Wakil Afrika itu ternyata mampu tampil trengginas di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur di partai pamungkas penyisihan grup A yang memaksa kiper Garuda Muda, Ikram Al Giffari memungut bola dari jalanya sebanyak tiga kali.
Suhu panas dan kelembapan tinggi di Surabaya tidak mampu membuat para pemain 'Singa Atlas' kelelahan, namun malah mengubur mimpi sekaligus menggagalkan niat Timnas mengakhiri kutukan empat tim tuan rumah debutan sebelumnya yang selalu gagal melangkah dari penyisihan grup, ada Trinidad & Tobago tahun 2001, Finlandia tahun 2003, Peru 2006, dan India 2019 yang selalu gugur di fase grup.
Yang jadi perbincangan hangat tentunya kesuksesan tim 'panser muda' menjadi kampiun Piala Dunia U-17 2023 mengingat di ajang senior, World Cup 2022 Qatar, Jerman hancur lebur, kandas di penyisihan grup.
Der Panzer muda mampu melenggang ke babak 16 besar usai jadi pemuncak grup F dengan poin sempurna usai menaklukkan Meksiko (3-1), menumbangkan Selandia Baru (3-1), dan Venezuela (3-0). Catatan sempurna semakin ditorehkan usai menggasak Amerika Serikat di fase 16 besar dengan skor 3-2 dan menaklukkan Matador Muda Spanyol dengan skor 0-1.
Semifinal mempertemukan dua raksasa sepakbola dari dua benua, Amerika Latin dan Eropa. Der Panzer muda Jerman bertemu dengan La Albiceleste muda, sementara di semifinal lainnya, wakil Eropa lainnya, Perancis bersua dengan wakil Afrika Barat, Mali.
Menariknya, wakil dari tiga benua besar mampu melaju hingga ke semifinal dan final, tentunya dengan pemain-pemain muda berbakat yang bakal jadi bintang besar di kemudian hari.
Dari Jerman tentunya bertabur bintang yang bakal sukses, sebut saja kiper Max Schmitt, raja asis, Charles Herrmann, Paris Brunner dan striker Max Moerstedt.
Argentina memiliki Agustin Ruberto sang peraih Golden Boot dengan torehan 8 golnya sepanjang turnamen, Claudio Echeverri yang digadang-gadang bakal jadi penerusnya Messi, hingga banyak lagi pemain-pemain muda bertaburan bakal jadi pemain hebat di masa mendatang.
Panser Muda Jerman akhirnya mampu merengkuh lambang supremasi negara terkuat di dunia sepakbola untuk kategori umur 17 tahun usai menaklukkan 'Les Bleuets', Perancis U-17 lewat adu penalti usai bermain imbang 2-2 selama 90 menit pertandingan normal.
Perlu diketahui dalam ajang Piala Dunia U-17 tambahan waktu atau ekstra time ditiadakan jika permainan imbang dan langsung menuju titik putih untuk adu penalti, dan akhirnya Der Panzer muda mampu mengalahkan Ayam Jantan muda dengan skor akhir 4-3.
Gelar pertama menjadi sangat spesial karena mampu direngkuh di Indonesia, tepatnya di Stadion Manahan Solo. Dengan hasil ini, tim asuhan Christian Wueck mampu mengawinkan gelar Piala Dunia U-17 dengan Piala Eropa U-17. Selamat untuk Der Panzer muda Jerman!