Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nyatanya, Aku Masih Butuh Koperasi

21 Juli 2023   10:43 Diperbarui: 21 Juli 2023   10:46 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koperasi Masih Dibutuhkan Di Era Pinjol. sumber gambar: diskopukm.palembang.go.id

Koperasi, kata terbiasa terdengar di telinga kita tentunya. Bagaimana tidak? Sejak SD, sudah disuguhkan dengan materi pelajaran koperasi, menceritakan bagaimana koperasi itu dibentuk oleh rasa kekeluargaan dan gotong royong demi semangat membangun perekonomian era itu yang memang masih carut-marut.

Bapak pendiri Koperasi Indonesia, plus Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta yang sekaligus juga pakar ekonomi menilai bahwa ekonomi kerakyatan-lah yang mampu menjamin kesejahteraan rakyat Indonesia kala itu.

Dengan modal kerjasama dan gotong royong, koperasi bisa menjadi tumbuh dan besar dan menjadi andalan masyarakat Indonesia dari era awal kemerdekaan hingga sekarang.

Koperasi menjadi senjata andalan dalam membangun perekonomian negara kita sehingga dikatakan bahwa koperasi adalah  sokoguru perekonomian bangsa, karena mampu jadi 'tiang tengah' atau 'tonggak' perekonomian bangsa.

Koperasi berkembang menjadi beberapa bagian, seperti koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha, koperasi produksi, koperasi jasa, yang memberi kemudahan bagi rakyat Indonesia yang membutuhkan modal dalam menjalankan usahanya, seperti modal bertani, modal membuka usaha kecil-kecilan, modal melaut, modal mendirikan panglong atau modal mendirikan lumbung, modal membuka pabrik penggilingan, modal transportasi dan modal usaha-usaha lainnya.

Koperasi, Solusi Masalah Keuangan Mendesak

Dari era Bung Hatta hingga sekarang, koperasi semakin memiliki peran penting, dibuktikan dengan pesatnya perkembangan koperasi hingga ke pelosok-pelosok negeri ini. Koperasi benar-benar menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi.

Dengan kemudahan yang didapat, para petani dikampung saya misalnya, dapat mengolah ladangnya, dan tentunya memberikan keuntungan.

Para petani mampu mendapatkan modal untuk membeli bibit tanaman cabai, kentang, ataupun tanaman-tanaman muda lainnya, disamping berharap dari tanaman tua seperti kopi yang mampu menghasilkan keuntungan dan juga membayar atau mencicil pinjaman dari koperasi, bahkan dari hasil pinjama koperasi, dapat membuat anak-anak sukses.

Ternyata di era kekinian, ditengah gempuran banyaknya kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh aplikasi-aplikasi pinjol alias pinjaman online, kebutuhan akan keberadaan sebuah koperasi sangatlah betapa penting bagi peningkatan perekonomian kita.

Harus disadari bahwa 'hidup seperti roda pedati', sehingga ketika ada kebutuhan mendesak, maka keberadaan seperti koperasi sangat perlu untuk sebuah solusi dengan segala kemudahan dari koperasi akan kebutuhan mendesak keuangan kita.

Seperti kisah yang saya alami, bulan Februari kemarin adek saya yang paling kecil akan menikah dengan adat Batak Toba.

Seperti diketahui untuk acara pernikahan di gereja dan dengan adat Batak Toba dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, harus benar-benar dirancang jauh-jauh hari dan pemesanan gedung tempat adat pernikahan juga harus dipesan jauh-jauh hari agar mendapatkan tempat yang sesuai dengan budget.

Semua sudah dipersiapkan dengan baik, namun satu hari sebelum pesta ternyata masih ada dana yang harus dikeluarkan sekitar 15 juta lagi.

Maka kamipun bingung mau nyari kemana lagi? Karena semua sudah ditalangin dan sepertinya memang tidak ada lagi dana tersimpan untuk menutupi kekurangan yang diminta.

Lah trus solusinya apa? Setelah bingung antara pinjam ke Bank atau pinjam ke tetangga? Ternyata isteri saya yang memang memiliki visi ekonomi tinggi, akhirnya bergumam, "Pa kita pinjam ke koperasi sajalah!".

Ternyata ilmu yang dia dapat ketika kuliah di Jurusan Ekonomi, dia terapkan. Tanpa sepengetahuan, isteri saya sudah masuk koperasi simpan-pinjam, selama ini dari gajinya dia sisihkan untuk simpan di koperasi, dan ketika ada kebutuhan mendesak seperti ini, dapat meminjam dari koperasi dengan bunga yang rendah bila dibandingkan dengan bunga Bank, juga tanpa proses yang rumit, plus dapat menjadi solusi bagi kebutuhan mendesak seperti ini.

Koperasi simpan pinjam bila dikelola dengan baik memang memberikan manfaat bagi para anggotanya, seperti koperasi di tempat isteri bekerja, jumlah anggota koperasinya tidak sampai 20 orang, tetapi dapat memberikan pinjaman hingga 20 juta.

Sehatnya koperasi bisa dilihat dari kemampuan memberikan pinjaman kepada anggotanya, juga kemampuan anggotanya untuk taat membayar pinjaman atau kredit dari koperasi tersebut, disamping itu tentunya juga kemampuan personil koperasi untuk mengelola modal yang berasal dari simpanan pokok anggota koperasi, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.

Selain itu, koperasi simpan pinjam juga mendapatkan dana dari skema dana cadangan dari sisa hasil usaha (SHU), modal pinjaman dari pengurus koperasi, dan hibah.

Begitulah sekilas cerita mengapa kita perlu untuk tetap masuk koperasi, ketika disaat membutuhkan, sudah memiliki tempat untuk meminjam, karena tak selamanya hidup kita diatas alias berkecukupan, tetapi tetap saja ada alasan untuk membutuhkan koperasi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun