Kehadiran ibunda itulah yang membuat seorang Hakimi tenang dan penuh percaya diri untuk maju jadi eksekutor terakhir, Hakimi sangat percaya diri ketika melihat ibunya ada distadion, itulah kunci sukses, maka kita lihat bagaimana garangnya Achraf Hakimi dan Noussair Mazraoui memainkan peran penting ketika tim dalam keadaan bertahan. Dilansir Whoscored, mereka jadi pemain dengan rata-rata tekel terbanyak per pertandingan. Hakimi mencatatkan 4,3 tekel, sedangkan Mazraoui membukukan 3,3 tekel.
Ketika menjadi eksekutor terakhir, maka mental baja harus dimiliki pemain, tak jarang penendang terakhir gagal, seperti Roberto Baggio di Piala Dunia USA'94, namun Hakimi mampu menjalankan tugasnya dengan baik tanpa grogi plus tendangan panenka menjadi penentu Maroko ke babak 8 besar.
Juga penampilan Yasin 'Bono' Bounou, kiper yang bermain di klub Sevilla, Spanyol ini berhasil menepis Sarabia dan Busquets, plus tembakan Soler yang membentur tiang. Sementara Sabiri dan ZIyech mencetau dua gol awal Maroko, sayangnya Benoun gagal. Keberhasilan Bono ini mencatatkan namanya jadi kiper asal Afrika pertama dan satu-satunya yang mampu menepis dua tendangan dalam satu laga adu penalti Piala Dunia. Tak heran apabila Bono ini terpilih menjadi penampil terbaik alias man of the match laga Maroko vs Spanyol.
Akhirnya, kita diajarkan bahwa menghormati dan meminta restu Ibu sangat besar manfaatnya, bahkan dengan membawa Ibu saat pertandingan penting, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan mujizat nyata...selamat para Singa Atlas....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI