Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jembatan Tano Ponggol, Jembatan Ikonik Penambah Keindahan Danau Toba Masa Kini

30 Desember 2023   08:57 Diperbarui: 30 Desember 2023   09:01 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Tiang Penyangga, Filosofi Dalihan Na Tolu. Dokpri

Menurut sejarahnya, diambil dari berbagai sumber, Tanggal 17 Maret 1906, tepatnya 117 tahun yang lalu, Hindia Belanda yang menjajah daerah Toba dan sekitarnya, berinisiatif untuk mengeruk sebuah terusan yang akhirnya memisahkan antara Pulau Sumatera dengan Pulo (Pulau Samosir), yang akhirnya dinamakan dengan Terusan Tano Ponggol.

Adapun tujuan Belanda mengeruk Terusan Tano Ponggol untuk mengurangi pergerakan Pahlawan Tano Batak, Raja Si Singamangaraja XII beserta pasukannya, sehingga gampang untuk ditaklukkan.

Perlu diingat bahwasanya perjuangan Raja Si Singamangaraja XII mempertahankan Tano Batak dari penjajahan Hindia Belanda berlangsung dari tahun 1878 sampai 1907 (sekitar 29 tahun).

Pembangunan Kanal Tano Ponggol akhirnya selesai dan diresmikan tahun 1913 langsung oleh Ratu Wilhelmina, Ratu Belanda yang berkuasa sejak tahun 1890 sampai dengan 1948. Kanal Tano Ponggol ini juga sempat dijuluki Terusan Wilhelmina.

Fungsi pengerukan Tano Na Tarponggol alias Tanah yang Terpotong, selain untuk membatasi pergerakan pasukan Raja Si Singamangaraja XII, juga agar air Danau Toba yang berasal dari pesisir Silalahi dapat melewati Pangururan, dan sebaliknya, sehingga kapal-kapal besar dari Tao Silalahi dapat mengelilingi Danau Toba.

Nah, air danau yang mengalir melewati kanal Tano Ponggol, disebut dengan Aek Tano Ponggol. Sementara jembatan yang dibangun di atas kanal untuk mempermudah transportasi darat dari Pulau Sumatera ke Pulau Samosir, disebut dengan Jembatan Tano Ponggol Dalihan Na Tolu.

Renovasi Jembatan Tano Ponggol Jadi Ikonik Masa Kini

Pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1905 memerintahkan Tentara Belanda yang ada di Sumatera Utara untuk melakukan kerja paksa mengeruk atau menggali tanah sepanjang 1,5 kilometer dari ujung lokasi Tajur sampai dengan Sitanggang Bau.

Kerja paksa alias kerja rodi (tidak dibayar) dilakukan untuk memisahkan Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir.

Jadi sebelumnya, Pulau Samosir itu belum ada karena Samosir menyatu dengan Sumatera, namun kerja paksa dibawah bayang-bayang ancaman senjata api tentara Belanda selama tiga tahun menghasilkan sebuah terusan dan jembatan Tano Ponggol sebagai penghubungnya.

Jembatan Tano Ponggol sangatlah vital fungsinya bagi masyarakat di sekitaran Pangururan, sejak diresmikan, masa kemerdekaan hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun