Salam Guru Penggerak...
Puji dan Syukur kepada Tuhan karena kami Calon Guru Penggerak Angkatan 10 telah menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak dengan baik. Dan juga saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang mendukung, terkhusus teman-teman blogger Kompasiana.
Sebagai bentuk rasa syukur, maka saya akan mencoba menuangkan kembali bahan-bahan yang saya pelajari selama PGP ini kedalam tulisan di Kompasiana. Boleh kan?
Oke, tak terasa, saya sedang menuliskan topik ataupun modul pembelajaran 1.3 Visi Guru Penggerak, Aksi Nyata.
Dimulai dari Implementasi Perubahan Diri, dimana tujuan pembelajarannya adalah
Calon Guru Penggerak mampu mengimplementasikan rencana manajemen perubahan yang telah dibuat.
Ki Hadjar Dewantara dalam majalah "Keloearga" tahun 1937 menyatakan sebuah frasa "peralatan pendidikan". Beliau menjelaskan, peralatan pendidikan merupakan cara-cara mendidik yang beragam bentuknya. Namun, beliau membaginya menjadi 6 cara utama sebagai berikut:
- memberi contoh
- pembiasaan
- pengajaran
- perintah, paksaan dan hukuman
- laku
- pengalaman lahir dan batin
Beliau menyatakan bahwa alat-alat itu tidak perlu dipergunakan semua. Beliau pun menyampaikan bahwa ada yang tidak sepakat terutama dengan penggunaan cara nomor 4. Beliau pun menyatakan penggunaan cara-cara tersebut harus dihubungkan dengan jenjang usia dan perkembangan murid yang merupakan kodrat mereka.
Dari pernyataan Ki Hajar Dewantara tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa prakarsa yang Bapak/Ibu telah buat dalam bentuk rencana manajemen perubahan berdasarkan pendekatan IA, dimaksudkan untuk menumbuhkan murid yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Kemudian, tindakan untuk mewujudkan pertumbuhan murid ini perlu diejawantahkan dalam cara mendidik yang beragam dan disesuaikan dengan kondisi murid maupun situasi di sekolah Bapak/Ibu.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA kali ini akan mendapat tugas merevisi (karena mungkin visi Bapak/Ibu sudah menjadi makin kuat di tahap Koneksi Antarmateri) dan mengeksekusi rancangan BAGJA untuk prakarsa perubahan diri Bapak/Ibu yang sudah dibuat pada tahap Demonstrasi Kontekstual. Ingatlah bahwa penerapan Aksi Nyata ini bukan semata penugasan modul Program Pendidikan Guru Penggerak, melainkan sebuah praktik dalam pengembangan profesi berkelanjutan.
Selamat menjalankan Aksi Nyata, buatlah dokumentasi untuk Bapak/Ibu pribadi mengenai proses yang terjadi. Utamakan dokumentasi tersebut pada tahapan-tahapan yang Bapak/Ibu anggap penting. Dokumentasi dapat berupa foto atau video. Kemudian, setiap minggunya, buatlah jurnal cerita singkat dalam situs portofolio digital dimana Bapak/Ibu dapat menceritakan pengalaman berkesan yang Bapak/Ibu peroleh selama menjalankan aksi nyata. Jurnal ini dapat berupa cerita 1 paragraf tentang 1 hal menarik yang Bapak/Ibu temukan dalam proses Aksi Nyata. Selain menjadi catatan pengembangan profesi Bapak/Ibu, jurnal singkat ini akan membantu Bapak/Ibu saat hendak menulis artikel refleksi di akhir paket modul dan melakukan pendampingan individu bersama Pengajar Praktik.
Aksi nyata yang saya lakukan harus berdasarkan atas model 4F yang terdiri dari Fact, Feeling, Findings, dan Future. Model ini dirancang untuk membantu calon guru penggerak dalam merefleksikan pengalaman belajar mereka dan merumuskan langkah-langkah ke depan.
Findings (Pembelajaran)
Dari pembelajaran modul 1.3 -- Visi Guru Penggerak, saya menjadi paham akan pentingnya sebuah visi. Visi ibarat bintang penunjuk arah untuk menentukan program dan strategi pembelajaran. Dengan memiliki visi saya memiliki gambaran tentang murid impian saya di masa depan. Untuk mewujudkan visi tersebut, kita membutuhkan paradigma, salah satu yang bisa digunakan yaitu Inquiri Apresiatif (IA), yang pertamakali dikembangkan oleh David Cooperrider.
Melalui IA ini sekolah dapat menggunakan kekuatan positif dari masing-masing individu di sekolah, kemudian disatukan untuk menjadi kekuatan bersama untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik. IA sebagai management perubahan dapat diterapkan melalui tahapan yang disebut BAGJA (Buat Pertanyaan Utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi).
Latar Belakang Aksi Nyata
Berdasarkan Tujuan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu menuntun segala kodrat pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai manusia.
Sebagai Calon Guru Penggerak (CGP), saya berperan untuk menuntun dan menumbuhkan kepemimpinan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila melalui pengajaran dan pembiasaan yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik, maupun situasi dan kondisi di sekolah.
Visi
"Mewujudkan Peserta Didik yang Cerdas, Berakhlak, Berkhebinekaan Global, dan Menguasai ITC Melalui Kegiatan Pembelajaran"
Prakarsa Perubahan
Kelas yang nyaman, aman, menyenangkan, menumbuhkan kolaborasi dan semangat belajar
Tahapan Aksi Nyata:
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
- Perencanaan
Menganalisis rencana pada kanvas BAGJA
Jabarkan Rencana
- Pembiasaan pelaksanaan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) ketika siswa sampai di sekolah dan bertemu dengan guru, dan ketika pembelajaran telah berakhir, budaya 5S juga dilaksanakan ketika siswa akan pulang ke rumah.
- Pembiasaan membaca Al-Quran bagi umat beragama Muslim dan baca Alkitab bagi umat beragama Kristen, 15 menit sebelum pembelajaran les pertama dimulai.
- Berdoa sebelum pulang ketika akhir pembelajaran di sekolah
(Berakhlak Mulia)
- Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa, misalnya penerapan praktek pembelajaran materi informatika di Laboratorium Komputer, diskusi kelompok membahas materi informatika, presentasi, penelitian, dll.
- Menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi dengan memperhatikan gaya belajar dan karakter siswa.
- Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi melalui hasil asessmen diagnostik
(Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, dan Bergotong-royong)
Selanjutnya, Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah
Berkonsultasi dengan guru yang mengampu mata pelajaran yang sama dan rekan sejawat
Pelaksanaan:
Pada tahap Pelaksanaan, saya mengimplementasikan prakarsa perubahan diri yang telah saya rencanakan dengan tahapan BAGJA bersama dengan kepala sekolah dan rekan guru, yaitu konsisten melakukan pembiasaan positif di sekolah, seperti Pembiasaan 5S, Membaca Al-Quran dan Alkitab, Berdoa sebelum pulang sekolah, Jum'at Bersih, Sabtu Kreasi, Ice-Breaking, Pembelajaran yang menyenangkan dengan pemanfaatan IT.
Pembelajarn praktek
Diskusi dan presentasi
Pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan
Guru membuat media pembelajaran yang menarik dan interaktif
Guru menjadi fasilitator, memberikan umpan balik dan apresiasi positif untuk membangun motivasi belajar siswa
Refleksi
Setelah kegiatan aksi nyata, saya melakukan refleksi bersama rekan guru, kepala sekolah, maupun bersama siswa dengan berdiskusi bersama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai ketercapaian target dari program yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi dijadikan sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut untuk pelaksanaan program secara berkelanjutan agar lebih baik lagi kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H