriented, menjadi customer oriented. Dengan prinsip leading by example-nya, Pak Jonan dikenal dengan sikap integritas, dibuktikan dengan penerapan merit sistem dalam proses perekrutan karyawan.
Pun dengan Pak Didiek. Beliau fokus pada pengembangan kompetensi karyawan melalui coaching dan mentoring, mungkin tidak ditemukan lagi perekrutan karyawan karena adanya KKN, sehingga semua karyawan PT KAI siap menghadapi tantangan transformasi digital. Dan perlu diingat bahwa 60 persen pegawai PT KAI adalah merupakan milenial yang tentunya diberikan ruang oleh Pak Didiek untuk berkontribusi dalam menciptakan inovasi yang memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Keenam, Pak Didiek memiliki visi menjadikan kereta api Indonesia sebagai moda transportasi berkelanjutan dalam era yang mengedepankan environmental, social, and governance (ESG). Ia percaya bahwa kereta api dapat menjadi solusi utama untuk transportasi berbasis lingkungan di masa depan.
Juga, Pak Didiek berencana meningkatkan pendapatan dari aset-aset PT KAI dengan mendorong sertifikasi tanah dan memanfaatkan aset secara optimal. Target pendapatan dari aset ditetapkan sekitar Rp 1,5 triliun.
Tidak hanya PT KAI yang dibenahi, namun paling mantap tentunya rampungnya pembangunan sejumlah proyek KRL (Kereta Api Listrik) dan telah beroperasi disekitar wilayah Jabodetabek, sehingga memudahkan mobilisasi karyawan di DKI Jakarta.
Selain KRL, PT KAI ditangan Pak Didiek terus mengelola proyek-proyek besar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi operasional perusahaan. Berbagai fasilitas baru telah dikembangkan demi keamanan dan kenyamanan penumpang PT KAI.
Terbaru tentunya pengembangan ekosistem transportasi, mencakup pengembangan hub logistik di Pulau Jawa dan container yard untuk angkutan barang di Sumatera dan Jawa. Pak Didiek juga mendorong pembangunan dry port untuk memudahkan pelayanan bea dan cukai, serta optimalisasi aset-aset yang ada di stasiun, beliau juga menginisiasi pengoperasian kereta api bandara, termasuk kereta api Bandara Udara Internasional Yogyakarta dan Bandara Adi Soemarmo. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi ke bandara.
Belum lagi peningkatan kecepatan kereta, dimana di tahun 2021, PT KAI berhasil mempersingkat waktu tempuh dan meningkatkan kecepatan kereta-kereta tertentu hingga 120 km/jam, termasuk Kereta Api Argo Bromo Anggrek dan Argo Wilis. Juga layanan Wifi gratis serta layanan live cooking diatas kereta memberikan sensasi baru bagi penumpang kereta api.
Melalui proyek-proyek ini, Pak Didiek Hartantyo berusaha menjadikan PT KAI sebagai penyedia transportasi yang modern dan berstandar internasional, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan infrastruktur perkeretaapian.
Kalau begini ceritanya? Jadi pengen naik kereta api...
Salam Blogger Persahabatan...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI