Ya, dia adalah seorang Santo Fransiskus dari Asisi. Kisahnya yang mendunia menjadikan seorang pria bernama asli Giovanni di Pietro di Bernardone, lahir sekitar tahun 1181 di Asisi, Italia.
Terlahir dari keluarga kaya raya, dimana sang ayahnya seorang pedagang kain kaya, Pietro Bernardone dan Pica, seorang putri bangsawan dari Perancis, hidup Fransiskus muda pastinya dipenuhi dengan foya-foya dan di umur 20 tahun Fransiskus muda bersama dengan teman-temannya ikut dalam perang saudara antara Asisi dan Perugia.
Naas bagi dirinya, dia ditangkap dan dipenjarakan selama satu tahun hingga jatuh sakit. Namun, itulah titik balik dalam hidupnya. Fransiskus muda mulai mendekatkan diri pada Tuhan dan mendapatkan mimpi aneh, dimana dalam mimpinya dia selalu mendengar suara berbunyi "layanilah majikan dan bukannya pelayan".
Singkat cerita, Fransiskus muda memutuskan untuk hidup miskin, menukarkan pakaian mahalnya kepada seorang pengemis, menjual setumpuk pakaian mahal ayahnya demi membangun gereja yang hampir rubuh dan melayani orang miskin dan sakit, hingga tahun 1209 memperoleh restu dari Paus untuk mendirikan Ordo Fransiskan yang kita lihat hingga sekarang ini.
Menghias Patung Bunda Maria
Kembali ke laptop, bulan Oktober bulan Rosario. Memperingati Bulan Rosario tahun ini, ada yang spesial dan lain dari tahun-tahun sebelumnya diadakan oleh Paroki Santo Fransiskus Asisi Padang Bulan Medan, salah satu paroki di Medan dengan meliputi lima stasi di bawah naungan gereja paroki ini, yaitu: Stasi Simpang Kuala, Stasi Perumnas Simalingkar, Stasi Gedung Johor, dan Stasi Pasar Baru, dengan total jumlah umat kurang lebih 2.976 KK per Februari 2024.
Nah, di bulan Oktober ini, tepatnya di hari Selasa, satu Oktober 2024 sekitaran seratus lingkungan dari lima stasi yang ada di Paroki Santo Fransiskus Asisi Padang Bulan Medan ini diajak untuk mengikuti lomba menghias dan mendekorasi patung Bunda Maria. Lomba hias patung Bunda Maria ini bertempat di dalam Gereja Katolik Paroki Padang Bulan, jadi bukan di lingkungan masing-masing, namun dipusatkan di Gereja Paroki yang terkenal luas dan megah ini.
Terlihat kegembiraan, sukacita, dan kerjasama tim antara ibu-ibu lingkungan yang sesekali diwarnai canda tawa dalam proses menghias patung Bunda Maria. Masing-masing lingkungan menyediakan sebuah patung Bunda Maria dan di hias di gereja dengan durasi waktu yang telah ditentukan oleh juri.
Lalu, tibalah saatnya tim juri menilai. Puluhan patung Bunda Maria yang telah dihiasi oleh masing-masing lingkungan diletakkan berbaris untuk dinilai oleh Sr. Petronella Karo Sekali, KSSY, selaku tim juri, bersama dua orang suster lainnya.
Lomba yagn dimulai pukul 15.00 sore itu merupakan bagian awal dari upacara menyambut Bulan Rosario di Paroki Padang Bulan, dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi pada pukul 18:00 WIB.
Semua patung Bunda Maria sebagai hasil karya dari umat setiap lingkungan terlihat menarik, indah, dan dihiasi secara alami, di pajang di sebelah kiri altar suci. Setelah perayaan Ekaristi, seluruh umat diberikan kesempatan untuk melihat pameran patung Bunda Maria yang telah dihiasi tersebut.