Apakah benar, Kurikulum Merdeka mengembalikan ruh Pancasila sebagai jati diri bangsa kepada generasi muda Indonesia sekarang?Â
Mengapa Kurikulum Merdeka harus diterapkan, padahal Kurikulum 2013 masih dalam proses penerapan dan kemunculan Kurikulum Darurat sebagai wujud penyederhanaan Kurikulum 2013 hadapi akibat pagebluk Covid-19 yang mengharuskan segala kegiatan dilaksanakan dari rumah saja? Apakah benar stigma ganti menteri ganti kurikulum masih terjadi hingga saat ini?
Pertanyaan tersebut menyelimuti pemikiran sebahagian guru yang belum mendapatkan pencerahan sepenuhnya akan penerapan Kurikulum Merdeka yang telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan atas keputusan sebelumnya di Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Pagebluk Covid-19 jadi momentum terbaik bagi Mas Mentri untuk mengubah paradigma guru dalam mengajar dan cara siswa dalam belajar, dimulai dari perubahan kurikulum yang menjadi landasan utama bagi pendidik dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan seperti yang digariskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Era revolusi industri 4.0 menitikberatkan pemanfaatan internet dan smartphone telah usai, kita sekarang menuju era industri 5.0 dengan Artificial Intelligence alias kecerdasan buatan yang jadi pendorong utama hadirnya teknologi-teknologi baru seperti big data, chatbot, mobil swakemudi, robotika, Internet of Things (IOT), hingga sekarang kita mengenal dunia metaverse, seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat membuat dan menjelajah dunia virtual dengan pengguna internet lainnya yang tidak ada pada ruang fisik yang sama, seperti pergi ke konser virtual, perjalanan online, mencoba pakaian virtual, dan sebagainya.
Merdeka Mengajar Wujudkan Profil Pelajar Pancasila
Lantas apa hubungan implementasi Kurikulum Merdeka dengan kemunculan Kecerdasan Buatan? Sangat berhubungan erat, akibat pagebluk Covid-19, pemanfaatan IT dalam pembelajaran jadi suatu penegasan.Â
Distance learning atau pembelajaran jarak jauh lebih efektif ketika guru dan murid memanfaatkan model pembelajaran blended learning, kegiatan pembelajaran mengkombinasikan strategi sinkronus dan asinkronus dalam rangka pencapaian pembelajaran yang berkualitas dan bermakna baik secara offline maupun online.