Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengantar Program Guru Penggerak Angkatan 10 Kota Medan

24 September 2024   10:02 Diperbarui: 24 September 2024   10:07 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Dr. Kasiman memberikan penjelasan tentang PGP Angkatan 10. Dokpri

Tak terasa Program Guru Pengerak (PGP Angaktan 10 di tahun 2024 ini hampir mencapai titik akhir dari perjalanan kurang lebih selama enam bulan. Jarum jam rasanya sangat cepat berputar. Hari demi hari dilalui dengan berbagai kegiatan yang tentunya sangat memberikan mafaat bagi peserta yang mengikuti program ini.

Program PGP ini sejatinya bertujuan memberikan bekal dan kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan, serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan murid ketika berada di lingkungan satuan pendidikan masing-masing.

Dengan tagline "Bergerak, Tergerak, Menggerakkan", program PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama enam bulan.

Kegiatan PGP dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.  

Berawal di Bulan Maret 2024

Pertengahan tahun 2023 kemarin, ketika saya mengetahui ada rekrutmen untuk CGP Angkatan 10, maka saya menyiapkan diri dan portofolio sesuai dengan yang dipersyaratkan. Saya menyiapkan dokumen dengan lebih baik lagi agar lulus. Sekitar bulan Juli atau Agustus, saya dinyatakan lulus tahap 1 dan mengikuti proses selanjutnya, microteaching dan wawancara.

Akhir tahun 2023, serasa menjadi Kado Natal terindah, nama saya berada diantara teman-teman yang dinyatakan Lulus CGP Angkatan 10. Maka tentunya untuk suskes mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak, sangat dibutuhkan semangat, stamina, Doa, dan peralatan IT yang mendukung, semisal Laptop dengan spack yang memadai.

Diawali dengan zoom bersama di hari Jumat, 15 Maret 2024, pukul 09 pagi secara live di kanal Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI bersama dengan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dan Bapak Dr. Kasiman selaku Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan.

Disela-sela mengawasi simulasi ANBK, Zoom pembukaan PGP Angkatan 10. dokpri
Disela-sela mengawasi simulasi ANBK, Zoom pembukaan PGP Angkatan 10. dokpri

Sebagai CGP, saya mendapatkan pencerahan tentang program, benefit dan juga tugas dan tanggungjawab besar yang harus diemban selama mengikuti Program Guru Penggerak tersebut.

Lalu ibu Fasilitator kami memberikan jadwal Paket Modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak. Diawali dengan Mulai dari Diri dan Ekslporasi Konsep (Merdeka). Mulai dari Diri Modul 1.1, kami CGP membuat tulisan reflektif kritis terkait konsep pemikiran Ki Hajar Dewantaran dengan menjawab tiga pertanyaan pemantik via New Blog Post.

Salah satu materi yang disampaikan dalam pembukaan PGP Angkatan 10. dokpri
Salah satu materi yang disampaikan dalam pembukaan PGP Angkatan 10. dokpri

Inilah hasil pemikiran dan harapan saya akan Pemikiran Ki Hajar Dewantara:

Menurut KHD Pengajaran (onderwijs) merupakan salah satu bagian penting dari Pendidikan, artinya bahwa pengajaran tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberikan (transfer) ilmu atau hal berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahir, maupun bathin.

Pendidikan diartikan sebagai "tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak" yang artinya bahwa pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun nantinya sebagai anggota masyarakat.

Tak dapat dipungkiri bahwasanya ada relevansi yang terjalin antaa pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini, dimana bahwa Pendidikan adalah sebagai proses pembentukan karakter anak-anak Indonesia , membentuk manusia yang utuh dan berbudaya, memiliki akal, hati, dan rasa kemanusiaan yang tinggi.

Juga Pendidikan menurut KHD adalah pendidikan yang Holistik atau menyeluruh, dimana Pendidikan itu seharusnya mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, dan spiritual.

Itulah yang ingin ditunjukkan oleh Kurikulum Merdeka yang sangat relevan dengan pemikiran KHD saat ini, dimana generasi muda bangsa kita butuh sistem pendidikan yang memerdekakan yang sesuai dengan konteks yang harus diterapkan di sekolah kita.

SMA Negeri 13 Medan sudah menerapkan Kurikulum Merdeka yang sesuai dengan filosofi KHD, dimana di sekolah ini Guru sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka di kelas X dan sudah dua kali mengadakan Panen Karya Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P2), yang pertama Panen Karya Profil Pelajar Pancasila dan kedua dengan topik Ciptakan Sekolah Ramah Anak dengan "Stop Bullying", dengan harapan agar tercipta karakter Pancasila dalam diri anak-anak dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti mengundang pembicara dari TNI dan Kepolisian.

Selain menjadi pembicara, mereka juga mengajak siswa untuk berlatih disiplin, karakter, dan juga kepemimpinan, sehingga muncul dalam diri siswa tersebut akan rasa nasionalisme, bela negara, berteman dengan baik tanpa harus membedakan suku, agama, ras atau sikap toleransi, karena kita memang ditakdirkan untuk berbeda.

Demikian juga saat pekan karya Bangunlah Jiwa Raganya, yang mengharapkan agar di lingkungan sekolah maupun di tempat lain tidak terjadi lagi aksi 'bullying'.

Saya sudah melaksanakan pemikiran KHD, walau belum sepenuhnya. Saya sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran Holistik, dimana sebagai pendidik tidak dapat memaksakan kehendak kepada siswa.

Guru tidak pernah mengharapkan padi itu menjadi durian, karena padi kodratnya adalah padi, namun Guru mengharapkan munculnya kecerdasan budi pekerti, karakter dan juga perbuatan-perbuatan yang baik.

Berusaha selalu bahagia dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pencerdas generasi muda bangsa Indonesia.

Saya memiliki harapan yang tinggi sebagai pendidik usai mempelajari modul Refleksi Filosofis dari KHD, saya harus mampu mengembangkan diri saya untuk lebih mampu lagi menerapkan pendidikan Holistik, berbudaya, memiliki ilmu hidup batin (ilmu jiwa dan Psikologi), ilmu hidup jasmani, ilmu keadaan atau kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika, dan ilmu tambo pendidikan, dan mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat.

Saya tentunya ingin melihat terjadinya perubahan ke arah lebih baik setelah mempelajari modul ini, dimana perubahan tingkah laku dimulai dari hal kecil, contoh menerapkan 5 S, Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun saat bertemu atau berpapasan dengan guru.

Materi ini sangat bermanfaat bagi saya untuk menyerap dan memahami dasar pemikiran KHD dan tentunya mengaplikasikannya dalam kehidupan saya sebagai Pendidik.

Demikian artikel pengantar ini, kita sambung di hari berikutnya....

One Day, One Blog...

Salam Guru Penggerak...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun