Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dari Masalah Infrastruktur Hingga Kontroversi Wasit, Pelajaran dari PON XXI

24 September 2024   21:15 Diperbarui: 24 September 2024   21:20 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PON XXI Aceh-Sumut. https://www.ajnn.net/news/jangan-larang-pedagang-kecil-berjualan-di-sekitar-gelanggang-pon-2024/index.html

Tak terasa, perhelatan PON ke-21 telah usai dihelat dan ditutup dengan meriah oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (PMK), Muhadjir Effendy dan bukan oleh Presiden Jokowi sebagaimana digadang-gadang sebelumnya.

Walau telah usai, namun sampai sekarang masih banyak terdengar perbincangan baik di media sosial maupun di dunia nyata tentang perhelatan akbar olahraga tanah air empat tahunan ini.

PON XXI menjadi buah bibir bukan hanya karena pertamakalinya dari sepanjang sejarah dihelat di dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatera Utara, namun juga karena dua provinsi ini dianggap kurang siap dari segi infrastruktur.

Selain sarana dan prasarana yang dinilai belum selesai sampai pembukaan PON XXI, juga munculnya kontroversi wasit sebagai pengadil pertandingan di beberapa cabang olahraga dinilai berat sebelah, serta masalah konsumsi menjadi hal-hal menarik yang diperbincangkan selama berlangsungnya event yang bakal memunculkan atlet-atlet nasional yang akan membawa harum nama Indonesia di kancah olahraga internasional seperti Asian Games, SEA Games, Olimpiade dan lain-lain.

Lantas apa saja kontroversi yang mencuat dan menjadi buah bibir selain prestasi atlet-atlet tanah air selama PON ke-21 berlangsung di Sumatera Utara dan Aceh?

Mari kita bahas satu persatu. Mulai dari sarana tempat pertandingan yang ada di Sumatera Utara dan Aceh. Banyak berita di media sosial dan menjadi viral dengan kondisi venue yang kurang memadai dan belum seratus persen rampung pembangunannya.

Misalnya atap GOR Futsal di Deli Serdang yang bocor saat pertandingan berlangsung, akses jalan berlumpur saat atlet menuju GOR Bola Voli Indoor Sumut, terhentinya pertandingan cabor sepak bola putra karena Stadion Blang Paseh Sigli tergenang air akibat guyuran hujan beberapa jam sebelumnya, menjadi contoh viralnya ketidaksiapan panitia dalam menyambut dan menyelenggarakan pesta olahraga multi-event empat tahunan sekali ini.

Wasit Sepakbola dan Tinju Tidak Berintegritas

Selain ketidaksiapan infrastruktur yang banyak dikeluhkan, juga mencuatnya aksi-aksi tak terpuji dari sang pengadil lapangan alias wasit yang berat sebelah, juga insiden 'brutal' dari cabang olahraga sepakbola putri antara tim Papua Barat dan tim Sumatera Utara, terjadi pengeroyokan terhadap kapten tim Sumut oleh beberapa pemain Papua Barat.

Insiden ini terjadi di lobby salah satu hotel di Banda Aceh usai laga tim Sumut versus tim Sulawesi Tengah. Hasil imbang tim Sumut yang memastikan mereka juara grup menjadi biang keladi dari pengeroyokan oleh tim Papua yang menganggap tim Sumut main mata sehingga tim Papua finish di urutan ketiga dan gagal lolos ke babak perempat final PON XXI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun