Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia, Panas di Awal tapi Melempem di Akhir Turnamen Piala AFF

29 Desember 2022   07:20 Diperbarui: 29 Desember 2022   07:27 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia di Piala AFF 2022. (PSSI)


Belum selesai mengulas Piala Dunia Qatar yang barusan selesai dihelat, tibalah pengumuman nama-nama pemenang topil alias topik pilihan 'mencari juara di tanah jazirah' itu, dan saya terheran-heran dengan mekanisme pemilihan pemenang.

Jumlah keterbacaan atau tanda mata dari artikel pemenang memang ribuan, sekilas tak melanggar aturan yang dibuat, namun saya tetap tak percaya kalau ada jumlah views penulis sampai sebanyak itu, apakah karena bantuan para jin, dedemit atau karena kasih sesajen? Entahlah yang pasti PR bagi diri saya untuk mencari cara agar tulisan saya mendapatkan tanda mata yang banyak dari pembaca dunia maya.

Usai turnamen akbar Piala Dunia 2022 Qatar, sekarang kita dihadapkan dukungan pada timnas kesayangan kita, pasukan Garuda Muda yang sedang bertarung di Piala AFF edisi ke-14 di akhir tahun 2022 ini. Mau tidak mau, adalah keharusan untuk mendukung Timnas Indonesia apapun kondisi dan keadaannya.

Rasa nasionalisme kita diuji dalam hal mendukung Shin Tae-yong dan pasukannya, walau pasukan muda yang dia bawa masih jauh dari kata sempurna, namun itulah pilihan pemain yang dipilih untuk bermain di turnamen ini dan mengangkat tropi yang belum pernah diraih, walau sudah 14 kali dipentaskan.

Ya, faktanya bahwa Timnas Garuda Muda Indonesia atau Timnas Merah Putih belum pernah sekalipun mengangkat tropi paling bergengsi untuk negara Asia Tenggara alias gelar juara Piala AFF lambang gelar tertinggi bagi kompetisi sepakbola antar negara se-ASEAN.

Semenjak digelar dengan nama Kejuaraan AFF alias Kejuaraan Federasi Sepak Bola Perbara (ASEAN Football Federation Championship) atau AFF Championship yang sebelumnya bergelar Piala Tiger tahun 1996, karena sponsornya bir Tiger, berubah jadi Piala Suzuki AFF tahun 2008, karena sponsornya berubah lagi, maka ditahun 2022 ini dinamai Piala Mitsubishi Electric AFF atau AFF Mitsubishi Eletric Cup, kini sudah memasuki babak penyisihan grup.

Timnas Indonesia berada satu grup dengan Thailand, Kamboja, Filiphina dan Brunai di Grup A, sehingga bolehlah dikatakan sebagai grup neraka mengingat bagaimana persaingan Timnas Indonesia dengan Thailand selama pagelaran Piala AFF. Rivalitas kedua negara tak dapat dipungkiri lagi akan selalu memunculkan drama-drama dan juga jadi penentu siapa yang jadi juara Piala AFF.

Tentunya masih ingat dengan final Piala AFF 2020 yang dilangsungkan jadi tahun 2021 kemarin karena pandemic bukan? Ya, Timnas Garuda Merah Putih disikat oleh pasukan The Elephants Warrior dengan agregat 2-6, hasil 4-0 saat pertandingan dilangsungkan di leg pertama dan skor 2-2 saat pertandingan dilangsungkan di leg kedua.

Bayang-bayang kekalahan telak itu tentunya masih membekas dan akan terus menghantui perjalanan Garuda Muda yang dibawa oleh Shin Tae-yong yang materi pemainnya masih kebanyakan pemain yang bermain di tahun lalu.

Palingan yang berubah dari skuad Merah Putih yang dibawa oleh pelatih Shin, bergabungnya Jordia Amat dan Sandy Walsh yang resmi dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia sehingga dapat mengenakan kostum merah putih, kostum kebesaran Timnas Indonesia.

Tekad kedua pemain untuk menjadi pemain timnas harus diakui, namun apakah dengan bergabungnya kedua pemain ini akan mampu mewujudkan mimpi rakyat Indonesia agar Timnas Merah Putih mampu mengangkat tropi Piala AFF?

Tropi bergengsi yang selalu lepas dari genggaman dan yang menjadi batu sandungan bagi Timnas Indonesia dalam meraih tropi tentunya tim Gajah Perang yang selalu terdepan. Ya, kekalahan tahun lalu masih membekas tentunya bukan?

Padahal skuad Merah Putih kurang apa coba? Pemain Naturalisasi? Sudah banyak, dari lini belakang hingga depan, kita punya pemain naturalisasi yang dianggap pemain top dan jadi pembeda dari pemain-pemain lokal.

Kalau nga dianggap top dan punya kelebihan dan mampu jadi pemimpin, ngapain susah-susah dinaturalisasi? Apa kita kekurangan bakat-bakat pemain muda nan bersinar?

Di skuad Merah Putih yang dibawa oleh pelatih kepala Shin, selain Jordi Amat dan Sandy Walsh, kita sudah punya Ilija Spasojevic yang digadang-gadang dapat menggantikan peran dan ketajaman seorang Cristian 'El Loco' Gonzales, ada Marc Klok yang saya lihat malah kurang daya juangnya dan terkesan lamban, namun tetap dibawa karena memiliki kreativitas lini tengah.

Lantas apakah mereka ini mampu bahu membahu dan menjadi pelecut semangat bagi pemain-pemain lokal untuk meraih gelar yang tak pernah diraih selama bermain di kompetisi Piala AFF?

Tentunya Thailand yang akan mereka ladeni di babak penyisihan grup A di kandang sendiri, stadion kebanggaan nan sarat sejarah, Stadion Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta nanti sore, Kamis (29 Desember 2022) Pukul 16.00, pastinya datang dengan persiapan yang matang dan Alexandre Polking sebagai pelatih Gajah Perang punya strategi untuk menenggelamkan Merah Putih walau bermain di kandang sendiri.

Bagi Thailand yang punya rekor keunggulan 40 kemenangan dari Indonesia akan bermain seperti biasa, bermain cepat dengan pressing tinggi dan bermain dari kaki ke kaki serta zona marking akan membuat timnas kita kewalahan.

Belum lagi rekor 6 kali juara Piala AFF selalu membuat mental anak asuh Shin Tae-yong menjadi down, apalagi fakta terlalu seringnya The Elephant Warriors versus Merah Putih, sudah bentrok sebanyak 14 kali di Piala AFF dengan fakta Timnas Indonesia hanya menang tiga kali, dua kali imbang dan sisanya, 9 kali Indonesia kalah dari pasukan Gajah Putih.

Fakta yang harus diperbaiki dalam pertandingan penyisihan kali ini, sehingga seharusnya jadi pelecut semangat Timnas Merah Putih untuk mengalahkan Thailand, apalagi Timnas bermain di depan supporter sendiri, stadion Gelora Bung Karno. Apakah spirit dan keramatnya Stadion kebanggaan kita ini mampu menambah kemampuan skuad Timnas untuk mengalahkan Thailand?

Entahlah, yang pasti Indonesia akan bersua kembali di final tahun ini dan apakah kali ini Shin Tae-yong akan lebih paten daripada Alexandre Polking? Pelatih Thailand berdarah Brazil -- Jerman ini pastinya tau bagaimana menghadapi tekanan tuan rumah, baik itu dari supporter maupun dari para pemain Indonesia.

Oklah, kali ini Thailand tak mau mengalah, hasil akhirnya pastinya seri dan juara grup tetap dipegang oleh Gajah Putih dan Indonesia tetap runner-up dan akan kembali bersua di final.

Akankah final kali ini Merah Putih mampu menghapus luka-luka lama dan dominasi Gajah Perang Thailand? Akankah untuk pertamakalinya Indonesia mampu naik podium juara dan mengangkat tropi lambang supremasi tertinggi sepakbola se-Asia Tenggara, Piala AFF?

Perjalanan masih panjang, jangan terlalu ber-euforia dengan dua kemenangan awal...

Semoga Timnas Indonesia tak melempem diakhir turnamen seperti yang sudah-sudah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun